Share

Chapter 4: Orang Lain

"Aku ingin kamu mendapatkan kepastian. Kita ini kan sudah pacaran, aku sudah melamar kamu dan kedua orang tua kita juga sudah merestui, apalagi yang kamu mau selain menikah?? Kita juga masih saling mencintai kan, Natalie?" Cavero mengelus pipi Natalie yang terdiam mendengar hal itu, "Iya sudah, aku cuma ingin tau. Kamu baik-baik saja, kan?" Natalie menatap Cavero dalam, "Aku baik dan yakin kamu adalah wanita yang tepat untuk aku jadikan istri." tegas Cavero yang memeluk Natalie di dalam dekapannya. 

Karena persiapan yang begitu padat sehingga memakan banyak waktu Natalie. Natalie izin untuk libur selama beberapa hari sampai honeymoonnya selesai. Tidak perlu izin sebetulnya, cuma dia hanya ingin tidak hadir saja dan dia sudah mengumumkan itu kepada para pimpinan rumah sakit. Dia dan Cavero memilih makanan dan undangan yang segera mereka sebar baik secara online maupun offline. Mereka juga mengawasi venue dan dekorasi serta mengubah-ubah tatanan sesuai yang mereka inginkan. 

Menjelang pernikahan, Natalie tidak bisa tidur karena dia terus terbayang oleh wajah Cavero ketika di pernikahan dan dia tidak sabar rasanya untuk terus bersama dengan kekasih yang selama ini dia cintai. Karena semua itu wajar bagi seseorang yang masih cinta dan akan segera menikah. Siapa orang di dunia ini yang tidak mau dicintai kemudian dinikahi? kan tidak ada. Semua pasti ingin mengikat hubungan mereka lebih erat salah satunya dengan menikah. 

Sebelum pergi ke tempat dimana mereka akan menikah. Natalie mempersiapkan diri di rumah. Dia mandi, kemudian para make-up over wajah merias wajahnya dengan indah, dengan sedikit adat Bali. Natalie memakai dress pengantinnya dan dia terlihat sangat cantik dan menawan. Ketika dia turun dari tangga, ayahnya menyambutnya dengan bangga. Dia merupakan anak serta penerus satu-satunya perusahaan Sanford. 

"Papa doakan kamu selalu bahagia, Natalie." Victor mencium kening putrinya dan memeluknya karena dia akan segera melepaskan putrinya. "Mama senang akhirnya kamu menemukan cinta sejati kamu kemudian memutuskan untuk menikah, Mama cuma ingin kamu mendapatkan kebahagiaan dan anak-anak yang baik dan banyak." Grace memeluk putrinya sementara Natalie terkekeh mendengar harapan ibunya yang tidak mungkin terjadi dengan cepat. 

"Ya itu kan butuh proses, Ma. Cavero tidak boleh menunggu." ucapnya pada ibunya. 

Natalie segera masuk ke mobil yang akan mengantarnya ke gedung dimana dia akan melangsungkan pernikahannya dengan Cavero. Dia pikir Cavero sudah pasti menunggu lama disana dan dia sangat tidak sabar serta gugup menghadapi hari ini. Mobil melaju dengan cepat ke tempat pelaminan. Sudah ada banyak mobil yang terparkir. Natalie yang digandeng ayahnya pun masuk akan tetapi, ayahnya menatap Natalie dengan tatapan yang agak panik. 

Natalie pun tidak menyadari bahwa yang sedang duduk di depan penghulu bukanlah Cavero melainkan pria lain. 

"Papa kenapa?" sepanjang perjalanan menuju ke tempat pelaminan, Victor semakin gugup dan panik. "Kamu harus menikahi pria itu, jika tidak maka, hal buruk akan terjadi." ucap Victor terbata-bata. Natalie masih mencoba mencerna apa yang baru saja diucapkan oleh ayahnya karena dia sudah pasti akan menikah dengan pria yang duduk di hadapan penghulu karena itu adalah Cavero. 

"Ya iyalah, Pa. Aku kan sudah menerima lamaran Cavero dan dia yakin aku adalah wanita yang tepat untuknya." Victor mencubit tangan anaknya, "Dia bukan Cavero, lihat ini." dengan pelan Victor mengeluarkan ponselnya dari dalam sakunya. Victor menunjukkan sebuah video yang baru saja pengawalnya kirim. Natalie yang melihat itu sembari berdiri dan berjalan serta mendekat ke arah pria itu pun kini merasa gugup dan jantungnya berdegup kencang. 

Dia shock seketika, sangat shock. Namun, Natalie tidak bisa memperlihatkan ekspresinya ketika semua orang berharap dia akan bahagia hari ini. Nyatanya semua itu hancur seketia dia tau bahwa dia terpaksa harus menikahi pria itu demi menyelematkan Cavero. Video itu memperlihatkan Cavero sedang disiksa dan apabila Natalie tidak menikahi pria itu maka, Cavero akan segera mati saat itu juga. 

Natalie terpaksa dan dia harus terjebak dalam pernikahan ini selama beberapa bulan nantinya. Dia duduk di samping pria itu, ketika pria itu menolehkan kepalanya, Natalie mengenali wajah itu, pria itu adalah pria yang menerobos masuk ke kliniknya dan memohon pertolongannya. Siapa lagi kalau bukan Darren, bahkan dia memasang wajah tak bersalah karena menikahi Natalie. Natalie berteriak dalam hati karena dia mengutuk Darren. Dia juga menganggap bahwa semua pernikahan palsu ini adalah rencana Darren. Menurut Natalie, Darren mungkin saja jatuh cinta saat itu dan karena kegilaannya itulah dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Natalie.

"Apa-apaan ini, Darren?" Natalie mencoba berbisik dan membatalkan pernikahan itu jika dia bisa, dia juga tidak mau mempermalukan keluarganya. Ayahnya sudah berpesan agar Natalie tidak membatalkan pernikahan ini demi menjaga nama baik keluarganya. 

"Kamu harus menikah atau Cavero akan dibunuh, acara ini sedang disiarkan langsung. Entah siapa yang meminta ini akan tetapi, pernikahan ini tidak bisa batal, Natalie." Victor mendekat dan berbisik di telinga Natalie. Bagai petir di siang hari, Natalie pun terjebak dalam situasi ini. Dia harus menikahi orang asing dan pernikahan ini disiarkan secara langsung. Untuk tujuan apa semua ini, Natalie tak habis pikir dan dia hampir saja meneteskan air matanya akan tetapi, dia harus kuat menghadapi semua ini demi keselamatan Cavero. 

"Baiklah, saya akan memulai pernikahannya," deg....deg...deg, jantung Natalie mulai berpacu dengan cepat, dia tidak mengerti mengapa dia mau menikah dengan pria yang baru saja dia kenal kemaren. Kini Natalie sangat membenci wajah Darren karena dia pikir Darren lah yang merencanakan semua ini. 

"Darren Carter, bersediakah kamu menjadi suami dari Natalie Sanford?" penghulu itu bertanya kepada Darren untuk mulai mengikat dirinya dengan Natalie, "IYA." tegas Darren yang tampaknya tidak merasa bersalah karena duduk di kursi seseorang yang seharusnya menikah dengan Natalie akan tetapi, Cavero menghilang dan sepertinya sedang diculik. 

"Natalie Sanford, bersediakah kamu menjadi istri dari Darren Carter?" Natalie terdiam, terpaku, dan dia tak bisa berkata-kata. Tatapannya begitu membeku, berbeda dengan Darren yang terlihat sumringah. Dia tidak mau menjawab dan ragu untuk menjawab tidak. 

"Natalie Sanford, apakah anda bersedia menjadi istri dari Darren Carter?" penghulu pun bertanya lagi karena Natalie sempat terdiam begitu lama. Dia mengehela napas dalam-dalam...

To be continued...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status