Share

Chapter 5: Pengantin Baru

"Iya." jawab Natalie dengan nada terpaksa. "Selamat anda berdua telah resmi menjadi suami istri." ucap sang penghulu. Keduanya hanya terdiam sampai Darren bergerak cepat dan membuat Natalie terbangun dari lamunannya. "Natalie awassss!!!!" teriak Darren yang segera mendekap istrinya dan terjatuh dari kursi. Tembakan itu meleset dan Natalie diselamatkan oleh Darren. Penghulu itupun terbunuh di tempat dan semua orang seketika kacau dan panik karena insiden tembakan itu.

Darren dengan pelan memeluk Natalie dan mengajaknya merangkak keluar melalui pintu belakang. Semua orang sudah keluar lewat pintu depan termasuk orangtua Darren dan Natalie yang ternyata sudah kenal sejak lama. 

"Dimana sang pengantin, Louis?" Victor bertanya kepada Louis yang merupakan ayah Darren sekaligus sahabat lamanya, "Entahlah, bagaimana bisa semua ini terjadi dalam satu hari. Choki, dimana Fransisca?" teriak Louis yang tampak khawatir. 

Natalie dan Darren terjebak di pintu belakang. Sentuhan Darren yang begitu dekat membuat jantung Natalie berdegup cukup kencang akan tetapi, dia tidak mungkin jatuh cinta lagi dan Natalie terus menolak bahwa perasaanya salah. Dia tidak akan mencintai pria yang telah menjebaknya dan menyiksanya di neraka seperti ini. Dia sempat bertatapan dengan mata Darren yang melihat ke arah luar karena memperhatikan situasi dan kondisi.

"Boss!!" Darren dan Natalie yang terkejut pun segera menoleh ke arah belakang, "Boss, ngapain disini, boss? Malam pertama ya nanti malam kenapa sekarang, boss?? Astaga, bosss." keluh Adem sembari memegangi kepalanya karena dia melihat pasangan yang baru saja menikah itu sudah berdekatan seolah ingin berhubungan intercourse.

"Heh Adem, sembarangan kalau ngomong. Di depan gimana udah aman? Ada yang terluka selain penghulu itu?" ucap Darren panik, ponselnya berbunyi yang membuat Adem tak jadi menjawab pertanyaan itu, "Halo, Pa. Papa sama Mama dimana sekarang?" tanya Darren ketika menjawab telpon dari ayahnya. 

"Papa sama Mama serta mertua kamu juga baik-baik saja. Kamu dimana, kamu harus segera kembali. Natalie baik-baik saja, kan?" tanya Louis yang terdengar khawatir, "Dia baik-baik saja, Pa. Baiklah, kami akan segera ke depan untuk menyusul." Darren menutup telponnya setelah selesai. Dia membawa Natalie ke depan dan Natalie tidak menolak karena pada dasarnya dia masih shock dengan apa yang baru saja dia lihat dan terjadi. Dia menyaksikan penghulu itu mati tertembak sedangkan, dia terjebak dengan Darren yang kini resmi menjadi suaminya. 

Dia tidak pernah sekalipun memikirkan bahwa itu semua akan terjadi. Dia selalu membayangkan pergi dengan Cavero, menikah dan punya anak dari Cavero akan tetapi, semua harapan itu pupus ketika Cavero menghilang tanpa jejak, tanpa kabar dan tiba-tiba diculik oleh seseorang dan terancam mati. Natalie sama sekali tidak bisa berpikir hidupnya akan begitu hancur bahkan ketika kepingan debu dari hatinya itu masih tertahan di penjara seseorang, suaminya sendiri kini. Entah apa yang dipikirkan oleh Darren sehingga dia melakukan hal yang gila seperti itu. 

Natalie mengira Darren lah pelaku dibalik semua pernikahan palsu itu, akan tetapi, dia tidak akan memarahi Darren saat ini karena pernikahannya dan semua insiden itu terekam dalam suatu siaran langsung. Para wartawan juga sudah mendekat dan ingin mewawancarai Darren, namun, Darren menolak hal itu tanpa ucapan sepatah kata pun. Orangtua Natalie dan Darren pun kembali ke rumah masing-masing. Sedangkan, Natalie ikut kemana Darren akan membawanya karena saat ini dia duduk di samping Darren dalam satu mobil yang membuat Natalie merasakan sesak napas karena dia begitu membenci Darren.

Darren Louis Carter adalah anak pertama dari Louis Carter dan Stacy Carter. Dia pernah menikah dengan Bella Carter yang mati karena dibunuh oleh orang yang misterius tahun lalu, kasus pembunuhan Bella ditutup dan hal itu sempat membuat Darren mati rasa. Darren tak pernah jatuh cinta lagi dengan wanita lain sampai dia bertemu Natalie malam itu. Dia tidak melakukan apa pun dan dia tidak mengerti bahwa dia dijebak dalam pernikahan ini. 

Darren memiliki dua adik yaitu Elvin Carter dan Fransisca Carter. Dia membawa istrinya ke rumahnya yang tak jauh dari rumah kedua orangtuanya. Rumah itu besar dan memiliki 3 lantai serta ada 6 kamar belum termasuk kamar belakang para asisten rumah tangga. Ada pengawal yang selalu berjaga siang dan malam serta supir. Darren memiliki banyak koleksi mobil dan dia tidak menyiapkan apa pun untuk Natalie di kamarnya. Tidak ada hadiah, tidak ada dekorasi kamar dengan bunga mawar yang dirangkai dalam bentuk cinta maupun lilin aroma selayaknya pasangan yang baru-baru menikah. 

Natalie masih terlihat kesal dan marah, dia tidak tau harus berbuat apa di rumah orang apalagi di rumah orang asing seperti Darren. "Aku tau kamu sedih, Natalie. Tapi, aku juga sama-sama dijebak..." ucap Darren terbata-bata, dia mencoba menjelaskan kepada Natalie namun, Natalie justru terlihat sedih dan menangis, Darren yang melihat itu pun segera mendekat dan ingin sekali dia memeluk Natalie akan tetapi, dia takut akan penolakan. Hati Natalie terasa begitu rapuh untuk Darren dan dia tidak bisa memaksakan diri untuk terus dekat. 

"Bukan cuma kamu yang sedih dan terluka. Aku juga, Natalie. Aku hanya tidak menunjukkannya." Darren duduk di depan Natalie yang masih menangis. "Bagaimana pun caranya aku ingin bercerai, Darren. Jangan berpura-pura kamu terluka karena semua ini. Kamu senang, kan?" bentak Natalie kepada Darren. 

"Apa alasan aku harus senang menerima semua ini, Natalie?" Darren balik tanya. "Karena aku tau kamu naksir sama aku kan, kalau tidak kamu sudah pasti tidak akan merencanakan ini semua. Kamu menculik Cavero dan kamu menggantikan posisi dia. Kamu tau aku akan lari jadi, kamu mengancam aku. Jika aku tidak menikah dengan kamu maka, Cavero akan mati. Benar, kan Darren Louis Carter?" ucap Natalie kesal sembari melihat nama Darren yang tertera di atas tembok. 

To be continued...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status