Meski pertanyaan ini terkesan cukup kejam bagi Sergio sendiri, dia tetap ingin tahu bagaimana perasaan di hati Hazel.Dia juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menguji batasan Hazel.Kali ini, Hazel tidak langsung menjawab dan memikirkannya terlebih dahulu.Apa dia membenci ciuman itu?Jawabannya adalah tidak!Faktanya, itu adalah pertama kalinya Hazel mencium seseorang.Perasaan ini belum pernah dia rasakan sebelumnya. Meski sudah lebih dari sepuluh menit berlalu, napas Sergio masih terasa tertahan di antara bibir dan giginya.Saat mencium Sergio, pikiran Hazel menjadi kosong dan jantungnya berdebar keras tanpa bisa dikendalikan.Bahkan setiap kali memikirkan adegan itu, wajah Hazel langsung memerah dan jantungnya langsung berdebar kencang.Lagi pula, siapa yang bisa menolak ciuman dari pria yang tenang, dingin dan berwibawa seperti Sergio, yang jadi lepas kendali karena kita?Menyadari apa yang baru saja dia pikirkan, napas Hazel langsung tercekat. Dia menjadi gugup dan napasny
Saat ini, suara dering ponsel yang tiba-tiba langsung memecah suasana ambigu di antara keduanya.Sergio mengerutkan kening, bertanya-tanya siapa yang menelepon selarut ini.Saat dia melihat identitas penelepon, wajahnya langsung berubah muram.Hazel memperhatikan wajah muram Sergio dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Om, siapa yang menelepon? Om nggak mau jawab?"Sergio awalnya tidak ingin menjawab panggilan itu. Namun setelah memikirkannya, dia menekan tombol jawab."Ada apa?"Suaranya yang memang sudah dingin, saat ini seakan diliputi lapisan es, membuat siapa pun yang mendengarnya langsung bergetar.Siapa pun tahu bahwa dia sedang marah.Namun, Irma yang berada di seberang telepon tidak menyadari akan hal ini.Dia panik, menjawab dengan suara gemetar dan sambil menangis, "Gawat, Sergio. Erlina mau bunuh diri!""Terus?"Nada suara Sergio sangat dingin.Suara Irma terdengar mendesak dan dia mengulanginya lagi, "Erlina, Erlina keponakanku! Dia mengiris pergelangan tangannya dan ingin
Namun, tinggal di Keluarga Hardwin bukanlah pilihan jangka panjang.Jadi, Irma mulai membuat beberapa rencana lain.Keponakannya memiliki paras cantik dan kepribadian yang sangat menyenangkan.Dia bisa menikah dan menjadi bagian dari Keluarga Hardwin, kenapa keponakannya tidak?Dia menceritakan rencananya kepada Erlina, yang langsung disetujui tanpa pikir panjang.Erlina pun mengakui kalau dia sebenarnya sudah menyukai Sergio sejak pandangan pertama.Ini merupakan kejutan yang tidak terduga baginya.Jadi, Irma menciptakan berbagai macam peluang bagi Erlina selama beberapa tahun ini.Setiap kali Sergio datang ke kediaman Keluarga Hardwin, Irma akan menghubungi Erlina.Erlina akan mendekati Sergio dengan alasan datang mengunjunginya.Namun sudah bertahun-tahun berlalu, Sergio tetap acuh terlepas dari apa pun yang dilakukan Erlina.Alhasil, semua rencana yang sudah dia susun sia-sia.Dia awalnya mengira rencananya ini tidak akan ketahuan karena dia sudah melakukannya dengan sangat sembuny
Hazel memandang Sergio, lalu bertanya, "Om, apa nggak apa-apa kalau nggak pergi ke sana?"Meski tak suka dengan nada bicara Irma, Hazel tidak menaruh dendam pada Erlina.Bagaimana jika Erlina benar-benar bersikap macam-macam dan terjadi masalah besar?Sergio membuang ponselnya ke samping, lalu memandang Hazel dengan tenang. "Hazel, apa kamu mau aku pergi ke sana?"Hazel memikirkannya baik-baik. Jika Sergio pergi ke sana, apa dia benar-benar bisa bersikap tidak peduli?Yang mengejutkannya, jawabannya adalah tidak!Mungkin di dunia ini tidak ada istri yang rela membiarkan suaminya bertemu wanita lain di tengah malam, bukan?Di bawah tatapan Sergio, Hazel mengutarakan pikirannya.Setelah selesai berbicara, Sergio terdiam cukup lama tanpa berbicara.Hazel pikir Sergio akan menganggapnya tidak bisa berlapang dada. Jadi, dia mencoba mengamati ekspresi Sergio dengan hati-hati.Begitu Hazel mendongak, dia melihat senyuman tipis di wajah Sergio. Pria itu tampak dalam suasana hati yang sangat ba
Entah seberapa keras Hazel berusaha, bayangan dan gambaran keduanya yang berciuman di kamar mandi tetap tidak mau menyingkir dari pikirannya.Dia mengganti posisi tidur beberapa kali, tetapi tetap tidak bisa tidur.Hingga terdengar suara berat dari samping. "Nggak bisa tidur?"Tubuh Hazel menegang, tiba-tiba tidak berani bergerak. Dia menahan napas dengan gugup dan menjawab dengan deheman pelan."Hmm."Di kamar yang gelap, Sergio membuka matanya dan menoleh untuk melihat ke arah Hazel.Penglihatannya telah beradaptasi dengan kegelapan, samar-samar bisa melihat sosok Hazel yang berbaring di bawah selimut melalui cahaya bulan yang menembus tirai.Dia berpikir sejenak, lalu perlahan mendekat dan memeluk tubuh Hazel yang terbungkus selimut.Hazel dikejutkan oleh gerakan tiba-tiba itu dan tubuhnya semakin menegang."Om!""Hmm. Nggak usah takut. Aku nggak akan melakukan hal lain selain memelukmu." Sergio menenangkannya dengan suara pelan.Hazel awalnya memunggungi Sergio. Namun setelah mende
Sergio terkejut. Setelah memahami maksud perkataan Hazel, dia tertawa terbahak-bahak.Dia berbaring malas di tempat tidur, bahkan dadanya naik turun karena tawa. Jelas sekali kalau dia dalam suasana hati yang bahagia.Hazel tidak tahu apa yang ditertawakannya, tetapi pipinya makin panas tak terkendali.Dia menatap tajam ke arah Sergio dengan kesal! Bukannya pria ini yang mengatakannya sendiri!Sergio berhenti tertawa, lalu menarik Hazel ke dalam pelukannya.Hazel tanpa sadar ingin meronta, tetapi mendengar suara dalam dan serak Sergio dari atas kepalanya, "Kamu bisa mengartikan kalau aku ingin menjalin hubungan pacaran seperti pasangan normal di luar sana. Lagi pula, kita menikah terlalu tergesa-gesa dan aku ingin memberimu cukup waktu. Aku ingin beradaptasi dan menebus apa yang telah aku lewatkan tanpa meninggalkan penyesalan."Setelah jeda, Sergio melanjutkan dengan tegas, "Tentu saja, kalau kamu ingin melangkah lebih jauh denganku, aku pun nggak masalah."Hazel mengangkat kepalanya
Sebenarnya, Irma punya keinginan menyerah untuk menikahkan Sergio dan Erlina.Sifat Sergio jauh lebih keras dibandingkan siapa pun yang pernah Irma kenal. Kalau suka dia akan bilang suka. Kalau tidak, dipaksa seperti apa pun tidak akan ada yang bisa mengubahnya.Jadi, entah sekeras apa Erlina berusaha, semua itu tidak ada gunanya.Namun, Erlina tidak memiliki pemikiran yang sama dengannya.Dengan keras kepalanya dia mengira kalau kemunculan Hazel lah yang merusak semua rencananya.Dalam beberapa tahun ini, dia bukannya tidak pernah punya keinginan untuk menyerah. Dia juga pernah menjalin hubungan dengan pria lain.Namun, dia merasa kalau para pria itu tidak bisa dibandingkan dengan Sergio.Kenyataannya, tentu saja para pria itu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan satu jari Sergio.Di hatinya, Sergio adalah sosok yang sangat sempurna.Bukan hanya memiliki latar belakang keluarga yang bagus, dia juga sangat tampan dan kaya raya. Yang paling penting, dia adalah orang yang bertanggung ja
Mana mungkin Irma bisa menerima semua itu begitu saja?Gigi Irma bergemeletuk saat membayangkan Justin sangat menderita karena Hazel.Dia berharap dia menyisa Hazel demi bisa memuaskan kebenciannya.Namun, kewarasannya masih tersisa dan dia menggeleng. "Aku nggak bisa bantu. Hazel bukan lagi gadis lemah dan tidak dipedulikan seperti dulu. Kalau Sergio sampai tahu, kita pasti akan tamat."Dia tahu kekejaman Sergio lebih baik dari siapa pun.Meskipun terlihat dingin, tetapi Sergio tidak mudah marah.Sekali marah, orang yang menyinggung perasaannya tidak akan pernah berakhir dengan baik.Dia pernah mendengar rumor sebelumnya. Beberapa rekan kerja pernah menyinggung Sergio karena ucapan kasar mereka.Yang terjadi setelah itu, semua perusahaan tempat orang-orang itu bekerja silih berganti mengalami masalah.Dari yang bermasalah karena diam-diam mengurangi bahan proyek atau dilaporkan karena penggelapan pajak.Bukan hanya itu saja. Eksekutif perusahaan lain ditangkap karena diduga menganiaya