Share

Chapter 6

‘Kenapa tidak ada yang datang hari ini,' pikirku bertanya-tanya ketika menjaga toko hari ini.

Pagi ini aku dan Ibu mulai lagi untuk membuka toko kue, semenjak kepergian Ayah baru hari ini Ibu mau pergi membuka toko.

Kemarin kami mendapat informasi dari teman Ibu yang berkata bahwa makanan inovasi Energizer Food membuat penjualan makanan padat lain menjadi turun drastia

Awalnya aku dan Ibu tidak mengharapkan dampak yang dibawa Enegizer Food akan sebesar ini.

“Bagaimana nasib kita sekarang kalau keadaannya seperti ini,” keluh Ibu sambil menghela nafas.

“Aku akan mencari pekerjaan yang lain Ibu, hutang yang tersisa tinggal sedikit lagi jadi akan ku usahakan untuk melunasinya.” Aku menyampaikan maksudku pada Ibu.

Tanpa menatapku Ibu berkata, “Yaa memang seharusnya begitu.”

Aku tau Ibu kecewa padaku apalagi dengan ditinggal oleh Ayah, aku melihat Ibu semakin hari semakin tidak semangat.

Melihat Ibu seperti itu, aku memutuskan untuk pergi ke luar toko untuk mencari udara segar. Aku duduk di depan toko sambil melihat orang lalu lalang, terdengar mereka sibuk membicarakan Energizer Food.

Semua ini terjadi karena makanan sialan ini tercipta, aku ingin berkata aku menyesal untuk apa pun yang terjadi waktu itu, tapi jika aku bisa mengulang waktu pun aku akan tetap melakukan nya.

Aku terdiam dan memandangi langit, seketika aku teringat perkataan Philip waktu itu.

Philip sempat mengajakku bekerja untuknya, jika tidak salah ingat ia menyuruhku untuk menemuinya di gang depan sebelum pusat kota malam ini.

Apakah aku ikut dengannya saja yaa?

Situasiku sangat terdesak saat ini, aku sudah tidak bisa mengandalkan penghasilan dari toko kue, dan aku pun sudah berjanji kepada Ibu untuk melunasi sisa hutang kami.

Sepertinya aku harus menyingkirkan egoku untuk saat ini, aku butuh pekerjaan lain yang bisa memberiku penghasilan untuk membayar hutang.

Aku memutuskan nanti malam akan menemui Philip untuk ikut bekerja dengannya, inilah satu-satunya kesempatanku untuk mendapatkan pekerjaan.

Setelah menunggu waktu hasilnya hari ini hanya ada satu pelanggan yang datang membeli kue, bahkan pesanan online pun tak ada satu pun yang datang.

Ibu memutuskan untuk menutup toko lebih cepat, “Ayo pulang Hansel, kita akan tutup lebih cepat,” kata Ibu.

“Iya Bu, jika Ibu ingin pulang lebih dulu tak apa, nanti aku yang akan membersihkan toko,” sautku mulai mengambil peralatan pembersih.

“Ibu serahkan padamu Hansel,” tutur Ibu dan segera mengemasi barang untuk pulang ke rumah.

“Oiyaa, aku akan pergi bertemu dengan Philip dulu nanti sebelum pulang,” kataku sebelum Ibu pergi.

“Yaa, terserah padamu saja.” Ibu berkata dengan melangkah pergi.

Sepertinya Ibu sudah sangat lelah listen ini semua. Aku tidak boleh menyianyiakan kesempatan ini, aku harus berjuang untuk hidupku dan Ibu.

Cepat-cepat aku membersihkan toko supaya bisa menemui Philip lebih cepat.

Aku melihat arlojiku waktu menunjukkan jam tujuh tepat, syukurlah masih jam segini aku harap Philip sudah ada di sana. Ku eratkan jaket supaya angin malam tak menembus ke dalam tulangku, malam ini lumayan dingin jam segini saja sudah sedingin ini.

Langkah kakiku menyusuri trotoar, tak lama kemudian aku sampai di depan gang kecil yang di janjikan Philip.

Aku melihat dari kejauhan sesosok orang di dalam gang itu, sepertinya itu Philip.

Perlahan aku berjalan mendekati sosok tersebut, “Philip itukah kau?” tanyaku ketika sudah mendekati sosok tersebut

Sosok itu lalu berbalik, “Akhirnya kau datang juga, ku pikir kau tidak akan datang Hansel.”

“Kau tau ini aku?”

“Tentu saja, siapa lagi yang akan datang kemari jika bukan kau,” katanya dengan bercanda.

“Aishh aku ragu tadi untuk mendatangimu, gang ini sangat gelap kenapa kau ingin menemuiku disini sih,” gerutuku.

Ku lihat dia hanya tertawa saja, “Jadi apa pekerjaan yang kau tawarkan kepadaku kemarin?”

“Hey.. hey... Santai teman, janji padaku tidak akan marah saat aku memberitahumu!” entah bagaimana suasana menjadi serius sekarang

“Yaa aku janji.”

“Jangan potong pembicaraanku, selesai kan sampai akhir baru kau boleh komentar, setuju?” jelas Philip dengan serius

Tumben sekali anak ini bicara serius, “Okee.. okee.. aku setuju sekarang bicaralah,” kataku menyakinkannya.

“Okee, jadi kau tau aku bagian dari bisa di bilang komplotan jahat di sini, jika kau tak tau maka aku beritau sekarang,” jelasnya membuatku kaget setengah mati.

“Kau!” tunjukku dengan emosi, Philip hanya mengisyaratkan aku untuk diam, karena sudah berjanji jadi aku tetap mendengarkannya sambil melotot padanya.

Philip meringis saat dia melihat aku melotot padanya, “Aku membutuhkan maksudnya kelompokku membutuhkan satu orang lagi untuk projek pencurian baru kami, target pencurian kami adalah Energizer Food, aku ingat bahwa kau tau tentang item itu kan, maka dari itu aku membutuhkanmu untuk projek kami.”

Lalu Philip melanjutkan, “Bergabunglah, aku tau kau tak punya tujuan lain.”

Awalnya aku marah pada Philip, beraninya dia mengajakku untuk melakukan hal tidak bermoral seperti jnj, tapi jika aku memikirkannya lagi apa yang dia katakan benar.

Aku tidak punya tujuan lain, dan lagi target mereka adalah musuhku mungkin inilah kesempatanku untuk membalas Jasper sialan itu.

“Kalian berencana mencuri mereka bagaimana?” tanyaku.

“Rencananya kami akan merampok pusat produksi mereka, dan informasi tentang pusat mereka sangat sulit di temui maka dari itu aku mengajakmu, kau tau kan tentang informasi ini?”

“Yaa tentu saja, aku sudah meneliti mereka dari awal.”

“Bergabunglah dengan kami Hansel, aku sangat membutuhkan bantuanmu,” pinta Philip dengan sungguh-sungguh.

“Apa yang akan aku dapatkan jika aku ikut bergabung?”

“Hasil pencurian kita akan kami jual di Blackmarker, hasil dari penjualan tersebut akan dibagi rata kepada semua yang ikut rencana ini.”

Lalu Philip melanjutkan, “Kau tau kan seberapa mahal harga Energizer Food, jika kita menjualnya di Blackmarket harganya akan jadi dua kali lipat.”

Saat ini Energizer Food dijual dua puluh dollar per botol, kau bisa bayangkan berapa banyak uang yang akan dihasillan jika kita menjual itu sendiri.

Aku sangat bimbang saat ini, haruskah aku ikut dangan Philip dan mengesampingkan moralku hanya untul bertahan hidup.

“Anggota kelompokmu sekarang ada berapa Philip?”

“Sekarang kami bersembilang, ditambah denganmu akan menjadi pas sepuluh orang.”

“Apakah benar hasil akan dibagi rata, aku tidak bisa percaya begitu saja kepadamu kan apalagi aksi ini mempertaruhkan nyawaku,” kataku serius kepadanya.

“Tentu kau akan ragu pada kami, tapi kau tau aku Hansel aku akan menjamin mereka akan membayar kita dengan setara,” aku melihat Philip berkata dengan sungguh-sungguh.

Aishh aku sangat bingung sekarang, kepalaku berkata untuk melakukannya tapi hatiku berteriak untuk jangan melakukannya.

Ada banyak alasan untukku bergabung dengan mereka, pertama target mereka adalah musuhku, kedua aku membutuhkan uang untuk membayar hutang, dan ketiga aku tidak mempunyai tujuan lagi.

Jadi aku harus bagaimana sekarang?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status