Share

Di Kepung

Kapten Roi kelihatan panik dengan suara ledakan yang terjadi secara bertubi-tubi dimana-mana.

Lalu sekelompok prajurit istana melemparkan ledakan skala kecil ke arah persenjataan milik aliansi prajurit.

Duaaar... Duaaaar...

Senjata milik aliansi mengalami kerusakan, hingga tidak bisa dipakai lagi.

"Lapor, Kapten Roi, satu meriam rusak dan satu senjata panah besar rusak, dan sudah tidak bisa digunakan lagi, kapten." ucap seorang prajurit yang melapor.

"Kemungkinan musuh ini adalah pesuruh istana Rowa. Lindungi persenjataan dan Tahanan Raja Qiou." ucap Kapten Roi.

Seluruh prajurit termasuk para kapten menerima perintah untuk melindungi persenjataan dan Tahanan Raja Qiou.

Para prajurit Istana meledakkan pemukiman prajurit. Beberapa tenda mengalami kerusakan dan terbakar.

Kapten Roi tidak mengetahui musuh dimana, langsung melancarkan serangan untuk membuat bingung prajurit aliansi.

Lalu, Tim Diofu berhasil menyusup ke dalam istana Kerajaan Rowa. Mereka berlari melalui lorong yang panjang.

Sampai di ujung lorong mereka melihat para prajurit berjaga.

"Duuugg.. Duuggg.. Duggg..."

5 prajurit istana yang berdiri langsung di tidurkan oleh para komandan dan 2 prajurit Komando.

Lalu Tim Diofu berlari ke lorong lain. Di ujung lorong mereka melihat aula istana. 10 orang prajurit istana berjaga.

Komandan Sinco, melempar bahan peledak ke arah ujung aula istana.

"Duaaar..."

Ledakan terjadi di aula istana dan para prajurit melihat ledakan itu dan berlari. Tim Diofu langsung menghampiri 10 prajurit istana dan menidurkan prajurit itu dengan cepat.

100 prajurit istana dari berdatangan menghampiri tim Diofu dari semua lorong istana yang terhubung ke aula istana.

Prajurit istana langsung melemparkan panah jarak jauh ke arah tim Diofu.

Tim komando langsung membentuk formasi pelindung untuk menahan serangan prajurit istana Kerajaan Rowa.

Komandan Sinco menyuruh untuk melemparkan ke arah utara aula istana.

Duaaarrr....

Ledakan terjadi mengenai prajurit istana Kerajaan Rowa.

"Mereka Tangguh." ucap Komandan Houri.

Tim Diofu berlari ke arah utara aula istana dan berhasil mengalahkan 29 prajurit istana Kerajaan Rowa.

Mereka pun berlari lagi ke lorong istana Kerajaan Rowa. Tapi mereka dikejar oleh puluhan prajurit di lorong istana.

Sampai diujung lorong, tim Diofu melihat pintu besar istana berlapis emas. Di depan pintu, mereka dikepung oleh ratusan prajurit bersenjata lengkap.

Posisi tim Diofu dalam keadaan terkepung. Namun prajurit Komando membentuk pertahanan untuk melindungi Diofu dan para komandan.

"Posisi kita terkepung, Diofu, sepertinya negosiasi gagal." ucap Komandan Sinco.

Lalu, Tim Roi, berada dalam keadaan kebingungan, karena persenjataan dan tenda mengalami kerusakan dan terbakar.

Prajurit istana Kerajaan Rowa terus melakukan ledakan ke arah aliansi prajurit.

Lalu, Kapten Roi, terus bertahan terhadap serangan yang dilakukan pesuruh istana Kerajaan Rowa.

Kemudian panah api ditembakkan ke arah tenda aliansi prajurit. Beberapa tenda terbakar lagi.

Kapten Roi, terus diam dan tidak melakukan serangan balasan terhadap pesuruh istana Kerajaan Rowa.

Sementara itu, Tim Diofu telah terkepung oleh prajurit istana Kerajaan Rowa. Komandan Sinco melakukan melemparkan seluruh bahan peledak yang dibawa ke arah posisi musuh yang lemah mengepung mereka.

"Duaaaar...

Ledakan besar terjadi diatas pintu besar warna emas. Pintu emas itu langsung roboh dan terjatuh ke lantai. Prajurit istana yang berada di di depan pintu langsung berlari menjauhi pintu emas yang roboh itu.

Setelah pintu rusak dan telah terbuka, Komandan Sinco menyuruh tim Diofu pergi masuk ke dalam ruangan itu.

Tim Diofu dan prajurit komando pergi dengan cepat. Komandan Sinco sendiri langsung menahan serangan prajurit istana.

Tinggg....

"Komandan Sinco." ucap Diofu.

"Lari, temui Raja Gouci. Aku akan menahan mereka." ucap Komandan Sinco menahan serangan pedang seorang prajurit istana Kerajaan Rowa.

Lalu setelah mereka berlari ke dalam meninggalkan komandan Sinco. Mereka melihat sekelompok prajurit istana dalam jumlah banyak telah mengepung mereka dengan persenjataan lengkap di ruang tahta Raja Gouci.

Prajurit komando langsung membentuk formasi perlindungan melingkar.

"Berhenti, kami ingin bertemu Raja kalian. Kami ingin negosiasi."

Prajurit istana Kerajaan Rowa diam saja dan tidak merespon Komandan Johen.

Sementara itu, Kapten Roi terkejut para prajurit istana Kerajaan Rowa dalam jumlah banyak berdatangan dengan membawa senjata lengkap mengepung tenda aliansi.

Kapten Roi, terkejut dengan kedatangan para prajurit mengepung mereka. Seluruh prajurit bersiap bertempur dengan posisi mereka, hanya menunggu perintah penyerangan.

Para kapten spesialis senjata berdiri berdekatan dengan, Kapten Roi.

"Bagaimana, Kapten apa kita menyerang saja." ucap seorang kapten petarung jarak dekat Kerajaan Souling.

Kapten Roi berdiri terdiam melihat jubah prajurit yang berbeda dan rompi yang berbeda dilengkapi senjata yang lebih maju dan banyak.

Salah satu prajurit berdiri dihadapan Kapten Roi, seolah menantang, Kapten Roi dan aliansi prajurit.

"Semua prajurit Kerajaan Rowa, kalian dipanggil, Raja Gouci sekarang." ucap seorang prajurit istana.

Kapten Roi, langsung mengarahkan serangan kepada seorang prajurit dengan pedangnya.

"Tinggg...."

Seorang prajurit istana menahan serangan, Kapten Roi dengan kekuatan penuh.

"Tinggg... Tingg... Tingg.... Duuug....

Kapten Roi, terjatuh akibat tendangan kaki mengenai wajah seorang prajurit istana Kerajaan Rowa.

Sementara itu, Komandan Sinco telah tertangkap oleh prajurit istana Kerajaan Rowa.

Komandan Sinco langsung berlari ke dalam menemui tim Diofu. Ternyata dia terkejut melihat banyak prajurit mengepung mereka.

"Apa, jumlah prajurit mereka ada sebanyak ini." ucap Komandan Sinco.

Komandan Sinco langsung bergabung dengan tim Diofu.

Tak lama, puluhan prajurit dari pintu emas yang roboh masuk menambah jumlah mereka untuk mengepung tim Diofu.

Komandan Sinco melihat prajurit tim Diofu membuat formasi pelindung.

Komandan Sinco kehabisan bom peledak sementara Raja Gouci tidak nampak padahal mereka sudah di dalam ruang tahta Kerajaan Rowa.

Melihat keadaan ini, Komandan Sinco langsung mengeluarkan senjata panah api untuk ditembakkan pada prajurit Istana Kerajaan Rowa.

Tingg.... Tinggg....

Panah api berhasil ditangkis dengan Perisai pelindung. Lalu prajurit melemparkan rantai ke arah tubuh Komandan Sinco.

Dia menebas lemparan rantai itu satu demi satu.

Ting.... Tingg.....

"Dimana Raja Gouci!" Teriak Komandan Sinco.

Mereka tidak menjawab pertanyaan komandan Sinco.

Lalu, Raja Gouci sedang menikmati minuman kesukaan dikejutkan dengan laporan dari salah satu prajurit istana.

"Lapor Raja, prajurit dari aliansi Kerajaan telah terkepung. Lalu penyusup telah terkepung di ruang tahta, raja."

"Baik, prajurit Kerajaan Rowa dikembalikan ke istana. Lalu Komandan Sinco suruh hadap saya. Lalu penyusup tahan mereka di ruang tahta."

"Baik."

Lalu Raja berjalan ke dalam ruang tahta ditemani prajurit istana untuk duduk.

"Kalian semua hentikan serangan, mereka telah terkepung."

Seluruh prajurit istana kerajaan Rowa berhenti menyerang dan mereka berbaris mengelilinginya.

Begitu juga tim Diofu berdiri menghadap raja Gouci yang sedang duduk di ruang tahta.

"Komandan Sinco, apa tugas kamu." ucap Raja Gouci."

"Menyerang Kerajaan Souling."

"Komandan Sinco, anda ditahan atas tindakan kamu menentang raja." ucap Raja Gouci.

"Saya Diofu, ingin Negosiasi dengan anda."

"Siapa kamu?" ucap Raja Gouci.

"Anak Raja Souling."

"Hah. Negosiasi. Untuk apa?"

"Apa tujuan kamu menyerang kami." Tanya Diofu.

Raja Gouci diam dan menatap Diofu. Lalu Raja Gouci memberikan perintah menahan tim Diofu.

Para komandan berlari ke arah Raja Gouci untuk menebas Raja Gouci dengan pedangnya.

Para prajurit istana menahan serangan para komandan dengan cepat.

Diofu diam melihat Raja Gouci tidak ingin negosiasi. Melihat situasi ini, Diofu memerintah tim Diofu menyerang raja.

"Serang Raja! ucap Diofu.

Haaaaaaaaaa.....

Prajurit Diofu yang berusaha menyusup ke dalam istana, dikalahkan oleh prajurit istana Kerajaan Rowa.

Diofu hanya berdiri melihat para prajurit tergeletak di tanah telah dikalahkan oleh prajurit istana Kerajaan Rowa.

"Raja Gouci, anda tidak ingin negosiasi dengan saya." ucap Diofu.

Raja Gouci diam melihat Diofu dengan berdiri dengan wajah marah, menantang Diofu.

Diofu melihat Raja Gouci, lalu tak lama Komandan Johen dan Komandan Houri memegang Raja Gouci.

"Apa yang kamu lakukan" ucap Raja Gouci.

"Diam Raja. Semua prajurit Kerajaan Rowa letakkan senjata kalian atau raja Gouci akan kami tebas."

"Para prajurit istana Kerajaan Rowa dengan senjata lengkap diam melihat Raja Gouci disandera Komandan Johen dan Komandan Houri."

Diofu berlari ke arah Raja Gouci melewati kepungan prajurit istana Kerajaan Rowa.

"Keluar kalian. Tinggal senjata kalian disini dan bawa diri kalian meninggalkan kami di disini." ucap Komandan Johen.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status