Share

Bab 4

Ambera bekerja sebagai kasir di sebuah toko roti milik Nyonya Catelyn. Nyonya Catelyn memiliki tubuh yang gemuk tapi itu tidak menghalanginya dalam membuat roti, bahkan ia sangat lincah dan Ambera kagum akan hal itu. Seperti saat ini ketika pembeli sedang kosong, Ambera membantu Nyonya Catelyn untuk membuat roti. Itung-itung untuk belajar juga karena Ambera suka memasak.

"Ambera, setelah ini kita akan menambahkan ragi. Ragi akan membuat roti menjadi mengembang dan elastis." Nyonya Catelyn menerangkan fungsi dari ragi seraya memasukannya ke dalam adonan, Ambera yang mendengarnya mengangguk mengerti. "Oh, ya. Tolong kau keluar roti yang sudah matang dari oven, ya?"

"Baik, Nyonya." Ambera bergegas untuk mengeluarkan roti dari oven itu, ketika Ambera berhasil mengeluarkannya bau harus khas roti langsung masuk ke dalam penciuman Ambera. "Wangi sekali."

Nyonya Catelyn tersenyum. "Tentu saja, bagian terbaik dari roti adalah ketika ia keluar dari oven. Sangat menggiurkan."

Ambera setuju. "Benar, aku jadi ingin memakannya." Ambera tertawa setelah ia mengatakan hal itu kemudian ia meletakkan roti itu ke tempat yang telah di sediakan.

Nyonya Catelyn juga tertawa. "Jika kau mau kau boleh makan sepuasnya. Itupun jika kau sanggup, haha." Nyonya Catelyn memang baik, dan mungkin satu-satunya orang yang sudah Ambera anggap sebagai keluarganya. Nyonya Catelyn bahkan mau menerima Ambera untuk bekerja paruh waktu dan kadang ia juga memberi Ambera roti ketika pulang bekerja.

"Aku sudah kenyang makan roti, mungkin aku akan kembali mendapatkan bagianku ketika pulang nanti." Ambera membuka sarung tangan dan menghampiri Nyonya Catelyn yang tengah membentuk roti.

"Haha, kau tahu saja. Jadi bagaimana sekolahmu tadi?" Nyonya Catelyn terkadang juga menanyakan bagaimana Ambera di sekolah dan biasanya Ambera  menceritakan dengan semangat. Gadis 18 tahun itu menyukai suasana sekolah.

"Hmm, ya seperti biasa. Menyenangkan." Tiba-tiba saja Ambera teringat ketika ia merasakan mual luar biasa tadi pagi, Ambera ragu apakah ia harus menceritakannya atau tidak.

"Benarkah? Tapi kau terlihat pucat saat ini, apakah ada hal yang mengganggumu?" Untuk beberapa alasan terkadang nyonya Catelyn peka, tapi untuk beberapa alasan lainnya terkadang ia cuek dan Ambera bersyukur jika nyonya Catelyn baik kepada-nya. Ambera tidak tahu mengapa, tapi wanita yang berusia 50 tahun itu pernah menikah tapi tidak punya anak. Ambera hanya tahu jika suaminya meninggal dan ia tidak pernah menikah lagi.

Ambera menyentuh pipinya, padahal ia merasa sudah cukup baik. Ternyata wajahnya masih terlihat pucat. "Um ... Aku pikir aku kurang tidur, akhir-akhir ini aku sedikit kesulitan untuk tidur."

"Benarkah? Seharusnya kau lebih beristirahat, apa paman dan bibimu tidak memberi waktu untuk istirahat?" Nyonya Catelyn cukup tahu bagaimana keadaan Ambera, gadis 18 tahun itu pernah bercerita jika paman dan bibinya tidak terlalu baik dan Catelyn susah menebak apa yang terjadi. Buktinya Ambera bekerja.

Ambera menggeleng. "Tidak, mereka tidak mengganggu waktu istirahat ku. Aku pikir ini mungkin karena badanku terasa tidak enak akhir-akhir ini. Aku juga sering merasa mual di pagi hari." Akhirnya Ambera menceritakannya, begitulah Ambera ia tidak dapat menyembunyikan rahasia kepada Nyonya Catelyn. Ia selalu luluh melihat bagaimana wanita bertubuh gempal itu khawatir kepadanya.

Nyonya Catelyn menepuk dahinya, untung saja ia telah membuka sarung tangan plastik yang ia pakai. "Astaga, jika kau sakit kau seharusnya tidak usah bekerja, apa kau sudah periksa?" tanyanya.

Ambera hanya tersenyum kecil. "Tidak perlu, mungkin nanti akan sembuh sendiri." Ambera tidak memiliki cukup uang, jika pun Nyonya Catelyn mau membantu Ambera tidak mau merepotkan. Ambera sudah banyak berhutang budi kepada wanita berambut ikal itu.

"Jika kau butuh bantuan, jangan sungkan untuk memintanya."

Ambera mengangguk kemudian tersenyum tulus. "Terimakasih."

~~~

Mikael memperhatikan Lucifer yang terlihat menutup mata dengan tubuh terikat kuat dengan Rantai Suci, ia masih penasaran apa yang Lucifer lakukan ketika iblis itu kabur. Itu benar-benar mencurigakan apakah dengan Lucifer yang terlihat pasrah.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan di dunia manusia dengan waktu yang sesingkat itu?"

Satu hal lagi yang membuat Mikael heran adalah siapa yang membebaskan Lucifer, padahal Rantai suci itu tidak dapat dilepas sembarangan. Rantai itu memang tidak menyakiti Lucifer, tapi itu efektif untuk membatasi gerakan Lucifer. Jika memakai Rantai lain, makan rantai itu dengan mudah iblis itu putuskan.

"Apa kau merencanakan sesuatu?"

Kekuatan Lucifer telah diambil, sekarang ia benar-benar tidak berdaya. Itulah setidaknya yang Mikael ketahui. Ia bersama dengan para malaikat lain telah membuat Lucifer tertidur selama 1000 tahun ke depan, kekuatan Lucifer lenyap dan itu artinya Lucifer tidak bisa ikut campur dalam kematian manusia.

Lucifer memang selalu membuat masalah, ia kerap kali ikut campur dengan ajal manusia yang telah di tetapkan. Ia membunuh manusia padahal itu bukan hari kematiannya, ia juga menyelamatkan manusia yang seharusnya kecelakaan dan tewas hingga beberapa hari kemudian ia membunuhnya dengan cara lain. Seperti menjatuhkannya dari gedung.

Memikirkannya saja Mikael hanya bisa geleng-geleng kepala, tapi setidaknya ia tenang karena selama Lucifer terlelap ia tidak akan bisa melakukan apa-apa. Mikael hanya harus mencari tahu apa yang Lucifer lakukan di dunia manusia selama ia kabur itu.

~~~

Malam ketika Lucifer kabur dari penjara ....

Lucifer menatap gadis manusia yang tidak sadarkan diri setelah apa yang ia lakukan, tidak ada rasa bersalah sama sekali di hatinya kerena telah membuat manusia yang tertidur di atas ranjang besar ini pingsan.Ya, Lucifer terlalu keras melakukannya tadi, ia terlalu terburu-buru.

Lucifer duduk di samping tubuh Ambera yang telah kembali berpakaian lengkap, ia menjulurkan tangannya dan menyentuh kepala Ambera. Membaca semua ingatan yang ada di kepala Ambera, semua tanpa terkecuali. "Ternyata hidupmu lumayan keras, tapi aku harus melakukan ini. Kau harus hamil anakku dan melahirkannya."

Lucifer menatap wajah Ambera. "Kau cantik untuk ukuran manusia," ujarnya. Ia menyentuh wajah Ambera. "Mungkin ini yang membuatku memilih mu untuk mengandung dan melahirkan anakku." Lucifer menyentuh perut Ambera. "Tidak lama lagi, kau akan lahir. Kau harus melakukan tugas pertamamu ketika kau lahir."

Tugas pertama yang Lucifer maksud pada calon bayi di perut Ambera adalah membebaskannya. "Aku sudah menyimpan setengah dari kekuatanku di dalam dan aku akan mengambilnya lagi nanti."

Kemudian Lucifer kembali menyentuh kepala Ambera, ia harus menghapus ingatan malam ini. Ingatan yang mungkin saja membuat Ambera syok ketika ia kembali mengingatnya. "Aku akan menghapus ingatan malam ini, hiduplah dengan baik dan jaga anakku." Kemudian cahaya merah muncul dari tangan Lucifer yang tengah memegang kepala Ambera hingga beberapa saat kemudian cahaya itu meredup.

"Sekarang aku akan mengantarkanmu pulang." Lucifer berdiri, kemudian ia menggendong Ambera di depan tubuhnya. Ia sudah tahu semua tentang Ambera karena ia membaca ingatannya. Jadi, tidak terlalu sulit untuk menemukan alamat gadis itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status