Share

Dasar Gwen.

Gwen terlelap dalam tidurnya, sesekali dia juga mendengkur dengan suara pelan, sepertinya Gwen merasa kelelahan karena perjalanannya menuju gorong-gorong Isaac berjarak lumayan jauh.

Kondisi rumah terlihat sangat berantakan, seperti kapal pecah dan terombang ambing di lautan. Dasar Gwen baru saja ditinggal setengah hari sudah membuat Isaac kewalahan sebab harus membereskan kekacauan karena ulahnya. Isaac mulai membereskan dari sisa makanan Gwen tadi siang, jorok sekali. Gwen bahkan tidak meletakkan alas bekas makannya ke tempat cuci piring. 

"Dasar Gwen pemalas!" cibir Isaac sembari membereskan sisa makanan di meja.

Lagi-lagi Isaac diberi kejutan yang tak terduga, bagaimana bisa kamar mandinya yang semula bersih kini hancur dan bertumpukan sampah, ditambah banyak lumpur berserakan di setiap sisi. Bahkan pipa sedotan stainless bekas yang Isaac dapatkan dari penyaring gorong-gorong sekarang roboh dari tempatnya. Kamar mandi Isaac jadi becek sekali, setelah lelah dikejar manusia tadi, lalu membereskan sisa makanan dari Gwen, kali ini Isaac juga harus menjadi teknisi perpipaan agar saluran air gratisnya kembali normal.

"Gwen tolol!"

Tidak salah jika Isaac kesal dengan Gwen sekarang, seharusnya Gwen bersikap dewasa dan tidak menyusahkan Isaac. Tapi kenyataannya, Isaac malah ditambah repot saat Gwen datang ke sini. Semuanya sudah selesai, rasanya lelah sekali mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Isaac merebahkan tubuhnya di atas kasur dari tumpukan busa bekas cuci piring, ini lumayan empuk.

Besok dia harus bangun pagi, ada pasar lelang troll yang digelar setiap minggunya, Isaac bisa mendapatkan barang yang dia butuhkan dengan menukar barang yang dia miliki saat ini. Biasanya Isaac menukarkan lampu kelap-kelip yang ia dapatkan dari tempat sampah di toko lampu seberang jalan, para troll sangat menyukai cahaya remang, apalagi seperti bintang di dalam rumah, mereka pasti berebut karena ingin memilikinya.

***

"Gwen bangun, ada pasar lelang di seberang, Gwen mau ikut aku nggak?" Isaac mencoba membangunkan Gwen yang masih tertidur pulas. Sejak pagi Isaac sangat antusias datang ke sana.

Tadi malam Isaac tidak bisa tidur nyenyak, pertama karena suara dengkuran Gwen yang mengganggunya, lalu ditambah lagi Gwen yang tidur menghabiskan semua sisi, Isaac bahkan tidak bisa mendapatkan sedikit tempat di busanya yang empuk karena Gwen menguasai semuanya.

"Gwen, ayo bangun." Isaac menggoyangkan tubuh gempal Gwen, berharap agar si pemalas ini cepat sadar dari mimpinya.

"Apa, Isaac. Ini masih pagi, aku ngantuk banget!" Gwen menepis tangan Isaac yang mencoba menariknya menjauh dari kasur, dia memperbaiki posisinya lagi, lalu kembali memejamkan mata.

"Aku mau ngajak Gwen pergi ke pasar lelang, ayo cepat bangun!" pinta Isaac. Tangannya masih berusaha membangunkan Gwen.

"Nggak mau, aku ngantuk Saac!"

"Ayo Gwen, kamu belum pernah ke sana. Ayo bangun dulu. Aku berani jamin setelah sampai sana Gwen nanti nggak bakalan mau pulang." Isaac masih belum menyerah, dia menggoyangkan tubuh Gwen, semakin kuat.

"Kalau bisa yang lain kenapa harus aku?" 

Isaac berhenti mencoba membangunkan si pemalas ini, semuanya akan sia-sia dan menghabiskan waktunya saja, dasar Gwen pemalas.

Sepertinya Minggu ini Isaac akan pergi ke pasar lelang sendiri lagi, padahal jika Gwen ikut pasti akan terasa sangat menyenangkan. Dirinya bersiap-siap, Isaac membawa tas besar yang berisi lampu kelap-kelip. Dirinya dapatkan barang tersebut kemarin saat sedang asyik berjalan di pinggir kota. Kondisi mereka masih layak pakai, bisa menyala walau beberapa bohlam kecilnya ada yang mati.

Isaac berjalan meninggalkan gorong-gorong dan Gwen yang masih bermimpi di rumahnya, dia melangkah pelan dan hati-hati, menyelinap di antara sisi sempit yang sekiranya tak terjangkau predator, musuh ataupun manusia. Jujur saja Isaac sangat ketakutan saat bertemu manusia, apalagi kemarin, Itu adalah momet paling menakutkan dalam hidup Isaac. Jika manusia takut saat bertemu dengan hantu, sama halnya dengan Isaac yang juga takut akan manusia.

***

FLASHBACK.

Berjalan di antara tumpukan dedaunan yang berserakan di atas tanah, jutaan pohon rimbun dengan daunnya yang siap gugur, serta terpaan angin sepoi yang membuat suasana tenang.  Isaac kecil sangat senang. Senyum simpul terukir jelas di wajahnya yang merah. 

"Isaac, kalau kamu sudah besar jangan lupa makan tomat. Mama suka lihat kamu yang warnanya merah."

Tentu saja, saat memakan sesuatu warna kulit troll akan berubah menyesuaikan dengan warna makanannya,cara kerjanya hampir sama dengan kamuflase yang terjadi pada seekor bunglon. Apalagi jika makan dalam jumlah banyak, warna kulitnya akan semakin terang juga.

Isaac tertawa lepas bermain bersama Mamanya. Perut Isaac sudah kenyang, dia puas dengan suapan Mama, sepertinya sekarang Isaac harus buang air kecil.

"Atu mau pipis," ucap Isaac masih gagu, troll kecil seperti dirinya baru saja belajar berjalan dan berbicara. Lucu sekali.

Isaac melangkah pelan, terhuyung-huyung ke kanan dan kiri. Membuat Mamanya tertawa bahagia memandangi Isaac, anak pertamanya dengan Davidson, Papa Isaac.

Isaac berdiri di samping Gwen, mereka berdua pipis bersama. Sejak kecil Gwen memang sudah berteman akrab dengan Isaac. Mereka terlihat seperti anak kembar yang selalu bersama ke mana saja.

Krek! 

Suara dahan kayu terinjak, patah. Ada manusia yang datang. Mama Gwen menggendong Gwen kecil dan Isaac menjauh. Sementara dari gendongan itu Isaac melihat jelas Mama Isaac dibawa oleh manusia. Mama pergi, sedangkan Isaac hanya bisa membeo memanggil Mamanya dari kejauhan.

"Mamaaa!" jerit pilu Isaac saat dipisahkan dari malaikat pelindungnya. 

Seingatnya, saat itulah terakhir kalinya Isaac bersama Mama, sejak ditangkap manusia Isaac belum pernah bertemu Mamanya lagi. Kini Isaac sendiri sebab Papanya juga sudah pergi jauh sebelum ini, dan sampai sekarangpun belum kembali.

***

Sudah sampai di pasar lelang, suasanya sangat ramai. Minggu ini banyak sekali troll yang datang. Barang-barang yang mereka bawa juga cukup bagus. Isaac berjalan sembari memandangi satu persatu barang-barang yang unik, dia harus memilih dengan jeli, hanya menukar dengan barang yang ia butuhkan saja.

Jika tidak Isaac akan mengamburkan modalnya dengan sia-sia.

Di sana, Isaac melihat ada busa bekas cuci piring yang masih bagus, sepertinya dia akan barter dengan benda itu, jika tidak nanti malam Gwen pasti akan menguasai tempat tidurnya lagi. Isaac mendekat, dia menawarkan lampu kelap-kelip miliknya, seperti dugaan Isaac, pemilik busa itu langsung setuju, tanpa pikir panjang mereka menyelesaikan transaksi dengan mudah dan cepat.

Isaac hanya perlu mengajari cara menyambungkan lampunya ke energi pembangkit agar bisa menyala sepanjang waktu, kerja bagus Isaac. 

Malam ini pasti dirinya bisa tidur dengan nyenyak, karena Gwen sudah punya tempat tidur sendiri, jadi Isaac tidak perlu lagi tidur di lantai seperti kemarin malam. Itu sangat menyiksanya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status