Share

CHAPTER 6: SATU - SATUNYA

Eugene menerobos masuk ke dalam ruangan Ni El begitu saja setelah mendengar kabar tentang keributan yang aku sebabkan pagi tadi. Aku hanya berdiri dengan tangan terlipat sopan dan kepala tertunduk dalam, di hadapan Ni El yang duduk menatap keluar jendela membelakangiku. Eugene menatapku dengan terusan hitam yang terlihat cukup menggoda itu lalu berdeham kecil sambil memalingkan wajahnya cepat, Ni El yang mendengar suara dehaman Eugene pun melirik kecil lalu memutar kursinya menghadap kami. Ia menatap Eugene lurus lalu melipat tangannya di atas meja 

"kau bilang kau mengenalnya," bukanya singkat.

Eugene mengangguk kecil sambil mengangkat kedua tangannya ke pinggang santai "hmm, aku akan mengajarinya dengan baik, maafkan kali ini saja!" Mintanya cepat.

Ni El menggeleng kecil "peraturan tetap peraturan!" Tepisnya dingin.

Aku yang merasa aneh dengan arah pembicaraan itu pun mengatupkan kedua tanganku di depan wajahku "aku mohon daepyonim, aku akan melakukan yang terbaik! Tolong berikan aku satu kesempatan lagi!" Timpalku cepat memohon.

Eugene langsung melirik puas ke arahku lalu kembali menatap Ni El "aku akan memastikan ini tidak akan terulang lagi, percayalah padaku!" Timpalnya membujuk.

Ni El melirik sinis kami bergantian melihat kekompakan yang mencurigakan itu, ia menghembuskan nafas besar dari mulutnya "baiklah, tapi aku tetap memberikannya pelanggaran, sekali lagi dia melakukan hal aneh seperti ini aku akan memecatnya tidak peduli apa katamu!" timpalnya cepat.

Aku pun menghembuskan nafas lega lalu membungkuk Sembilan Puluh derajat pada Ni El "terima kasih Daepyonim! Terima kasih!" Ucapku lega.

Ni El memalingkan wajahnya sambil menggeleng kecil lalu menggerakka tangannya memberi tanda padaku untuk meninggalkan ruangannya. Aku pun membungkuk kecil sekali lagi lalu membalikkan badanku cepat hendak meninggalkan ruangan Ni El, namun langkahku terhneti oleh suara gagahnya

"tunggu!" Tahannya.

Aku membalikkan badanku cemas akan apa yang ingin ia sampaikan, pikiran burukku sudah bermain liar 'apa dia berubah pikiran? Apa dia mengenaliku?' tanyaku dalam hati. Ni El tampak menatapku tajam membuat pikiran buruk semakin memenuhi kepalaku. Aku menelan air liurku menunggunya mengatakan sesuatu, setelah beberapa menit saling menatap diam Ni El pun akhirnya membuka mulutnya

"parfummu..." bukanya terhenti.

Mataku melebar kecil mendengar perkataan itu, aku pun mulai bergerak kecil menciun aroma parfumku 'apa parfumku tidak enak? Apa dia tidak suka aorma ini?' tanyaku semakin cemas dalam hati. Aku pun membuka mulutku

"ada apa dengan parfum saya?" Tanyaku hati - hati

"merek apa yang kau gunakan?" Tanyanya langsung.

Aku membuka mulutku hampa lalu menggeleng kecil "saya tidak memakai merek lain, ini saya membuatnya sendiri," timpalku cepat.

Mata Ni El tampak melebar kecil sejenak "kau membuatnya sendiri?" Tanyanya memastikan. Aku mengangguk kecil "benar" jawabku cepat, aku mengedipkan mataku beberapa kali "apa anda tidak menyukai baunya? Jika tidak-," lanjutku terhenti karena Ni El mengusirku cepat dari ruangannya.

"Lupakan, kau boleh pergi sekarang!" Perintahnya cepat.

Aku pun membungkuk kecil lalu meninggalkan ruangan Ni El cepat. Aku memiringkan kepalaku sambil sesekali mencium aroma tubuhku cepat "apa dia mengenalinya?" Tanyaku curiga, aku membalikkan badanku menatap pintu ruangan Ni El dengan perasaan tidak tenang semakin menyerang hatiku.

000

Ni El melipat tangannya di depan bibir berpikir keras, setelah mendengar jawbanku barusan

"jika dia membuatnya sendiri, berarti hanya dia yang memiliki aroma itu di seluruh dunia ini," simpulnya yakin.

Senyum kecil pun tersungging di ujung bibir Ni El "menarik," sahutnya singkat lalu menurunkan tangannya sambil melirik tajam ke arah pintu Ruang Kerjanya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status