Share

Pergi, aku takut manusia!

Semuanya terasa sangat melelahkan, sejak tadi Isaac hanya duduk lesu di depan gorong-gorong. Tangannya membawa sebatang ranting kayu sembari menggoresnya tidak beraturan ke tanah. Bosan, Isaac menunggu temannya dari tadi. Jika sampai sore hari Gwen masih belum sampai di sini, bisa dipastikan dirinya sedang mendapat masalah dalam perjalanan. Semoga saja Gwen cepat sampai dan bisa tinggal bersama, bergabung dengan Isaac dan anggota troll lainnya di sini.

"Isaac ...," panggilan lirih dari seseorang. Isaac menoleh mencari sumber suaranya.

Matanya menyapu pandang, tidak ada siapapun di sekitar sini. Hanya daun gugur dan derai air gorong-gorong yang cukup deras membuat irama tersendiri bagi telinga panjang dengan ujung runcing milik Isaac.

"Isaac ..."

Merinding, suara siapa itu? Walaupun Isaac sudah mencoba mencarinya namun tidak mendapati darimana suara itu berasal. Sepertinya ada hantu yang sedang jahil ingin bermain petak umpet dengannya.

"Isaac, gimana penyamaranku, keren bangetkan!" cerocos Gwen, tiba-tiba saja sudah berdiri tegak di belakang Isaac.

Hal tersebut membuat Isaac benar-benar terkejut sampai terjungkal ke belakang. Isaac memandangi Gwen dari ujung kepala sampai ujung kaki, kenapa temannya itu mengenakan baju dari bangkai kumbang badak yang sudah kering. Apa dia tidak merasa gatal?

"Kenapa pakai bawa kumbang segala, Gwen?"

"Biar aman, kalau nggak kamuflase kayak gini bisa-bisa aku nanti jadi bahan koleksi manusia kalau ketangkap, hiii serem," jelas Gwen, pria itu mulai mencopoti kulit keras kumbang dari badannya.

Dasar Gwen, selalu ada saja idenya. Isaac membantu Gwen melepaskan kostum anehnya tersebut. Setelahnya mereka masuk ke dalam rumah gorong-gorong dan menemui troll lainnya. Gwen terlihat sangat lelah, mungki itu sebabnya dia menjadi lesu dan kehilangan gairah semangatnya.

"Ngomong-ngomong kulitmu jadi lebih kuning Gwen, apa kamu makan daun gugur selama persediaan makanan menipis?" tanya Isaac saat menyadari perubahan warna kulit milik Gwen.

"Nggak Saac, aku makan kotoran manusia. Terpaksa tapi rasanya lumayan, sedikit lumer ditambah gurih dan wangi khas dan cita rasa tersendiri yang unik. Apalagi kalau kotoran dari manusia dengan makanan berkelas, rasa kotorannya lebih enak!" 

Isaac mengerutkan kening, alisnya hampir menyatu. Ia merasa sedikit jijik saat Gwen menjelaskan alasannya, meskipun dirinya tak begitu yakin dengan kebenaran ucapan Gwen. Troll memang terkenal suka aktivitas kotor namun bukan berarti memakan kotoran itu adalah hal yang lumrah dilakukan para troll, begitupun bagi Isaac yang sangat peduli dengan kebersihan hal seperti ini sangat berbeda untuknya.

Hidung Isaac gatal, gawat sebentar lagi dirinya akan bersin. Isaac harus segera keluar dari gorong-gorong meninggalkan Gwen yang baru saja datang. Jika tidak rahasianya akan terbongkar.

"Gwen makan yang banyak ya, aku keluar sebentar!" Isaac berlari keluar rumah. Gwen memandangi Isaac sampai bayangan pria itu menghilang dari pandangan matanya.

Cepat. Isaac harus segera mungkin menjauh dari gorong-gorong. Hidungnya sudah terasa sangat gatal, ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

Hatchuuu!

Isaac bersin dengan keras, suaranya menggema begitu keras. Bagi Gwen yang berukuran kecil, suara bersin Isaac mampu membuat ruang makan sedikit bergetar, tapi mungkin getarannya tidak terasa saat Gwen sedang fokus makan dengan lahapnya.

"Suara apa itu? Ah paling juga kentut, tapi kenapa keras sekali?" pikir Gwen mengehentikan makannya sebentar. "Mungkin pemiliknya lagi sembelit," tawa Gwen, lantas melanjutkan aktivitas makannya.

***

Tentu saja, Isaac berubah wujud menjadi manusia dalam sekali bersin. Kulitnya yang kuning seperti nanas muda berubah sedikit menjadi kuning mentah semu putih, hanya rambut hitam lebatnya yang masih sama.

Isaac duduk termenung diantara dedaunan, jika sudah seperti ini yang bisa Isaac lakukan hanya menunggu sampai ia bersin lagi, lalu wujudnya akan berubah kembali menjadi troll. Daun-daun jatuh berguguran dari atas pohon, pemandangan yang selalu Isaac saksikan saat menunggu bersinnya kembali datang. Entah sudah berapa lama dia duduk di sini, pasti Gwen tengah suntuk menunggunya di rumah.

"Sudah terlalu sore, kenapa aku nggak bersin lagi ya?" Isaac kebingungan, biasanya ia akan bersin setelah 1 sampai 2 jam menunggu, tapi kali ini terasa lama sekali.

Isaac mencoba menggelitiki hidungnya, tujuannya supaya gatal kemudian dia akan berubah wujud menjadi troll lagi.

"Hihi, geli," Isaac tertawa ringan saat jarinya menyelipkan daun kecil masuk sampai setengah rongga hidung.

Tidak berhasil, Isaac masih belum bisa bersin. Sepertinya ada yang salah dengan hidung mancung miliknya. Suara daun terinjak, bergemeresik. Ada yang datang mendekat, detak jantung Isaac memburu, siapa yang ada di sini selain dirinya. Isaac menekuk lutut lalu memeluk kakinya sebagai model perlindungan diri, dia diam dan menutup mata tak berani melihat ataupun memastikan siapa yang datang.

Tuk-tuk!

Ada sesuatu yang mengetuk di dahi Isaac, pria itu membuka matanya pelan. Ia benar-benar gugup dengan sesuatu yang berada di depannya. Isaac terkejut, dia mundur beberapa langkah. Tepat di depannya seorang gadis berjongkok, menatap Isaac tajam. Bibir gadis itu bergerak, mengukir senyum manis pada Isaac. Sementara Isaac sendiri masih berperang melawan rasa takutnya, baru pertama kali Isaac berhadapan langsung dengan manusia, apalagi dengan jarak sedekat ini.

"Aku Chelsea," ucapnya sembari menyodorkan tangan, gadis manis itu berusaha menggapai tangan Isaac, tapi Isaac justru semakin ketakutan dan mundur perlahan.

"Kamu siapa?" tanya Chelsea lagi. Isaac masih tidak menggubris sama sekali dan hanya diam menahan diri, matanya menyimpan ketakutan yang teramat dalam.

Chelsea mendekat perlahan ke arah Isaac, dia penasaran kenapa pemuda ini terlihat sangat aneh. Chelsea kesulitan melihat wajah Isaac karena rambut hitamnya mengembang sampai menutupi seluruh telinga dan sebagian wajah pria tersebut. Semakin mendekat, jarak Chelsea dan Isaac sekarang kurang dari 1 meter. Tangan Isaac gemetar hebat ia mencengkram daun kering di sekitarnya, dirinya benar-benar dilanda rasa takut luas biasa.

Isaac mencengkram daun gugur, semakin kuat, dia menggenggamnya beberapa di dalam tangan, meremasnya dengan rasa takut. Saat Chelsea mencoba mendekat lagi, menipiskan jarak antara keduanya, Isaac dengan spontan melemparkan daun-daun tersebut ke arah Chelsea, hal tersebut membuat Isaac memiliki kesempatan untuk kabur dari sini. Isaac bangkit, ia berlari dan menjauh dari Chelsea. Sementara gadis itu yang terkejut sampai kehilangan keseimbangannya, dia berdiri mencari ke mana perginya Isaac sekarang.

"Lucu banget," lirih Chelsea.

Isaac berlari semakin jauh, dia harap Chelsea tidak mengikutinya sampai ke sini. Hidung Isaac gatal, syukurlah sebentar lagi dia akan bersin, berubah wujud lalu kembali ke gorong-gorong.

Hatchuuu!

Bersinnya tidak terlalu kuat, mungkin karena tenaga Isaac hampir habis dipakai berlari tadi. Alhasil Isaac tidak terlempar begitu jauh seperti sebelumnya. Sangat melelahkah bagi Isaac, dia harus kembali ke gorong-gorong sekarang juga. Sudah berapa lama dia keluar, Gwen pasti sedang menunggunya sekarang.

Perihal gadis tadi, Isaac akan mengaggapnya mimpi saja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status