Share

24. Kenapa Marah?

"Pau!" teriak Mark dari ruang makan.

Tergopoh-gopoh, Paula datang menghampiri tuannya yang baru saja selesai menghabiskan sarapan. "Iya,Tuan?"

"Aku sudah terlambat meeting. Jika Megan keluar dari kamarnya, suruh ia menunggu. Pedro akan menjemputnya."

Paula mengangguk. "Baik, Tuan."

Setelah mempertimbangkan beberapa hal, Mark mengambil keputusan yang dianggapnya paling baik.

Ia tidak mau mengambil resiko Megan kabur lagi jika membiarkan perempuan itu pergi ke kantornya sendiri. Mark juga tidak mau terlambat menghadiri pertemuan pentingnya lantaran harus menunggu Megan.

Terkadang Mark berpikir, siapa sebenarnya bos disini? Ia atau Megan? Mark mengemudikan mobilnya sendiri ke sebuah hotel yang dijadikan tempat pertemuan. Ia batal meminta Pedro untuk mengantarnya karena lelaki itu harus menjemput Megan.

Beberapa hari belakangan ini sikap Megan sudah melunak, hal itu juga yang membuat Mark sedikit bersikap lembut pada perempuan itu.

Tapi tetap saja,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status