Share

18. POV Reza, Melihat tapi Tak Menyentuh

Setelah seharian berdiri menyalami tamu, tibalah saatnya meluruskan badan. Kami sengaja tak mengadakan acara malam, selain karena ribet, juga terlalu banyak memorsir tenaga.

"Istrimu mana?" tanya Oma ketika aku pulang dari masjid shalat Isya.

Mata beliau berkilau menatapku dari atas ke bawa, lalu senyumnya mengembang lebar. Kuyakin rasa bahagia melihat perubahan putranya.

Apa tadi Oma bilang? Istri? Alangkah indah kata itu.

Aku mengangkat kedua tangan tanda tidak tahu, kemudian kaki kembali menuju peraduan. Sejak acara selesai, netra ini tak pernah menangkap sosok gadis yang mendampingiku seharian di pelaminan. Mungkin bersama Caca, sedari tadi mereka seakan seperti prangko.

Ada yang berdenyut saat memasuki ruang pribadiku. Dekorasi yang cantik dengan tempat tidur dipenuhi bunga. Mungkinkah akan seharum bunga berwarna-warni itu rasa ini berbalas?

"Suami istri memang harus ke kamar, Zahrah? Apa kata kerabat yang masih ada sekarang kalau kamu tidur di kamar Caca? Pokoknya kamu harus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status