Share

CHAPTER 5: PERCOBAAN

Ha Na dan Mi Do membuka hampa mulut mereka kompak mendengar ceritaku tentang kejadian kemarin. Ha Na menggeleng kecil kembali mencerna ceritaku barusan

"jadi kemarin kau tidur dengan seseorang yang tidak kau kenal, dan sekarang kau bilang dia adalah atasanmu di De Roz?" tanyanya memastikan.

Aku menghembuskan nafas panjang lalu mengangguk lesu, Mi Do pun melambai cepat dengan mata tertuju lurus pada layar ponselnya "hey... hey... lihat ini!" desaknya membuat kami penasaran. Wajah Ni El terpajang memenuhi layar ponsel Mi Do, berbagai artikel tentang kesuksesannya tersebar di internet. Semua berita menceritakan kesuksesannya di usia muda dan tidak ada satupun berita buruk tentangnya tertulis di internet, aku dan kedua temanku langsung saling menatap dengan mulut terbuka hampa kehabisan kata - kata. Mi Do pun meletakkan ponselnya ke atas meja lalu menegak bir di gelasnya anggun

"lalu apa yang terjadi setelah itu?" tanyanya ingin tahu,

aku pun memutar mataku kembali mengingat apa yang terjadi di ruang rapat siang tadi.

000

Ni El melepas kancing jasnya lalu duduk di tengah - tengah meja sambil mengamati setiap karyawan baru yang menunduk canggung di hadapannya. Eugene pun mendekat ke arah Ni El lalu berbisik kecil di telinganya

"ada apa denganmu? Apa kau tidak sibuk?" tanyanya mengusir.

Ni El hanya melirik Eugene tajam membuat Eugene langsung memutar matanya berpaling dari Ni El cepat. Beberapa karyawan baru sudah menandatangani kontrak kerja mereka secepat mungkin, membuatku semakin terdesak oleh situasi hidup matiku. Aku tidak mungkin tidak menandatangani kontrak ini, tapi aku juga tidak ingin identitasku di ketahui. Aku menunduk dalam dengan nafas besar terhembus di mulutku membuat Eugene mendekatiku cepat

"Sophie ada apa? Apa yang membuatmu ragu?" bisiknya bertanya.

Aku pun mengangkat pandanganku cepat lalu memecahkan tawa canggung singkat "aah... tidak, tidak apa" tepisku menyembunyikan rasa bimbangku.

Eugene pun menggerakkan dagunya kecil "kalau tidak ada apa - apa tanda tanganilah!" perintahnya tenang dengan senyum miring yang meluluhkan hatiku.

Aku melirik kecil ke arah Ni El yang sejak tapi duduk mengamati kami lurus - lurus, saat mata kami bertemu aku pun langsung memutar mataku menghindari tatapan tajam itu. Aku memaksakan diri menggerakkan tanganku, meraih bolpen di atas meja dan menandatangani kontrak kerja di hadapanku. Nafas besar kembali terhembus dari mulutku 'selamat datang di neraka' ucapku dalam hati mengutuk diriku sendiri.

000

Aku memejamkan mataku lalu menopang sikuku ke atas meja memijat kecil dahiku "aku tidak punya pilihan" tutupku pasrah. Ha Na menyandarkan tubuhnya santai sambil melipat tangannya di depan dada mendengar akhir ceritaku

"kau tidak punya pilihan, tapi kau punya cara untuk mencari tahunya" timpalnya memberikan harapan padaku.

Mataku dan Mi Do langsung tertuju lurus pada Ha Na, ia pun mencondongkan tubuhnya cepat mendekat ke arah kami "kau bisa mengujinya, apa dia mengenalimu atau tidak" bisiknya licik. Aku hanya memiringkan kepalaku bingung akan apa yang di maksudnya itu sementara Ha Na menaikkan alisnya dengan senyum lebar yang terlihat sangat licik.

000

Aku berdiri di depan pintu utama DeRoz, nafas besar terhembus singkat dari mulutku dan aku kembali teringat akan ide yang Ha Na sampaikan semalam

"coba kau pancing ingatannya dengan baju yang kau kenakan hari itu, nesok pakailah baju itu ke kantor" perintahnya yakin.

Aku menunduk melihat terusan hitam yang aku kenakan ke club hari itu, aku menggigit bibir bawahku meyakinkan diriku lalu mengangguk kecil sebelum akhirnya melangkah masuk memulai hari pertamaku.

Aku berjalan di halaman utama membuat semua mata tertuju padaku, aku yang merasakan tatapan aneh semua orang itu berusaha tidak peduli dan tetap melangkahkan kakiku cepat. Kakiku tidak perlu berlama - lama membawaku menanggung rasa malu ini, dalam hitungan detik aku telah berhadapan dengan Ni El.

Mata kami bertemu dan perlahan kerutan dalam terlihat di kening Ni El, aku berhenti sejenak menunduk memberi hormat sopan padanya lalu kembali melangkahkan kakiku hendak pergi meninggalkannya. Ni El menatapku sinis lalu membuka mulutnya tegas

"tunggu!" tahannya.

Kami sama - sama berbalik saling menatap satu sama lain, namun tatapan Ni El yang menakutkan membuat nyaliku menciut. Aku mengepalkan tanganku menaunggunya mengatakan sesuatu sambil menahan rasa cemas yang sejak tadi mengelitik hatiku. Ni El menatapku dari atas ke bawah beberapa kali lalu menunjukku lurus

"apa kau tidak mengikuti pelatihan kerja perusahaan?" tanyanya kesal.

Mataku melebar bingung mendengar pertanyaan itu "ne?" tanyaku begitu saja, aku mengedipkan mataku beberapa kali lalu mengangguk cepat "sa- saya mengikutinya Hong Daepyo(CEO)" jawabnku gugup.

Ni El memutar matanya kesal mendengar jawabanku lalu menghembuskan nafas berat sambil memijat keningnya kesal "LALU KENAPA?? KAU-" teriaknys kesal terhenti.

Ni El melihat sekeliling yang sudah memusatka perhatian mereka pada kami, ia menghembuskan nafas besar lalu "ikut ke ruanganku!" perintahnya cepat lalu melewatiku kembali ke Ruang Kerjanya. Matanya melirik kecil saat melewatiku, hidungnya kembali menagkap aroma tubuh yang berbeda dan tidak dapat ia lupakan. Aroma tubuh wanita misterius yang memikat hatinya malam itu.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status