****
Plak!!!
Suara tamparan menggema didalam ruangan gelap ini. Seorang gadis dengan kepala yang sudah dibanjiri darah ter tunduk menahan sakit.
Didepan gadis itu terdapat seorang lelaki muda yang sedang memegang belati ditangan kirinya.
Lelaki itu berjongkok, tangan besar dan kekar miliknya mencengkram dagu gadis itu yang membuat gadis tersebut mendongak menatap nya.
Tubuh gadis itu bergetar hebat saat melihat senyum miring ter cetak diwajah tampan lelaki dihadapannya.
"Apa yang kau lihat?" tanya lelaki itu.
Gadis itu menggeleng dengan ketakutan. Kepalanya berdenyut saat dia menggerakkan kepalanya.
"Apa kau tidak punya mulut untuk menjawab?" tanya lelaki itu lagi. Gadis itu diam tidak berani melakukan apapun.
Lelaki itu berdecak sebal lalu mencampak kan gadis itu kelantai. Suara benturan antara tubuh dan lantai menggema diruangan gelap ini.
Lelaki itu melihat belati yang ada ditangan nya, dia tersenyum. Dia melihat gadis lemah dihadapannya.
Dia menjambak rambut gadis itu membuat gadis tersebut menjerit kesakitan.
"Shh.... Sakit....," desis gadis itu dengan berlinangan air mata.
"Jangan menangis!" ucap lelaki itu.
"Aku akan menghapus air mata mu," sambung nya.
Dia mengarahkan belati nya pada pipi gadis itu kemudian menggoreskannya dari bawah mata hingga dagu.
Dia memejamkan matanya menikmati suara jeritan dari gadis ini. Matanya terbuka menatap gadis itu yang menangis. Kini air mata yang berwarna jernih berubah menjadi merah.
"Aku mohon bunuh aku sekarang," lirih gadis itu.
Bulu kuduk gadis itu meremang saat mendengar tawa yang keluar dari mulut lelaki itu. Sangat mengerikan.
"Pasti, aku pasti akan membunuh mu tapi tidak sekarang. Nikmati saja!" tuturnya.
Lelaki itu bangkit dia berjalan menuju sebuah meja yang terletak disudut ruangan. Dia mengambil tali dan berjalan menuju gadis itu.
Jantung gadis itu Berdetak lebih cepat dia khawatir apa yang akan lelaki itu lakukan terhadap dirinya?.
Lelaki itu tersenyum. "Jangan takut! Aku hanya tidak ingin kau lari," ujar lelaki itu.
Lelaki itu menarik kaki sang gadis membuat gadis itu memberontak. Lelaki itu berdecak sebal lalu tangannya bergerak memegang pergelangan kaki gadis itu kemudian mematahkan nya membuat gadis itu menjerit.
"Aakhh....."
"DIAM!!" bentak lelaki itu.
Gadis itu terdiam dan menangis. Dia memejamkan matanya menahan rasa sakit saat lelaki itu mengikat kaki dan juga tangannya.
Lelaki itu mengambil belati miliknya yang tadi dia letakkan di lantai. Jarinya memutar belati itu. Tatapannya tidak terlepas sedikit pun dari mangsa nya.
Dia menarik wajah gadis itu lalu menggoreskan ujung belati nya dibibir gadis itu. Tidak hanya dibibir lelaki itu juga memainkan belati nya di kening dan kelopak mata sang gadis.
Selesai 'melukis' di daerah wajah, lelaki itu menurunkan belati nya keleher. Dia menggores abstrak leher gadis itu.
Dia tersenyum bangga saat melihat karya nya. Ia berjalan mengambil gergaji lalu mengarahkan gergaji tersebut pada tali yang mengikat tangan sang gadis.
Dia mengambil tangan gadis itu dan memotong pergelangan tangan gadis tersebut.
Dia mencabut kuku-kuku gadis itu menggunakan tang. Kemudian dia menancapkan kembali kuku-kuku itu pada luka yang berada dileher. Dia juga melakukan hal yang sama dengan tangan yang satunya.
Dia kembali mengambil palu godam kemudian memukulkan palu tersebut dikaki kiri gadis itu.
Kaki gadis itu hancur dalam sesaat. Bibirnya sudah ter belah. Dia pasrah dan tidak bisa mengeluarkan suaranya.
Lelaki itu terus memukulkan palu godam itu pada kaki sang gadis. Lalu dia membuang palu itu saat melihat kaki kiri gadis itu sudah hancur lebur.
Dia memotong kaki kanan gadis itu menggunakan gergaji. Memotong nya menjadi beberapa bagian sehingga gadis itu sudah tidak memiliki sepasang kaki lagi.
Dia mengangkat baju gadis itu lalu menggoreskan pisau pada perut rata milik gadis itu.
Dia merobek kulit perut gadis itu lalu memasukkan tangannya kedalam perut gadis itu.
Dia mengocok isi perut gadis itu dan mengeluarkan semua isi perutnya. Dia kembali merogoh organ dalam gadis itu.
Bibirnya tersenyum saat menemukan apa yang dia cari. Dia menarik tangannya sehingga yang dia pegang juga ikut ter cabut.
Gadis itu tersentak kemudian menghembuskan napas terakhirnya. Lelaki itu tersenyum melihat jantung yang berada ditangan nya.
Dia menatap gadis itu, tatapannya tertuju pada mata gadis tersebut. Dia menaruh jantung itu dilantai. Mengambil belati dan bergerak mendekati mayat sang gadis.
"Mata yang sangat indah dan aku ingin memilikinya," ucap lelaki itu.
Dia menancapkan belati nya pada bola mata gadis itu lalu menariknya sehingga bola mata gadis itu terlepas.
Dia tersenyum. "Terima kasih karena sudah membuatku bahagia. Semoga kau tenang di sana," ucapnya.
****
****Aroma kopi menyambutnya saat membuka pintu apartment miliknya. Lelaki itu tersenyum miring saat tahu siapa yang membuat apartmentnya dipenuhi aroma kopi.Dia melepas sepatunya lalu meletakkan nya dirak sepatu. Kakinya melangkah menuju sumber aroma kopi ini.Langkahnya terhenti didapur. Dihadapannya ada seorang gadis yang tengah sibuk membuat sesuatu.Dia tersenyum dan langsung memeluk gadis itu dari belakang. Gadis itu terlonjak kaget, dia memukul pelan lengan lelaki itu. Bukannya marah lelaki itu malah terkekeh."Kamu tuh ngagetin aja tau enggak! Aku kira tadi siapa," ucap gadis itu.Lelaki itu tersenyum lalu menciumi leher sang gadis membuat sang empu kesal karena kerjaannya sedikit terganggu."Lio jangan gini ah!" kesal gadis itu.Lelaki yang dipanggil Lio itu tidak menggubrisnya dia malah semakin menciumi leher gadis tersebut."Hmm... Wangi...," ujarnya."Aku atau roti nya yang wan
****Di dekat tangga menuju kelas dua belas terdapat tiga lelaki dan dua perempuan. Salah satu dari lelaki itu menggoda salah satu perempuan."Lo tau enggak?" tanya lelaki itu kepada sang perempuan."Apa?" tanya balik perempuan itu."Lo itu seperti mutiara, cantik, langka dan susah buat dapetin nya," ucap sang lelaki sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.Mereka yang mendengar gombalan itu mendecih jijik sedangkan perempuan yang digoda malah tertawa.Perempuan itu menepuk kepala sang lelaki lalu berkata, "Gombalan lo keren tapi sorry gue enggak tergoda, semoga beruntung dilain hari," ujar perempuan itu.Sang lelaki memanyunkan bibirnya dia menatap teman-temannya. Sedangkan teman-temannya membuang muka malas melihat drama."ADNAN!!!!"Teriakan yang menggelegar itu membuat mereka serentak menoleh bersamaan kearah sumber teriakan.Disana terdapat seorang perempuan yang bernama Oceana dengan di belak
Ditempat ini tepatnya dirooftop sekolah terjadi aksi tatap-tatapan antara Kenan dan Bryan. Diantara mereka berdua tidak ada yang mau memulai pembicaraan.Tatapan mereka berdua bagai belati yang tubuh mereka satu sama lain. Awalnya teman-teman mereka khawatir untuk meninggalkan Kenan Bryan berdua karena mereka sama kuatnya dan sama berani nya untuk membunuh satu sama lain.Bryan membasahi bibirnya menggunakan lidah. Dia menghela napas dan menatap kearah lain. Tidak butuh waktu lama Bryan kembali menatap mata Kenan."Apa maksud lo nyuruh Oceana untuk enggak terlalu menuruti perkataan lo?" tanya Bryan membuka percakapan.
****Kenan memberhentikan mobil nya di basement apartmentnya. Dia keluar dan membukakan pintu untuk Gladys.Gladys merasa tersanjung saat Kenan menjaga kepalanya agar tidak terantuk. "Hati-hati kalo kena nanti sakit,"Kata Kenan dengan senyuman manisnya.Mereka berjalan masuk kedalam lift. Setelah lift sampai dilantai yang dituju mereka keluar dan masuk ke apartment Kenan.Kenan menekan sandi apartmentnya membuat pintu itu terbuka. Kenan mempersilahkan Gladys untuk masuk dan langsung membawanya kekamar.Gladys menatap Kenan dengan malu-malu sedangkan Kenan menatap Gladys penuh hasrat.Kenan menarik pinggang Gladys, otomatis tubuh mereka menjadi sangat dekat tanpa jarak. Kenan mendekatkan bibirnya ketelinga Gladys."Hug me!" bisik Kenan ditelinga Gladys.Gladys langsung memeluk Kenan dengan erat dan menyembunyikan wajahnya dileher Kenan. Kenan menurunkan ritsleting baju Gladys."AAKKHH!!!"Gladys menjerit deng
****Kenan memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Dia membuka helmnya dan turun dari motornya.Mata Kenan menelusuri parkiran ini. Dia sedang mencari Oceana tadi malam Oceana tidak bisa dihubungi.Kenan mengepalkan tangannya penuh emosi saat netra biru nya melihat teman-temannya dan Oceana dengan seorang lelaki asing.Mereka membiarkan Oceana pergi bersama lelaki asing itu bahkan dengan berani nya lelaki asing itu menggenggam tangan gadisnya.Kenan melangkahkan kakinya menuju teman-temannya. "Kenapa kalian membiarkan Oceana pergi sama laki-laki asing?" tanya Kenan saat sudah tiba didekat mereka semua.Mereka semua tersentak kaget. Adera yang kaget dan memang memiliki kepribadian yang asal ceplas-ceplos itu pun langsung menunjuk Bryan."Bryan.... Bryan yang nyuruh Ana pergi sama Romeo," ucap Adera dengan cepat.Bryan yang mendengar itu langsung menatap Adera dengan tajam. Adera yang takut dengan tatapan itu bersembunyi d
****Motor Kenan melaju membelah jalanan ibukota. Kenan menurunkan kecepatan motornya dan melihat Oceana dari kaca spion."Sayang, aku udah minta supir rumah kamu untuk bawa barang-barang kamu ke apartment aku," kata Kenan.Oceana mengangguk Kenan yang melihat iti menghela napas. "Mau jalan-jalan dulu enggak?" tanya Kenan.Oceana yang mendengar itu langsung memeluk perut Kenan dengan erat mengangguk dengan semangat. "Beli es krim ya?" tanya Oceana.Sudah Kenan duga. Kenan pun hanya bisa mengangguk lalu menambah kecepatan motornya mengarah ke kedai es krim.Oceana mengerutkan dahinya bingung, dia meminta es krim tapi mengapa Kenan membawanya ketaman? Kenan benar-benar menyebalkan."Ayo turun!" ucap Kenan.Oceana turun dengan perasaan dongkol. Setelah kakinya menginjak tanah Oceana langsung membuang muka dan menghentakkan kakinya ketanah.Kenan yang melihat itu terkekeh geli. Dia mengacak rambut Oceana ta
****"Selamat tidur honey, semoga mimpi indah."Kenan mencium kening Oceana saat Oceana sudah memejamkan matanya masuk ke alam mimpi. Oceana tidak bisa tidur dikamar yang baru maka dari itu Kenan menemani Oceana hingga tertidur.Saat Kenan berniat beranjak dari ranjang fokus nya mengarah pada handphone Oceana yang menyala yang berada diatas nakas. Kenan mengambil handphone itu dan melihat layar utamanya yang dipenuhi oleh pesan dari Bryan dan Romeo.Bryan|Kenan enggak ngapain-ngapain lo kan Ana?|Semoga lo baik-baik aja disana|Kalau Kenan nyakitin lo kasih tau gue ya gue bener-bener khawatir.Romeo|Na lo beneran tinggal sama Kenan?|Lo kenapa masih mau bertahan sih sama iblis itu?|Na lo udah tidur ya? Ya udah deh have a nice dream Na.Kenan mengepalkan tangannya dengan kuat saat
****Angin berhembus dengan kencang. Siang ini udara tidak terasa begitu panas sehingga enak untuk dinikmati. Langit biru yang dipenuhi oleh awan terlihat indah jika dilihat dari tempat ini."Gue bener-bener enggak habis pikir, Romeo berani banget," ucap Galan sambil menyugar rambutnya karena terkena hembusan angin.Kenan menatap kearah Galan dia menaikkan satu alis nya. Galan yang melihat reaksi Kenan mengolo tak percaya."Lo belum tau?" tanya Galan tak percaya.Kenan menggeleng pertanda bahwa dia memang tidak tahu apapun. Galan menghela napas dan berkata, "Tadi Romeo meluk Oceana."Kenan yang sebelumnya menatap langit lepas kini menatap Galan dengan tajam tak percaya dengan apa yang Galan katakan. "Maksud lo apa?" tanya Kenan dengan emosi yang siap untuk dilampiaskan.Galan menarik napas lalu menghembuskan nya dia menatap Kenan dengan serius. "Jadi tadi Oceana masuk ke kelas sambil nangis, terus Romeo main meluk Oceana t