****
Aroma kopi menyambutnya saat membuka pintu apartment miliknya. Lelaki itu tersenyum miring saat tahu siapa yang membuat apartmentnya dipenuhi aroma kopi.
Dia melepas sepatunya lalu meletakkan nya dirak sepatu. Kakinya melangkah menuju sumber aroma kopi ini.
Langkahnya terhenti didapur. Dihadapannya ada seorang gadis yang tengah sibuk membuat sesuatu.
Dia tersenyum dan langsung memeluk gadis itu dari belakang. Gadis itu terlonjak kaget, dia memukul pelan lengan lelaki itu. Bukannya marah lelaki itu malah terkekeh.
"Kamu tuh ngagetin aja tau enggak! Aku kira tadi siapa," ucap gadis itu.
Lelaki itu tersenyum lalu menciumi leher sang gadis membuat sang empu kesal karena kerjaannya sedikit terganggu.
"Lio jangan gini ah!" kesal gadis itu.
Lelaki yang dipanggil Lio itu tidak menggubrisnya dia malah semakin menciumi leher gadis tersebut.
"Hmm... Wangi...," ujarnya.
"Aku atau roti nya yang wangi?" tanya gadis itu yang kembali sibuk dengan adonan roti nya.
"Roti," jawab lelaki yang dipanggil Lio itu.
"Kalau emang roti nya yang wangi kenapa nyiumin aku terus sih? Risih tau!" sungut gadis itu.
Lelaki yang dipanggil Lio itu hanya terkekeh, dia sangat senang membuat gadisnya kesal.
"Mending kamu mandi deh, bau tau enggak!" perintah gadis itu.
"Laper," bukannya melaksanakan perintah gadis itu, lelaki itu malah merengek.
"Ya makanya mandi dulu baru kita makan," ucap sang gadis. Lelaki itu menggeleng membuat sang gadis geram.
"Dengar ya Adelino Kenan Matteo, kamu itu bau entah habis darimana jadi lebih baik kamu mandi baru makan! Ngerti?!" kata gadis itu.
Lelaki itu mengangguk pasrah sebelum pergi masih sempat-sempat nya dia mencium pipi sang gadis. Gadis hanya mampu menggeleng dan terkekeh melihat tingkah kekasihnya.
Lelaki itu bernama Adelino Kenan Matteo, jangan pernah memanggilnya dengan nama Lio karena hanya Oceana Aafreeda Fedora lah yang boleh memanggilnya dengan sebutan itu.
Lelaki itu kerap disapa Kenan. Lelaki tampan yang hanya akan bersikap manja kepada kekasihnya yaitu Oceana. Lelaki yang sangat ditakuti karena tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki hati.
Oceana yang biasa dipanggil Ana itu menyajikan makanan dimeja makan. Dia menoleh kearah pintu kamar Kenan. Mengapa Kenan belum keluar juga?.
Baru saja dia berniat untuk menjemput Kenan, lelaki itu sudah keluar dari kamarnya hanya dengan celana pendek tanpa atasan.
Kenan duduk dikursi, memejamkan mata dan menghirup aroma makanan yang dimasak sendiri oleh Ana.
Ana terkekeh melihat tingkah Kenan, itu sudah menjadi kebiasaan Kenan saat Ana lah yang memasak makanan.
Tangan Ana terulur untuk mengacak rambut Kenan membuat Kenan menoleh kearah nya dia tersenyum lalu menunjukkan raut manja nya.
Kenan mengangkat tinggi-tinggi piring kosong. "Laper babe," rengeknya membuat Ana terkekeh melihatnya.
Ana mengambil piring kosong itu lalu menaruh nasi serta lauk pauknya. Kenan langsung mengambilnya dan memakannya dengan lahap.
"Pelan-pelan, astaga!" ucap Ana tak habis pikir dengan kelakuan Kenan.
Kenan sama sekali tidak mendengarkan nya. Ana menghela napas lalu ikut makan bersama Kenan.
Ana membereskan piring kotor bekas mereka makan tadi. Sedangkan Kenan berjalan menuju ruang tengah menghidupkan televisi.
Dia menoleh kesamping saat kembali menghirup aroma kopi. Ternyata itu adalah Ana yang membawa roti dan beberapa cemilan lainnya.
Ana duduk disamping Kenan, dia mengambil dua roti kopi yang tadi dia buat. Dengan lincah tangannya menyuapi roti itu kedalam mulut Kenan.
Kenan menarik pinggang Ana sehingga semakin dekat dengannya. Ana terus menyuapi roti itu kedalam mulut mereka masing-masing.
"Kamu habis darimana tadi?" tanya Ana.
"Menurut kamu?" tanya balik Kenan.
Ana menghela dia mengerti maksud dari perkataan Kenan. "Lio mau sampai kapan sih kayak gini?" tanya Ana sedih.
Wajah Kenan berubah menjadi datar pelukan dipinggang Ana berubah menjadi cengkraman.
Tangan Ana mengelus rahang Kenan yang mengeras. "Aku enggak mau kamu sampai kenapa-kenapa. Aku enggak mau kamu ditangkap polisi. Aku mohon tolong hentikan ini demi aku," kata Ana.
"Jangan melewati batas Ana, ini hidup ku dan biarkan aku yang menjalani nya," ucap Kenan dingin.
"Aku bukan ingin mencampuri hidupmu hanya saja aku mencintaimu dan aku enggak mau kamu sampai kenapa-kenapa," ujar Ana lirih.
Kenan menyentuh tangan Ana yang masih berada dipipinya. "Kamu percaya sama aku kan?" tanya Kenan.
Ana mengangguk dengan cepat. "Dasar cengeng," ejek Kenan saat melihat air mata Ana sudah mengucur deras.
Ana mendengus kesal dan langsung menubruk tubuh Kenan memeluk nya dengan erat dan menangis dengan tersedu-sedu.
Kenan menghela napas dia mengelus punggung Ana, manciumi rambut Ana berulang kali.
Ana selalu seperti ini saat membahas tentang kekurangan Kenan. Cinta Ana membuat Ana sendiri lemah.
"Jangan nangis sayang, kamu percaya kan sama aku? Aku bakal baik-baik aja," ucap Kenan berusaha untuk menenangkan Ana.
Ana menampar pipi Kenan. "Aku emang percaya sama kamu tapi tetep aja aku khawatir, mikir dong!" sungut Ana dengan napas terengah-engah.
Kenan memegang pipinya yang tadi ditampar oleh Ana rasanya sangat perih hanya Ana yang berani melakukan ini terhadap nya.
Dia mencium bibir Ana sekilas membuat Ana semakin menangis dan menendang-nendang perut Kenan.
Kenan tertawa melihat itu dia mengangkat Ana keatas pangkuannya. Dia terus menciumi wajah Ana hingga Ana berhenti memberontak. "I love you," ucap Kenan.
"I hate you!" Balas Ana.
"Really honey?" tanya Kenan tak percaya.
Ana mengangguk dengan semangat. Lalu tertawa saat melihat raut kesal diwajah Kenan.
"Kayak nya kamu bener-bener minta dihukum deh," kata Kenan.
Ana menggeleng lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kenan tersenyum miring melihat itu.
"Kenapa tutup mulut?" tanya Kenan geli.
Ana terus menggeleng lalu dia menurunkan tangannya dan memasang raut memohon.
"Maaf," ujar Ana.
Kenan menggeleng lalu tangan kekar nya terulur untuk mengambil keripik kentang. Dia membuka bungkus nya kemudian memasukkan keripik kentang itu kedalam mulutnya tanpa memperdulikan raut memohon dari Ana.
"Ih.... Aku minta maaf!" ucap Ana yang sudah mulai kesal karena diabaikan.
Kenan sama sekali tidak memperdulikan Ana dia tetap fokus pada televisi dan keripik kentang nya.
"Kalau enggak dimaafin aku ngambek nih!" ancam Ana kepada Kenan.
Kenan mendengus sebal dia menatap Ana kemudian mencium bibir Ana tanpa melepaskan nya. Ana sedikit terkejut mendapat serangan dadakan.
Ana membuka mulutnya dan membalas ciuman Kenan. Kenan melepaskan ciuman nya saat Ana kehabisan napas.
Napas Ana memburu. Kenan mengelus rambut Ana dan tersenyum miring. "Jangan pakai jurus itu lagi ya," pinta Kenan.
Ana mengangguk mengerti. "Aku udah dimaafin kan?" tanya nya.
"Menurut kamu?" tanya Kenan sambil menaikkan satu alis nya.
"I LOVE YOU SO MUCH ADELINO KENAN MATTEO!!" jerit Ana. Kemudian mereka tertawa dan saling berpelukan menyalurkan kasih sayang.
****
****Di dekat tangga menuju kelas dua belas terdapat tiga lelaki dan dua perempuan. Salah satu dari lelaki itu menggoda salah satu perempuan."Lo tau enggak?" tanya lelaki itu kepada sang perempuan."Apa?" tanya balik perempuan itu."Lo itu seperti mutiara, cantik, langka dan susah buat dapetin nya," ucap sang lelaki sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.Mereka yang mendengar gombalan itu mendecih jijik sedangkan perempuan yang digoda malah tertawa.Perempuan itu menepuk kepala sang lelaki lalu berkata, "Gombalan lo keren tapi sorry gue enggak tergoda, semoga beruntung dilain hari," ujar perempuan itu.Sang lelaki memanyunkan bibirnya dia menatap teman-temannya. Sedangkan teman-temannya membuang muka malas melihat drama."ADNAN!!!!"Teriakan yang menggelegar itu membuat mereka serentak menoleh bersamaan kearah sumber teriakan.Disana terdapat seorang perempuan yang bernama Oceana dengan di belak
Ditempat ini tepatnya dirooftop sekolah terjadi aksi tatap-tatapan antara Kenan dan Bryan. Diantara mereka berdua tidak ada yang mau memulai pembicaraan.Tatapan mereka berdua bagai belati yang tubuh mereka satu sama lain. Awalnya teman-teman mereka khawatir untuk meninggalkan Kenan Bryan berdua karena mereka sama kuatnya dan sama berani nya untuk membunuh satu sama lain.Bryan membasahi bibirnya menggunakan lidah. Dia menghela napas dan menatap kearah lain. Tidak butuh waktu lama Bryan kembali menatap mata Kenan."Apa maksud lo nyuruh Oceana untuk enggak terlalu menuruti perkataan lo?" tanya Bryan membuka percakapan.
****Kenan memberhentikan mobil nya di basement apartmentnya. Dia keluar dan membukakan pintu untuk Gladys.Gladys merasa tersanjung saat Kenan menjaga kepalanya agar tidak terantuk. "Hati-hati kalo kena nanti sakit,"Kata Kenan dengan senyuman manisnya.Mereka berjalan masuk kedalam lift. Setelah lift sampai dilantai yang dituju mereka keluar dan masuk ke apartment Kenan.Kenan menekan sandi apartmentnya membuat pintu itu terbuka. Kenan mempersilahkan Gladys untuk masuk dan langsung membawanya kekamar.Gladys menatap Kenan dengan malu-malu sedangkan Kenan menatap Gladys penuh hasrat.Kenan menarik pinggang Gladys, otomatis tubuh mereka menjadi sangat dekat tanpa jarak. Kenan mendekatkan bibirnya ketelinga Gladys."Hug me!" bisik Kenan ditelinga Gladys.Gladys langsung memeluk Kenan dengan erat dan menyembunyikan wajahnya dileher Kenan. Kenan menurunkan ritsleting baju Gladys."AAKKHH!!!"Gladys menjerit deng
****Kenan memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Dia membuka helmnya dan turun dari motornya.Mata Kenan menelusuri parkiran ini. Dia sedang mencari Oceana tadi malam Oceana tidak bisa dihubungi.Kenan mengepalkan tangannya penuh emosi saat netra biru nya melihat teman-temannya dan Oceana dengan seorang lelaki asing.Mereka membiarkan Oceana pergi bersama lelaki asing itu bahkan dengan berani nya lelaki asing itu menggenggam tangan gadisnya.Kenan melangkahkan kakinya menuju teman-temannya. "Kenapa kalian membiarkan Oceana pergi sama laki-laki asing?" tanya Kenan saat sudah tiba didekat mereka semua.Mereka semua tersentak kaget. Adera yang kaget dan memang memiliki kepribadian yang asal ceplas-ceplos itu pun langsung menunjuk Bryan."Bryan.... Bryan yang nyuruh Ana pergi sama Romeo," ucap Adera dengan cepat.Bryan yang mendengar itu langsung menatap Adera dengan tajam. Adera yang takut dengan tatapan itu bersembunyi d
****Motor Kenan melaju membelah jalanan ibukota. Kenan menurunkan kecepatan motornya dan melihat Oceana dari kaca spion."Sayang, aku udah minta supir rumah kamu untuk bawa barang-barang kamu ke apartment aku," kata Kenan.Oceana mengangguk Kenan yang melihat iti menghela napas. "Mau jalan-jalan dulu enggak?" tanya Kenan.Oceana yang mendengar itu langsung memeluk perut Kenan dengan erat mengangguk dengan semangat. "Beli es krim ya?" tanya Oceana.Sudah Kenan duga. Kenan pun hanya bisa mengangguk lalu menambah kecepatan motornya mengarah ke kedai es krim.Oceana mengerutkan dahinya bingung, dia meminta es krim tapi mengapa Kenan membawanya ketaman? Kenan benar-benar menyebalkan."Ayo turun!" ucap Kenan.Oceana turun dengan perasaan dongkol. Setelah kakinya menginjak tanah Oceana langsung membuang muka dan menghentakkan kakinya ketanah.Kenan yang melihat itu terkekeh geli. Dia mengacak rambut Oceana ta
****"Selamat tidur honey, semoga mimpi indah."Kenan mencium kening Oceana saat Oceana sudah memejamkan matanya masuk ke alam mimpi. Oceana tidak bisa tidur dikamar yang baru maka dari itu Kenan menemani Oceana hingga tertidur.Saat Kenan berniat beranjak dari ranjang fokus nya mengarah pada handphone Oceana yang menyala yang berada diatas nakas. Kenan mengambil handphone itu dan melihat layar utamanya yang dipenuhi oleh pesan dari Bryan dan Romeo.Bryan|Kenan enggak ngapain-ngapain lo kan Ana?|Semoga lo baik-baik aja disana|Kalau Kenan nyakitin lo kasih tau gue ya gue bener-bener khawatir.Romeo|Na lo beneran tinggal sama Kenan?|Lo kenapa masih mau bertahan sih sama iblis itu?|Na lo udah tidur ya? Ya udah deh have a nice dream Na.Kenan mengepalkan tangannya dengan kuat saat
****Angin berhembus dengan kencang. Siang ini udara tidak terasa begitu panas sehingga enak untuk dinikmati. Langit biru yang dipenuhi oleh awan terlihat indah jika dilihat dari tempat ini."Gue bener-bener enggak habis pikir, Romeo berani banget," ucap Galan sambil menyugar rambutnya karena terkena hembusan angin.Kenan menatap kearah Galan dia menaikkan satu alis nya. Galan yang melihat reaksi Kenan mengolo tak percaya."Lo belum tau?" tanya Galan tak percaya.Kenan menggeleng pertanda bahwa dia memang tidak tahu apapun. Galan menghela napas dan berkata, "Tadi Romeo meluk Oceana."Kenan yang sebelumnya menatap langit lepas kini menatap Galan dengan tajam tak percaya dengan apa yang Galan katakan. "Maksud lo apa?" tanya Kenan dengan emosi yang siap untuk dilampiaskan.Galan menarik napas lalu menghembuskan nya dia menatap Kenan dengan serius. "Jadi tadi Oceana masuk ke kelas sambil nangis, terus Romeo main meluk Oceana t
****"Kamu istirahat aja dulu biar enggak lemes lagi."Kenan menuntun Oceana untuk berbaring diranjang nya. Oceana baru saja pulang dari rumah sakit karena luka nya yang tak seberapa maka dari itu Oceana dipulangkan."Aku udah sehat Lio!" ucap Oceana dengan kesal.Kenan mengacak rambut Oceana. "Sehat dari mana? Masih pucet gini juga," kata Kenan membantah perkataan Oceana."Yang seharusnya istirahat tuh kamu bukannya aku," ujar Oceana sedih sambil mengelus lebam dipipi Kenan.Kenan menyentuh tangan mungil Oceana yang berada dipipinya. "I'm okay," Ucap Kenan mencium punggung tangan Oceana."Jangan lakuin ini lagi ya .... "Kenan mengangguk dan kembali menuntun Oceana untuk tertidur. "Aku keluar dulu ya sayang, kamu tidur biar cepat pulih!" Kenan mencium kening Oceana kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar.Baru keluar dari kamar Oceana Kenan sudah didatangi oleh Romeo. Teman-temannya dan teman