Share

3. Secret little rendezvous

“You hit me with words I never heard, come out your mouth. Feeling hopeless, I need focus" -Youth-

°°°

Koridor Roosevelt High school merupakan tempat menyeramkan bagi anak-anak yang ngak di berkahi posisi menguntungkan dalam hierarki Senior high school. Di dalam ruang kelas bahkan guru paling lemah pun bisa mengontrol murid-murid yang tidak suka menuruti peraturan. Sedangkan di Caffetaria, para Security class Dan beberapa guru lain bergilir memonitor kelakuan para siswa. Tetapi, koridor--Saat perpindahan kelas--dipenuhi remaja dengan hormon bergejolak yang ingin sekali melampiaskan energi. Sayangnya, siswa yang berada di lapisan bawah sistem kasta SHS sering kali dijadikan subjek penerima perhatian yang ngak menyenangkan dari remaja-remaja itu, mulai dari di sandung,didorong ke deretan loker, dan 'Tidak sengaja' tersenggol sampai buku-buku mereka jatuh berantakan. Bentuk penyiksaan terburuk di koridor sekolah adalah disiram slushie.

Gaya berpakaian Eleanor Sylvester sama seperti siswi Roosevelt lainya dengan celana Jeans dan Kaus yang di balut Sweater hanya saja, Eleanor juga termasuk anak Klub Seni lukis yang dengan ide kreatif nya merubah kaos Polos Warna Biru langitnya di tambah dengan Paduan warna bertabrakan---Abstrak---yang di lakukan Eleanor dengan Cat Tekstil yang di dapat percuma-cuma dari Kurt yang Ayah nya berkerja di Pabrik Tekstil.

"Penggalangan Dana," kata Eleanor pada Louis yang berdiri di sebelah Eleanor. Louis Bahagia bukan main saat dirinya mendapatkan Denah Loker Junior year nya di awal tahun, Bahagia karena dirinya tak pernah menduga akan Mendapatkan loker yang bersebalahan dengan Eleanor dan bisa mengobrol lebih banyak dengan nya pada jam Awal, saat pergantian jam dan Jam pulang sekaligus berjalan bersama menuju kelas yang di ikuti nya.

  Eleanor melirik buku catatan sejarahnya, tempatnya menuliskan nomor kombinasi loker, lalu memutar kunci. Ia memang susah mengingat nomor itu, terutama pada Senin pagi. "Pasti kita harus menjual kue lagi untuk mengumpulkan Dana. Kalau nggak, kenapa Mr. Payne membawakan croissant dan bilang itu petunjuk?"

"Menurutku, susah sekali membuat Croissant, kecuali kau memakai adonan khusus merek Pillsburry itu." Louis memasukan beberapa buku pelajaran yang di butuhkan kedalam tas Hijau Army nya. Tiba-tiba ia terpikir sebaris lirik bagus untuk lagu yang sedang di buatnya, dan merasa harus mencatatnya sebelum lupa. "Dan,menurutku itu bukan kualitas terbaik."

Eleanor membuka loker. "Sepertinya emosiku belum siap untuk menghadapi penggalangan dana lagi." Di dalam lokernya tertempel foto Boy Band Inggris One Direction dengan formasi lengkap Bersama Zayn Malik, juga sobekan tiket 'On The Road Again Tour' yang di tonton Eleanor bersama Louis saat mereka mengadakan Tour di Seattle musim gugur lalu, kutipan lirik Louis Tomlinson Favoritnya yang ia tulis dengan huruf Kaligrafi cantik di sobekan kertas catatan:

“You and me got a whole lot of history We could be the greatest team that the world has ever seen. Minibars, expensive cars, hotel rooms and new tattoos, good champagne and private planes

But, we don't need anything Cause' the truth is out, I realise that without you here like there's just a lie. Cause This is not the end”

Di bawah benda itu tertempel foto klub Cheerio Di kejuaraan tingkat Wilayah, mereka semua berseri-seri selagi Camilla dan Hailee mengangkat piala emas yang berat itu. Eleanor, meskipun kini lebih percaya diri setelah menyanyi, tetap saja supermalu. Dan membayangkan duduk di belakang meja panjang Caffetaria sambil menawarkan Cupcake seharga satu dollar membuatnya nyari menangis.

Dan Wildest dream Yang pernah dialaminya adalah bahwa Cowok di sebelahnya ini bukanlah Louis Peter Fletcher Melainkan Louis William Tomlinson salah satu anggota dari Boy band sangat dirinya gila-gilai itu, namun terkadang dirinya sering tersenyum sendiri setiap menyebut nama Louis karena dirinya serasa memanggil Louis Tomlinson bukan Louis Fletcher,Cowok yang bertukar nama belakang bersama Shawn Fletcher.

"Yang terakhir itu memang mengerikan." Benak Louis kembali ke musim gugur lalu, saat anggota klub Cheerio duduk menunggu cupcake yang kelihatan nggak menarik selagi murid-murid yang lewat pura-pura ngak melihat mereka. Ia merasa seperti salah satu Pramuniaga di Wallmart yang mencoba membuat pengunjung enggan mencoba Cologne baru. Walaupun klub Cheerio Memiliki Shawn dan Louis yang memiliki tampang lumayan---oh,bahkan lebih dari itu---Karena Shawn pernah di nobatkan sebagai 'Hot Student' dan 'King Dance' tahun lalu di acara pesta Dansa musim semi. Namun tetap saja klub Cheerio Selalu dipandang bawah.

"Kalian perlu memperluas wawasan. Ini bukan soal penggalangan dana konyol." Camilla, membawa setumpuk buku di dada, yang tampak ceria datang bersama Kurt. Setiap orang di Klub Cheerio tahu mereka butuh Rachel---Suaranya benar-benar indah, dan ia tahu lebih banyak tentang seni dan pertunjukan dari yang lainnya. Tapi ia juga orang yang bisa membuat sinting orang-orang di sekelilingnya. Mungkin karena kebiasaan. Buruk Camilla yang selalu menunjukan kelebihannya sambil menunjukan kekurangan orang lain, dan mungkin itu penyebab terbesar mengapa dirinya Broke up dengan Shawn.

"Biar kutebak, kau akan memberitahu kami apa pendapatmu soal itu, Miss wawasan luas." Kurt melihat ke arah Louis dan Eleanor dimana, hatinya tertawa miris melihat Kedua sejoli itu. Namun,dirinya berusaha profesional dengan memilih meladeni Camilla si Miss 'Wawasan Luas'.

"Jelas sekali Mr. Payne hanya menghormati permintaanku berulang-ulang..." Camilla memulai sebelum siswa kelas Dua Belas---Senior---Memakai kaus Basket lewat dan memberikan tatapan Menggoda kepada Camilla,yang Camilla sendiri tak menanggapinya.

"Lebih tepatnya menuntut," sela Louis, memandang ponselnya yang berbunyi Bip. Hailee baru saja mengirimi SMS: Mungkin Mr. Payne ingin menyuruh kita berlatih beberapa gerakan tarian Spanyol Macaréna

Camilla, mengabaikan Louis. "Jelas sekali bahwa Mr. Payne kini siap memenuhi permintaanku agar kita menyanyikan beberapa lagu dari film drama Musikal La La Land," kata Camilla.

Louis dan Eleanor berpandangan. Kurt mendengus sambil berpikir, Camilla memang mirip Pil Multivitamin superbesar susah di cerna saat perutmu kosong. "Menurutku ini soal menjual kue untuk penggalangan Dana," sahut Eleanor sambil menutup Loker.

Camilla menghela napas panjang dan kembali menyusuri koridor menuju kelas. Luar biasa sekali ia bisa mencapai sesuatu dengan semua hal negatif yang mengelilinginya ini. Tapi ia nggak akan membiarkan siapapun menjatuhkan semangatnya, jelas nggak saat ia berhasil menang dari Mr. Payne, yang entah karena alasan aneh apa, sepertinya selalu saja ingin menghancurkan kariernya. Mungkin dia hanya sebal karena Gagal berkarier di Broadway atau bahkan Masuk Industri Musik America dan terpaksa mengajar bahasa Spanyol serta membimbing klub Cheerio Di Kota yang membosankan tempat dia tumbuh dewasa.

Mungkin akhirnya Mr. Payne sadari bahwa membuat Camilla bahagia merupakan satu-satunya cara untuk menjamin kesuksesan klub Cheerio Dan akhirnya menerima salah satu dari 193 saran yang diberikan Camilla sepanjang semester ini. Memang sudah waktunya.

Selama beberapa bulan terakhir ini, sepertinya nggak seorang pun anggota klub Cheerio mau mendengarkan saran Camilla. Itu benar-benar bikin frustasi. Karena sebenarnya hanya Camilla yang sudah tampil di depan orang banyak sejak masih sangat kecil, jadi seharusnya mereka belajar banyak hal darinya.

Selagi berbelok di pojokan koridor dan nyaris tertabrak dua cowok yang saling mengejar sambil membawa tongkat Lacrosse, Camilla melihat tiga gadis yang sudah sangat tak asing baginya. Biasanya Camilla nggak terlalu tertarik pada gadis-gadis itu, tapi kebetulan saja ini Dua dari ketiga cewek yang tadi pagi nggak menghadiri pertemuan darurat klub Cheerio---Britanny Pierce dan Eliza Da Lopez---Syukurlah Salah Satu dari mereka yakni Rachel Miller masih sempat Absen wajah nya yang terlalu banyak terkena Make-Up. Mereka bersandar di depan loker yang terbuka, kelihatan cantik,bahagia dan nggak memedulikan dunia.

Camilla menyipitkan mata. Kenapa loker mereka bisa bersebalahan gitu?. Coach Marquez memang selalu punya cara nggak pantas untuk mendapatkan segala sesuatu. Bukannya Camilla keberatan dengan kehadiran mereka di Klub Cheerio----Tanpa mereka Klub Cheerio nggak punya dua belas anggota yang di perlukan untuk ikut dalam kompetisi tingkat negara bagian. Selain itu, kehadiran anggota dari strata sosial Tertinggi---Walau Shawn,Cameron,Jack dan Louis serta Hailee juga termasuk dari golongan Strata Sosial tertinggi---bisa sedikit menaikan status Klub Cheerio.

Namun, bukan berarti mereka bisa memperlakukan Klub Cheerio seenaknya. Mereka mengabaikan SMS Mr. Payne karena ngak peduli soal klub Cheerio---Kecuali Rachel Dan Celeste Yang masih sempat---Paling nggak begitulah sikap mereka. Jika dua di antara mereka ikut latihan atau terlambat pasti dua nya lagi akan hilang tanpa kabar  atau terlambat, begitu saja terus hingga Patung Liberty di Manhattan berpindah tempat menjadi ke daratan Alaska.

Camilla menyingkir dari anak Audio Vidio yang membawa Monitor televisi super besar dengan troli, Camilla pura-pura tertarik pada kotak display yang dipenuhi lukisan cat air yang Camilla tahu salah satu karya tersebut adalah karya lukisan Eleanor. Kalau berharap Eliza dan Brittany sama peduli dengan dirinya mengenai alasan Mr. Payne mengadakan pertemuan darurat tadi lagi, Camilla bakal kecewa. Dan mungkin saja Peduli Rachel dan Celeste tentang Pertemuan darurat itu hanya sebagai Gimik belaka. "Namanya Mezzo, atau semacam itulah" kata Eliza. Gaya bicaranya memang membuat nya selalu kedengaran bosan. Bahkan saat ia sebenarnya sangat bersemangat. Mungkin karena ia selalu mengunyah permen karet. "Dan itu butik paling keren. Di Mall sejak Express Tutup."

"Kudengar Desainer nya dari Eropa atau mungkin dari Italia" Rachel memandangi bayangan dirinya di cermin yang menempel di bagian dalam loker, mendecakan bibirnya untuk meratakan Lipgloss-nya yang berwarna merah muda mengilap.

Celeste Lynch,mantan ketua Cheerleader Roosevelt High. Melenggang untuk bergabung dengan mereka, Camilla tak habis pikir mengapa Empat cewek yang memang bertubuh tinggi namun dengan Wajah yang di Polesi make-up tebal bisa menjadi anggota Cheerleader Sekolah yang dimana Salah satu Eskul berating tinggi bahkan hampir semua sekolah Di America.

Celeste langsung menimpali percakapan mereka yang nggak penting. "Belanja? Aku selalu siap terapi belanja untuk memperbaiki Mood. Jam sekolah empat jam rasanya terlalu panjang," ujarnya sambil menyampirkan ransel di bahu. "Ayo, juga pergi sepulang sekolah dan mencari baju baru untuk pesta campuran Tim Basket- cheerleader Minggu ini. Aku nggak punya  baju untuk di pakai ke acara itu". Itu tentu saja nggak benar, Celeste punya lemari Walk-in Yang dipenuhi baju keren, gara-gara dulu Mrs. Lynch merasa perlu melakukan kegiatan "Mom and Daughter". Yang biasa diisi dengan kegiatan menjelajahi mall. Tapi namanya cewek seperti Celeste yang selalu haus akan Pakaian.

Camilla beringsut mendekat. Dengan rok kotak-kotak dan Hoodie berwarna Peach dengan tulisan Bordel di tengah nya bertuliskan 'We Are Manchester' yang didapatkan Camilla dari acara Charity untuk Manchester saat salah satu Diva Kesukaannya Ariana Grande mengadakan Concert' di Manchester. Dengan rambut Brown Highlight Camilla yang di ikat high pony tail, Membuat dirinya serasa lebih mirip dengan Ariana Grande.

Apakah mereka benar-benar berencana bolos latihan Cheerio sepulang sekolah dan malah berbelanja? Meskipun Camilla benci mengakuinya, Klub Cheerio Butuh mereka, dan mereka bakal mengecewakan anggota Cheerio lainnya. Lagi. Benar-benar nggak adil.

"Nggak cukup cepat." Brittany menggeleng, "kita harus pergi secepatnya. Di I*******m kulihat barang-barang yang super keren langsung diborong orang-orang."

"Tunggu dulu, jam makan siang adalah saatnya aku mengajak Poodle imajiner ku jalan-jalan di Caffetaria," sela Rachel. Ia memeluk folder bergambar anak kucing yang mengunyah gulungan Benang. "Dia bakal marah kalau aku sampai lupa."

"Kita juga bisa beli Berry smoothies rendah lemak yang enak di food court," tambah Celeste,"itu lebih baik dari makanan penyumbat arteri di caffetaria, dan aku nggak tahan jika sampai muntah lagi hari ini."

"Iih, celeste lagipula sepertinya menu hari ini makanan China,dalam rangka pekan Multikultural." Rachel mengernyitkan hidungnya. "Aku nggak mengerti bagaimana orang-orang China bisa tetap kurus begitu. Makanan mereka kan penuh karbohidrat."

"Ya?" Tanya Celeste sambil menatap Camilla dari atas sampai bawah. Celeste ngak terlalu suka jika berbicara dengan anak Cheerio Di luar ruang paduan suara terutama di gedung sekolah dan masih banyak siswa. Khususnya sekarang, saat ia sendiri ngak yakin akan posisinya dalam kedudukan sosial sekolah. Seharusnya Camilla tahu itu.

Camillaa tersenyum manis dan mengabaikan nada sinis dalam suara Celeste. Saat sudah jadi bintang Broadway atau bahkan Bintang Pop star dunia, ia pasti akan berhadapan dengan kritik pedas, jadi kekejaman anak Cheerleader merupakan masa persiapan terbaik. "Aku nggak sengaja mendengar..."

"Yeah,karena tadi kau jelas-jelas menguping." Britanny bersedekah. "Aku melihatnya mengendap-endap disana penguntit."

"Terserah" Camilla berdehem. "Aku hanya mau bilang bahwa aku nggak akan membiarkan kalian bertiga bolos latihan klub Cheerio Lagi hari ini. Mr. Payne mau mengumumkan hal penting dan dia ingin hadir saat makan siang, seperti yang aku yakin sudah dikatakannya pada kalian dan..." Camilla membalas tatapan sinis Celeste dengan senyuman melecehkan. "Celeste dan Rachel yang tadi pagi ikut pertemuan dadakan seharusnya sudah MEMBERITAHU kalian tentang hal ini dan bukan malah mendukung untung pergi ke Mall dan mengabaikan Klub!!" Camilla menekankan kalimat 'Memberitahu' nya.

"Oh,ya? Lalu apa rencananya untuk menghentikan kami?," Celeste berkacak pinggang, Camilla balas menyeringai menghapus senyum palsu di wajahnya. "Bagaimana kalau aku memberitahu Principal Cowel tentang kebiasaan bolos kalian? Aku yakin dengan senang hati dia akan mengawasi kalian baik-baik selama sisa semester ini, hanya supaya kalian nggak bolos lagi." Camilla nggak pernah keberatan jadi pengadu. Lagi pula, ia memang datang ke kantor Principal Cowel seminggu sekali, baik ada urusan maupun tak ada urusan sama sekali.

Mulut keempat cewek itu langsung menganga, nyaris bersamaan. Celeste menggelapkan tangannya---walau dirinya sama sekali tak berniat untuk melemparkan pukulan ke arah Camilla. Membeberkan kebiasaan bolos mereka akhir-akhir ini tetap saja tidak diinginkan. Dan Celeste sama sekali nggak ragu Camilla bakal meloncat-loncat gembira ke kantor Principal Dan mengadukan mereka.

"Kau nggak akan berani melakukan itu," Eliza akhirnya bicara.

"Lihat saja," kata Camilla dengan rasa percaya diri meningkat. "Aku tahu kalian mengganggap Klub Cheerio nggak penting, terutama Kau Eliza Da lopez Dan Brittany Pierce!!" Camilla menunjuk Eliza dan Brittany dengan telunjuk nya. "Tapi sebagian dari kami menganggap sebaliknya." Camilla berdehem. "Jadi, kalau kalian  bertiga memutuskan untuk menggangal Cheerio penting, mungkin aku nggak perlu memberitahu siapa-siapa soal masalah absensi ini."

Brittany menggeleng-ngeleng. "Nggak mungkin." Camilla mengingatkan Brittany pada sepupu kecilnya yang menjengkelkan, yang selalu mengadu pada orang dewasa setiap kali anak-anak yang lebih besar mengabaikannya. "Sepertinya itu bukan kesepakatan yang bagus."

"Brittany benar." Mata cokelat muda Celeste menyipit. "Kami harus mendapatkan imbalan darimu. Kalau kau mau kami datang pada saat makan siang dan latihan hari ini, dan seterusnya, kau harus membantu menutupi saat kamu memutuskan kami perlu bolos sekolah."

"Apa?" Camilla mengernyit. Mereka pikir mereka siala? "Kenapa aku harus melakukannya?"

"Karena kami bertiga bisa saja berhenti begitu saja dari Cheerio, Dan kau bakal kekurangan orang untuk bertanding di tingkat Regional." Celeste memeluk buku cetak Biologinya. "Dan,menurutku, kamu nggak mau hal itu terjadi."

Dari ekspresi ketiganya, Camilla tahu mereka nggak bakal mundur. Lagi pula, Celeste memang terbiasa mendapatkan keinginannya, dan dia tahu dalam hal ini dirinya punya sedikit keunggulan dari pada Camilla. "Oke,Baiklah." Sahut Camilla enggan.

"Selain itu," tambah Celeste, mencoba berpikir cepat, nggak mah Camilla lolos begitu mudah, "ada hal lain." Celeste nggak mau di perintah oleh Anak Cheerio. Celeste tahu kalau Camilla punya dua kelemahan, selain penampilan---Yaitu kecintaanya pada Klub Cheerio Dan Shawn. Sebenarnya Shawn Di luar jangkauan Camilla, tapi entah bagaimana walau Shawn sudah beberapa kali menyakiti hati Camilla bahkan hal terparah memutuskan Camilla dengan cara Tak manusiawi, namun Celeste tahu Camilla masih memiliki ruang di hati nya untuk menunggu dan agar Shawn dapat kembali mengisi Ruang kosong di hatinya itu walau sudah sesadis apapun Shawn menghancurkan hati gadis polos seperti Camilla ini. "Kau nggak boleh bicara pada Shawn selama Dua Minggu."

Mata Camilla langsung terbelalak. Brittany,Rachel dan Eliza terkikik jahat. Menurut mereka aneh sekali Shawn sampai tertarik pada Camilla, walaupun keduanya sudah bersahabat lama bahkan sejak masih di usia Kindergarten. Tapi, Celeste bisa mengerti. Camilla memang menjengkelkan. Tetapi cewek itu berbakat, polos dan tulus, dan Shawn mengganggumi semua sifat hal itu. Tambahan lagi, Camila penuh semangat dan berdedikasi bagi dirinya sendiri. Sampai-sampai cowok itu rela Berdiri setiap malam memandang ke arah luar jendela kamar nya yang langsung berhadapan dengan jendela kamar Camilla, berharap tiba-tiba Camilla membuka Horden jendela nya yang sudah lama tertutup semenjak insiden itu terjadi.

"Tunggu dulu, apa hubungannya Shawn dengan ini?" Tanya Camilla. Ia tahu Celeste masih dendam karena sejak dulu Celeste bahkan saat masih Di Junior High, ketiganya berada di satu sekolah yang sama. Celeste sudah memiliki perasaan berlebih kepada Shawn, namun perasaan itu tak pernah Shawn tanggapi bahkan Shawn lebih memilih Mengencani Camilla dari pada Celeste. Bahkan, saat Camilla dan Shawn sudah tak bersama lagi Shawn masih tetap tak pernah melirik sedikit pun Celeste.

Lagi pula, Camilla punya calon pacar baru. Baru-baru ini ia bertemu Austin James, bintang lawan berat Klub Cheerio, vocal Adrenalie, Di toko musik lokal. Dan Austin memberitahu Camilla bahwa dirinya punya rencana khusus untuk Camilla, bahkan lebih dari sekedar menyanyi bersama. Nah.

Celeste mengangkat bahu, nyaris nggak bisa menahan diri untuk nggak tersenyum penuh kemenangan. Lalu kenapa kalau Camilla dan Shawn sudah putus? Tetap saja ia nggak suka bahwa Shawn tak pernah sedikitpun meliriknya dan lebih memilih berkencan dengan gadis seperti Camilla. Dan karena itu lah alasan terbesar nya bergabung dengan klub Cheerio Dan berusaha berteman dengan Shawn dan lambat laun merebut hati Shawn. "Mungkin dia memang nggak ada hubungannya dengan hal ini. Tapi kalau kau mau kami datang ke latihan Cheerio, Kau harus melakukan nya." Celeste merasa tak bersalah karena memanipulasi Camila, yang sekarang terlihat agak sedih. Tapi celeste merasa setidaknya ia harus berusaha mempertahankan reputasi sebagai si cewek yang nggak pernah menyerah.

Bagaimanapun,karier lebih penting daripada rasa sukanya terhadap Shawn. Cowok itu sudah punya banyak waktu menyakiti hatinya di masa lalu, mereka memang pernah punya banyak moment khusus, tapi sekarang nggak lagi. Mungkin ini sudah saat nya dirinya benar-benar mengunci rapat hatinya dan menerima kenyataan pahit bahwa dirinya dan Shawn sudah tidak ada apa-apa lagi.

Lagi pula, cuman dua Minggu,kan? Kabar dari Mr. Payne pasti sepadan dengan pengorbanan ini. Camilla suka atau enggak, Cheerio Butuh Celeste, Rachel, Eliza dan Brittany dan jika ini merupakan satu-satunya cara supaya mereka mau datang, ia harus melakukannya demi teman-temannya di Cheerio.

"Setuju," kata Camila sambil mengulurkan tangannya pada Celeste. Meskipun Celeste memakai kalung Salib, Camilla malah merasa bersalaman dengan iblis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status