****
Di dekat tangga menuju kelas dua belas terdapat tiga lelaki dan dua perempuan. Salah satu dari lelaki itu menggoda salah satu perempuan.
"Lo tau enggak?" tanya lelaki itu kepada sang perempuan.
"Apa?" tanya balik perempuan itu.
"Lo itu seperti mutiara, cantik, langka dan susah buat dapetin nya," ucap sang lelaki sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.
Mereka yang mendengar gombalan itu mendecih jijik sedangkan perempuan yang digoda malah tertawa.
Perempuan itu menepuk kepala sang lelaki lalu berkata, "Gombalan lo keren tapi sorry gue enggak tergoda, semoga beruntung dilain hari," ujar perempuan itu.
Sang lelaki memanyunkan bibirnya dia menatap teman-temannya. Sedangkan teman-temannya membuang muka malas melihat drama.
"ADNAN!!!!"
Teriakan yang menggelegar itu membuat mereka serentak menoleh bersamaan kearah sumber teriakan.
Disana terdapat seorang perempuan yang bernama Oceana dengan di belakangnya terdapat lelaki yang sering disapa Kenan.
Raut wajah Oceana sangat menyeramkan. Lelaki yang dipanggil Adnan itu meneguk saliva nya kasar.
"Aakhh..." rintih Adnan saat Oceana menjewer telinganya.
"Sakit Na....,"rintih Adnan kesakitan.
"Mampus lo!" kata Seorang lelaki bernama Bryan Kylee tertawa senang melihat sahabatnya menderita.
Kenan memisahkan Oceana dan Adnan. Dia mengelap tangan Oceana yang digunakan untuk menjewer telinga Adnan tadi.
Adnan bersyukur karena Kenan telah menolong nya. "Makasih bro.... Lo emang sahabat terbaik gue," ucap Adnan sambil menepuk bahu Kenan.
Kenan menyingkirkan tangan Adnan yang berada dibahunya. Dia menatap Adnan tajam dan berkata, "Gue enggak ada niatan buat nolongin lo. Gue cuma enggak mau tangan Oceana kotor dan nyentuh laki-laki lain, selain gue."
Mereka semua mendengus sebal. Kenan benar-benar sangat posesif. Sedangkan Oceana malah tersenyum senang dan merangkul lengan kekar Kenan.
"Dih... dasar bucin!" ejek Adnan.
Oceana yang mendengar itu langsung memelototi Adnan membuat Adnan bersembunyi dibelakang Bryan.
"Cemen lo!" ejek Bryan geli terhadap tingkah Adnan.
"Zanna lo enggak papa kan?" tanya Oceana kepada perempuan yang digoda oleh Adnan tadi.
Zanna terkekeh lalu dia menggeleng. "Gue enggak papa kali lebay banget sih lo," ucapnya.
"Gue bukannya lebay, gue cuma enggak percaya aja sama buaya satu ini," kata Oceana sambil menunjuk Adnan.
Para siswa dan siswi Diamond High School berlarian masuk ke kelas mereka masing-masing saat bel masuk berbunyi.
Oceana dan yang lainnya juga mau tidak mau harus masuk kedalam kelas. Setelah pamit pada Kenan Oceana menarik tangan kedua sahabatnya yaitu Zanna Kirana dan Adera Leta untuk masuk kedalam kelas.
"Masuk kelas nih?" tanya Bryan.
Seorang lelaki dengan rambut yang sedikit panjang berwarna coklat itu menjawab, "Gue laper mau kekantin."
Lelaki itu langsung melangkah pergi meninggalkan mereka dan diikuti oleh Kenan.
"Galan tunggu woy!" teriak Adnan dan berlari mengejar Galan dan Kenan. Bryan mendengus sebal karena ditinggal, dia pun langsung berjalan menuju kantin juga.
****
"Kamu enggak makan makanan pedas lagi kan?" tanya Kenan kepada Oceana yang tengah memakan sandwich.
Oceana menggeleng. "Kan kamu enggak izinin aku makan makanan pedas lagi jadi aku enggak makan itu lagi," jawabnya.
Entah mengapa Kenan merasa aneh, dulu saat Oceana selalu menuruti perkataannya dia sangat bahagia dan senang namun sekarang semuanya terasa berbeda. ia malah merasa Oceana terlalu menurutinya.
"Udah enggak pernah begadang lagi kan?" tanya Kenan lagi.
Oceana menggeleng. "Sekarang aku selalu ngerjain tugas disore hari jadi enggak pernah begadang lagi," jawab Oceana sambil menjilati jarinya.
Kenan mengangguk, hatinya semakin tidak suka saat Oceana selalu menuruti perkataannya. Memang Kenan selalu melarang Oceana untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai olehnya dan Oceana selalu menurutinya tidak pernah mau membantah nya padahal Oceana sangat menyukai makanan pedas.
"Sayang kenapa sih kamu selalu nurutin perkataan aku?" tanya Kenan bingung.
Tatapan Oceana berpaling dari bunga-bunga yang ada ditaman menjadi kearah Kenan, dia mengernyit bingung. "Lah kamu kok jadi aneh gini sih? Kan kamu enggak suka kalo membangkang keras kepala kan dulu kamu juga minta aku untuk selalu nurut sama kamu tapi kenapa sekarang kamu kayak gini?" tanya Oceana berturut-turut.
Kenan menghela napas dia menatap Oceana dengan tajam. "Itu dulu sekarang kamu enggak perlu terlalu nurutin aku. Aku enggak mau nanti ujung-ujungnya kamu bilang kalo aku ngekang kamu," ucapnya.
Oceana semakin bingung dengan Kenan. "Kenapa kamu mikir gitu sih? Aku enggak bakal bilang kalo kamu itu ngekang aku karna aku tau kamu ngelakuin itu karna sayang sama aku," ujar Oceana.
"Udah deh kamu enggak bakal ngerti. Aku mau mulai sekarang berhenti untuk selalu nurutin perkataan aku," Kata Kenan dan langsung pergi meninggalkan Oceana sendirian ditaman dengan banyak pertanyaan dikepalanya.
****
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Bryan yang hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan dengan handuk yang menyantol dileher nya.
Dia melempar handuk itu kesembarang arah. Dia menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang miliknya. Dia meraba kesamping tubuhnya dan menemukan handphone miliknya.
Dia menjelajahi media sosial dengan santai berniat untuk menghilangkan rasa lelah ditubuhnya. Baru saja bersantai, waktu istirahat nya harus terganggu karena ada yang melempar sesuatu kepintu balkon nya.
Bryan berdecak sebal dan bangkit menuju balkon. Dia membuka pintu dan mengelus kepalanya karena terkena lemparan pulpen oleh seseorang.
Disana dia melihat Oceana berdiri dengan wajah yang basah karena air mata. Bryan menghela napas dia menatap Oceana. Tetangga satu ini memang selalu menghancurkan waktu istirahat nya.
"Bryan.... Hiks....," panggil Oceana.
"Ada apa?" tanya Bryan.
"Hiks.... Lio....," ucap Oceana dengan serak.
"Lo yang kesini atau gue yang kesana?" sambung Oceana.
"Lo aja yang kesini gue lagi mager," Kata Bryan.
Oceana menaikkan kakinya pada pembatas balkon bersiap untuk melompat menuju kebalkon Bryan. Bryan yang melihat itu langsung menghentikan Oceana.
"Heh tunggu! Lo mau ngapain?!" tanya Bryan.
"Ya gue mau ke sana lah, gue juga lagi mager tau, " jawab Oceana sambil menghapus air matanya.Bryan berdecak sebal sepertinya Oceana memang sudah gila.
"Udah biar gue aja yang kesana. Lo turun dan tunggu!" titah Bryan.
Bryan berjalan meninggalkan kamarnya menuju rumah Oceana yang berada disebelah rumahnya. Karena Khawatir Bryan tidak menyadari kalau dia tidak memakai baju.
Dia langsung membuka pintu kamar Oceana saat sudah sampai dirumah Oceana. Orang tua Oceana sedang tidak ada dirumah biasanya Kenan lah yang menemani Oceana.
Mata Bryan langsung mengarah pada ranjang mewah yang ada didalam kamar ini. Disana Oceana tidur dengan tengkurap isakan tangis nya masih terdengar walaupun tidak terlalu keras.
Dia melangkah masuk kedalam kamar Oceana. Dia membalikkan tubuh Oceana dan melihat wajah Oceana yang sudah becek. Bryan menghapus air mata Oceana. Dia tidak pernah melihat Oceana menangis karena Kenan, hubungan mereka sangat jauh dari pertengkaran.
Bryan menuntun Oceana untuk duduk karena jika terus tidur Oceana akan sesak napas karena menangis.
Oceana langsung memeluk tubuh Bryan. Bryan mengelus punggung Oceana untuk meredakan tangis nya.
"Apa yang Kenan lakuin sama lo sampai lo nangis kayak gini?" tanya Bryan sedih.
"Lio nyuruh gue untuk enggak terlalu nurutin perkataan dia padahalkan dia enggak suka kalau gue membangkang. Dia juga natap tajam gue. Gue enggak pernah liat dia kayak gitu dia udah beda," Kata Oceana disertai isakan tangis nya.
Bryan mengernyitkan dahinya bingung pasalnya Kenan tidak pernah mau Oceana membangkang dan Kenan akan selalu menatap Oceana dengan tatapan lembut penuh cinta tapi mengapa Kenan melakukan itu semua?.
Bryan menangkap wajah Oceana dan menghapus air matanya dia tersenyum. "Lo tenang aja jangan mikir yang aneh-aneh besok gue bakal ngomong sama Kenan," Ucap Bryan lembut berusaha menenangkan hati Oceana.
Oceana mengangguk dan kembali memeluk Bryan dan menangis kembali. Bryan sudah menganggap Oceana sebagai adiknya sendiri. Mereka sudah berteman sejak kecil maka dari itu dia sangat menyayangi Oceana dan tidak akan pernah membiarkan orang lain menyakiti Oceana. Ini adalah janjinya.
****
Ditempat ini tepatnya dirooftop sekolah terjadi aksi tatap-tatapan antara Kenan dan Bryan. Diantara mereka berdua tidak ada yang mau memulai pembicaraan.Tatapan mereka berdua bagai belati yang tubuh mereka satu sama lain. Awalnya teman-teman mereka khawatir untuk meninggalkan Kenan Bryan berdua karena mereka sama kuatnya dan sama berani nya untuk membunuh satu sama lain.Bryan membasahi bibirnya menggunakan lidah. Dia menghela napas dan menatap kearah lain. Tidak butuh waktu lama Bryan kembali menatap mata Kenan."Apa maksud lo nyuruh Oceana untuk enggak terlalu menuruti perkataan lo?" tanya Bryan membuka percakapan.
****Kenan memberhentikan mobil nya di basement apartmentnya. Dia keluar dan membukakan pintu untuk Gladys.Gladys merasa tersanjung saat Kenan menjaga kepalanya agar tidak terantuk. "Hati-hati kalo kena nanti sakit,"Kata Kenan dengan senyuman manisnya.Mereka berjalan masuk kedalam lift. Setelah lift sampai dilantai yang dituju mereka keluar dan masuk ke apartment Kenan.Kenan menekan sandi apartmentnya membuat pintu itu terbuka. Kenan mempersilahkan Gladys untuk masuk dan langsung membawanya kekamar.Gladys menatap Kenan dengan malu-malu sedangkan Kenan menatap Gladys penuh hasrat.Kenan menarik pinggang Gladys, otomatis tubuh mereka menjadi sangat dekat tanpa jarak. Kenan mendekatkan bibirnya ketelinga Gladys."Hug me!" bisik Kenan ditelinga Gladys.Gladys langsung memeluk Kenan dengan erat dan menyembunyikan wajahnya dileher Kenan. Kenan menurunkan ritsleting baju Gladys."AAKKHH!!!"Gladys menjerit deng
****Kenan memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Dia membuka helmnya dan turun dari motornya.Mata Kenan menelusuri parkiran ini. Dia sedang mencari Oceana tadi malam Oceana tidak bisa dihubungi.Kenan mengepalkan tangannya penuh emosi saat netra biru nya melihat teman-temannya dan Oceana dengan seorang lelaki asing.Mereka membiarkan Oceana pergi bersama lelaki asing itu bahkan dengan berani nya lelaki asing itu menggenggam tangan gadisnya.Kenan melangkahkan kakinya menuju teman-temannya. "Kenapa kalian membiarkan Oceana pergi sama laki-laki asing?" tanya Kenan saat sudah tiba didekat mereka semua.Mereka semua tersentak kaget. Adera yang kaget dan memang memiliki kepribadian yang asal ceplas-ceplos itu pun langsung menunjuk Bryan."Bryan.... Bryan yang nyuruh Ana pergi sama Romeo," ucap Adera dengan cepat.Bryan yang mendengar itu langsung menatap Adera dengan tajam. Adera yang takut dengan tatapan itu bersembunyi d
****Motor Kenan melaju membelah jalanan ibukota. Kenan menurunkan kecepatan motornya dan melihat Oceana dari kaca spion."Sayang, aku udah minta supir rumah kamu untuk bawa barang-barang kamu ke apartment aku," kata Kenan.Oceana mengangguk Kenan yang melihat iti menghela napas. "Mau jalan-jalan dulu enggak?" tanya Kenan.Oceana yang mendengar itu langsung memeluk perut Kenan dengan erat mengangguk dengan semangat. "Beli es krim ya?" tanya Oceana.Sudah Kenan duga. Kenan pun hanya bisa mengangguk lalu menambah kecepatan motornya mengarah ke kedai es krim.Oceana mengerutkan dahinya bingung, dia meminta es krim tapi mengapa Kenan membawanya ketaman? Kenan benar-benar menyebalkan."Ayo turun!" ucap Kenan.Oceana turun dengan perasaan dongkol. Setelah kakinya menginjak tanah Oceana langsung membuang muka dan menghentakkan kakinya ketanah.Kenan yang melihat itu terkekeh geli. Dia mengacak rambut Oceana ta
****"Selamat tidur honey, semoga mimpi indah."Kenan mencium kening Oceana saat Oceana sudah memejamkan matanya masuk ke alam mimpi. Oceana tidak bisa tidur dikamar yang baru maka dari itu Kenan menemani Oceana hingga tertidur.Saat Kenan berniat beranjak dari ranjang fokus nya mengarah pada handphone Oceana yang menyala yang berada diatas nakas. Kenan mengambil handphone itu dan melihat layar utamanya yang dipenuhi oleh pesan dari Bryan dan Romeo.Bryan|Kenan enggak ngapain-ngapain lo kan Ana?|Semoga lo baik-baik aja disana|Kalau Kenan nyakitin lo kasih tau gue ya gue bener-bener khawatir.Romeo|Na lo beneran tinggal sama Kenan?|Lo kenapa masih mau bertahan sih sama iblis itu?|Na lo udah tidur ya? Ya udah deh have a nice dream Na.Kenan mengepalkan tangannya dengan kuat saat
****Angin berhembus dengan kencang. Siang ini udara tidak terasa begitu panas sehingga enak untuk dinikmati. Langit biru yang dipenuhi oleh awan terlihat indah jika dilihat dari tempat ini."Gue bener-bener enggak habis pikir, Romeo berani banget," ucap Galan sambil menyugar rambutnya karena terkena hembusan angin.Kenan menatap kearah Galan dia menaikkan satu alis nya. Galan yang melihat reaksi Kenan mengolo tak percaya."Lo belum tau?" tanya Galan tak percaya.Kenan menggeleng pertanda bahwa dia memang tidak tahu apapun. Galan menghela napas dan berkata, "Tadi Romeo meluk Oceana."Kenan yang sebelumnya menatap langit lepas kini menatap Galan dengan tajam tak percaya dengan apa yang Galan katakan. "Maksud lo apa?" tanya Kenan dengan emosi yang siap untuk dilampiaskan.Galan menarik napas lalu menghembuskan nya dia menatap Kenan dengan serius. "Jadi tadi Oceana masuk ke kelas sambil nangis, terus Romeo main meluk Oceana t
****"Kamu istirahat aja dulu biar enggak lemes lagi."Kenan menuntun Oceana untuk berbaring diranjang nya. Oceana baru saja pulang dari rumah sakit karena luka nya yang tak seberapa maka dari itu Oceana dipulangkan."Aku udah sehat Lio!" ucap Oceana dengan kesal.Kenan mengacak rambut Oceana. "Sehat dari mana? Masih pucet gini juga," kata Kenan membantah perkataan Oceana."Yang seharusnya istirahat tuh kamu bukannya aku," ujar Oceana sedih sambil mengelus lebam dipipi Kenan.Kenan menyentuh tangan mungil Oceana yang berada dipipinya. "I'm okay," Ucap Kenan mencium punggung tangan Oceana."Jangan lakuin ini lagi ya .... "Kenan mengangguk dan kembali menuntun Oceana untuk tertidur. "Aku keluar dulu ya sayang, kamu tidur biar cepat pulih!" Kenan mencium kening Oceana kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar.Baru keluar dari kamar Oceana Kenan sudah didatangi oleh Romeo. Teman-temannya dan teman
****Sudah seminggu sejak pertengkaran antar Romeo dan Kenan. Dan semenjak hari itu disaat Romeo pergi mereka tidak pernah kalau Romeo tidak akan kembali.Romeo pergi menghilang tanpa jejak. Bryan sudah mencari Romeo dimana-mana namun tidak ditemukan entah dimana keberadaan Romeo sekarang.Bryan khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak pernah diinginkan. Romeo pergi dengan rasa malu dan amarah. Bryan sangat mengenal Romeo, Romeo adalah orang yang sangat ambisi dan Romeo sangat ingin mengalahkan Kenan."Bryan, Dera bawain nasi goreng buatan mama. Nih!"Lamunan Bryan buyar saat Adera datang dengan sekotak nasi goreng. Bryan menatap Adera yang tengah menyodorkan kotak bekal yang berisikan nasi goreng itu kepadanya.Bryan menghela napas. "Lo kok tau gue kesini?" tanya Bryan sambil memainkan rumput-rumput yang tidak terlalu panjang."Iih.... Ambil dulu nasi goreng nya nanti baru Dera jawab. Pegel tau!" Adera memanyu