Share

Penyusupan

"Hanya ini strategi yang dapat dilancarkan Para Kapten." ucap Komandan Sinco.

"Tapi ini terlalu berbahaya bagi prajurit Kerajaan masing-masing Komandan. Pertimbangankan kembali strategimu!" ucap Kapten Roi.

"Dengar para kapten, saya mengerti pendapatmu, tapi tujuan ini adalah negosiasi." ucap Diofu berdiri melerai perdebatan Kapten Roi dan Komandan Sinco.

"Hari ini kita akan bertempur." ucap Komandan Sinco.

"Apa sebaiknya pertempuran dapat dilakukan malam hari saja Komandan Sinco." Tanya Komandan Johen.

"Karena surat bantuan dari Raja Qiou telah dikirim ke Kerajaan Rowa. Kemungkinan Bantuan akan tiba dalam waktu cepat."

Kemudian para kapten dari masing-masing kerajaan tidak bersemangat karena informasi kekuatan Pertahanan dan penyerangan militer istana Kerajaan Rowa tidak diketahui oleh Komandan Sinco.

Diofu melihat para kapten tidak bersemangat untuk melakukan penyerbuan terhadap istana Kerajaan Rowa.

"Komandan Sinco, sebaiknya menggunakan cara saya." ucap Diofu memberitahu strategi miliknya untuk menyakinkan para kapten untuk bersemangat bertempur.

"Baik, Diofu kalau itu mau kamu." ucap Komandan Sinco.

"Para Kapten, dari seluruh kesatuan masing-masing kerajaan. Kita tidak tahu kekuatan militer istana seberapa kuat. Untuk itu kita akan melakukan penyusupan untuk dan penyerangan jarak jauh." ucap Diofu kepada seluruh kapten.

"Penyusupan dan penyerangan jarak jauh apa yang dimaksud, Diofu." Tanya Kapten Roi.

"Saya dan puluhan prajurit terlatih akan menyusup ke dalam istana Kerajaan Rowa untuk bertemu Raja. Lalu para kapten akan melakukan penyerangan jarak jauh jika kami ketahuan." ucap Diofu menjelaskan strategi menyusup ke Istana Kerajaan Rowa.

"Lalu tim penyerangan jarak jauh harus berbuat apa." Tanya Kapten Roi.

"Untuk tim penyerangan jarak jauh melakukan tembakan menggunakan meriam jarak jauh skala ledak besar dan panah api dan non api ke arah pintu depan istana Kerajaan Rowa." ucap Diofu, menjawab pertanyaan Kapten Roi.

"Tapi disana terdapat banyak penduduk, Diofu jika kita meledakkan pintu masuk Kerajaan Rowa." ucap Komandan Sinco.

"Apa?" ucap, Diofu.

"Tim penyerangan jarak jauh tidak perlu meledakkan pintu samping Kerajaan Rowa." ucap, Komandan Sinco.

"Strategi menyusup cukup untuk bertemu Raja." ucap Komandan Sinco.

"Komandan Sinco, sebaiknya kita bentuk Tim agar saja karena informasi militer istana Kerajaan Rowa tidak diketahui." ucap Komandan Johen.

"Jelaskan, Komandan Johen. ucap, Diofu.

"Tim penyusup adalah, para Komandan dan 200 prajurit Komando terlatih khusus terdiri dari 100 petarung jarak dekat. 50 petarung jarak jauh dan 50 prajurit khusus pertahanan." ucap Komandan Johen.

"Wah, Komandan Johen, itu ide bagus mengingat jumlah kekuatan militer prajurit istana belum diketahui." ucap, Diofu.

"Unit para prajurit kita sebanyak ini, jika semua Komandan menyusup ke istana." Tanya Komandan Sinco.

"Kapten Roi memberikan Komando kepada seluruh prajurit, selama para komandan ikut menyusup bersama Diofu." ucap, Komandan Johen.

"Baik, Kapten Roi, saya bersedia memimpin seluruh prajurit selama anda menyusup." ucap Kapten Roi.

"Baik, kita akan menyusup sekarang, siapkan prajurit." ucap Diofu.

"Baik." ucap seluruh kapten dan komandan.

Hari ini Tim Diofu menyusup ke dalam istana sebagai penduduk biasa bersama dua ratus prajurit yang telah diberikan perintah untuk saling melindungi.

Diofu tidak memiliki kemampuan bertarung berani menyusup untuk bertemu Raja Gouci dari Kerajaan Rowa yang tidak diketahui informasi kekuatan militer Istana.

Karena prajurit istana Kerajaan Rowa dibawah perintah oleh Raja Gouci. Komandan Sinco sebagai Komandan Tertinggi Prajurit Kerajaan Rowa hanya sebatas prajurit tempur.

Kemungkinan besar lawan tarung Tim Diofu menyusup ke dalam Istana Kerajaan Rowa akan diketahui oleh prajurit Istana Kerajaan Rowa.

Diofu berjalan santai melihat pasar Kerajaan Rowa, karena begitu memasuki pintu Kerajaan Rowa langsung pasar yang ramai sekali.

Tidak ada penjagaan istana disana-sini, hanya penduduk biasa sedang belanja.

Diofu melihat ada warung makan, dia mengajak para komandan untuk singgah sana untuk makan.

"Hey, hentikan, Diofu kita menyusup, bukan makan." ucap Komandan Sinco.

"Santai saja Komandan Sinco, jangan terlalu kaku. Nanti kita ketahuan." ucap Diofu.

Sambil makan para komandan menikmati sarapan paginya. Sementara para prajurit yang menyusup tampak menyebarkan diri ke sekitar Kerajaan agar tidak ketahuan.

Sementara itu Tim Kapten Roi berada di hutan cukup jauh dari Kerajaan Rowa untuk bersembunyi.

"Wah, enak sekali makanan ini, tempat ini menyenangkan." ucap Diofu.

"Kamu menyukai makanan ini, Diofu." ucap Komandan Johen.

"Ya, saya sangat menyukai makanan ini, Johen." ucap Diofu.

Diofu dan para komandan meninggalkan kedai restoran. Diofu berjalan santai melihat di dalam Kerajaan Rowa terdapat patung monumen dan aneka hiburan yang cukup menarik.

"Wah, tempat ini menarik sekali ya." ucap, Diofu santai melihat isi Kerajaan Rowa.

Tapi sebelum itu dua prajurit istana sebagai penduduk biasa mematai Diofu dan para komandannya.

"Kita tidak pernah melihat orang itu." ucap seorang prajurit pengintai.

"Sebaiknya kita ikuti saja dia." ucap satu orang prajurit pengintai istana Kerajaan Rowa.

Lalu prajurit istana Kerajaan Rowa dalam jumlah banyak berbaris. Karena Raja Gouci memberikan perintah untuk menarik prajurit Kerajaan Rowa yang berada diperbatasan Kerajaan Sow, kembali ke istana termasuk menyelamatkan sang Raja Qiou yang ditahan oleh Kerajaan Souling.

Sementara itu, Tim Diofu melihat pintu istana Kerajaan Rowa dijaga oleh prajurit tapi tidak banyak. Lalu Tim Diofu melihat ada banyak senjata modern milik istana ada dimana-mana.

"Bagaimana cara kita masuk, sementara banyak senjata militer dimana-mana." ucap Komandan Houri.

Para prajurit yang menyebar sebagai penduduk biasa menelusuri celah masuk terlemah penjagaan istana Kerajaan Rowa.

Sementara Tim Diofu di dampingi para komandan menemaninya menelusuri dan menunggu laporan prajuritnya.

Komandan Sinco, menyadari bahwa dua orang prajurit istana Kerajaan Rowa mematai tim Diofu.

Tak lama kemudian satu prajurit kembali melapor kalau ada celah masuk istana.

"Kamu suruh 10 prajuritmu meledakkan Kerajaan Rowa secara acak tanpa melukai penduduk." ucap Komandan Sinco.

"Baik. ucap Seorang prajurit yang melapor.

Duaaar... Duaaar..... Duaarr.... Duaaarrr. Duaaaar..... Duaaaar.... Duaaar.... Duaaaarrr.... Duaaaar..... Duaaaar....

Dua prajurit pengintai tim, Diofu kaget mendengar suara ledakan ada dimana-mana.

Para penduduk yang mendengar suara ledakan, lari ketakutan menyelamatkan diri.

Raja Gouci sedang duduk di tahta aula Kerajaan Rowa, langsung menerima laporan dari para prajurit.

"Lapor Raja, terjadi ledakan di timur Kerajaan, barat dan di pusat kota." ucap seorang prajurit melapor.

"Lapor Raja, tidak ada korban jiwa saat ledakan terjadi." ucap seorang prajurit lain melapor.

"Lapor Raja, seluruh penduduk Kerajaan Rowa telah di evakuasi ke ruangan bawah tanah rumah mereka. Alarm juga sudah dibunyikan. ucap seorang prajurit lain melapor.

"Lapor Raja, semua prajurit istana telah bersiap mencari keberadaan penyusup." ucap seorang prajurit lain lagi melapor.

"Lapor Raja, kami mengintai penduduk baru. Satu orang adalah Komandan Sinco bersama orang tidak dikenal." ucap seorang prajurit pengintai istana Kerajaan Rowa yang melapor.

"Segera cari penyusup itu dan bawa mereka ke dalam ruang tahanan. Lalu tangkap Komandan Sinco orang yang bersamanya." ucap Raja Gouci beri perintah kepada Semua prajurit istana yang melapor.

Lalu tim Diofu berhasil masuk celah istana Kerajaan Rowa, melalui pintu pembuangan air bawah tanah.

Sementara itu, prajurit istana Kerajaan Rowa, berdiri diperbatasan. Tapi tendanya prajurit Kerajaan Rowa sudah tidak ada lagi.

"Mereka sudah tidak ada. Cari mereka disekitar hutan Kerajaan Sow." ucap seorang prajurit istana Kerajaan Rowa.

"Lapor, mereka tidak ada di sekitar hutan Kerajaan Sow."

"Lapor, mereka ada wilayah Kerajaan Rowa cukup jauh dari Kerajaan Rowa." ucap prajurit Istana Kerajaan Rowa.

"Kepung mereka dengan ledakan besar, Sabotase senjatanya, selamatkan Raja Qiou, buat mereka menyerah."

"Baik."

Tim Kapten Roi berhasil membentuk formasi pertahanan dan penyerangan jarak jauh di sekitar tenda Aliansi prajurit.

Lalu sekelompok prajurit meledakkan hutan secara melingkar di area tenda aliansi prajurit.

Duaaar... Duaaar.... Duaaaar.... Duaaaar... Duaaar...

Ledakan besar terjadi dimana-mana secara berulang-ulang. Hal ini membuat semua aliansi prajurit yang berada di tenda, keluar dan bersiap untuk bertempur.

"Waspada semua prajurit." Jangan lakukan tembakan." ucap Kapten Roi berdiri memberikan perintah untuk bertahan kepada seluruh prajurit yang sibuk.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status