Share

Bab 5. Reuni

Siang itu cafe tempat reuni cukup ramai. Ilona, seorang wanita berambut panjang yang makin cantik dengan rok pendek terusan berwarna putih tulang. Jaket rajut putih crop sebagai outer dan sepatu sandal coklat muda. Rambutnya yang hitam kecoklatan sengaja dibiarkan terurai dengan sedikit ikatan di belakang.

Terlihat beberapa alumnus kampus Ilona mulai hadir. Ada yang datang bersama pasangan bahkan ada yang datang bersama anak-anaknya. Cafe itu cukup besar, arsitekturnya minimalis, beberapa pot bunga cantik, lukisan yang mirip aliran picaso dan alunan musik barat terbaru.

Ilona duduk di sudut sambil menunggu teman satu angkatannya. Maklum saja ini reuni besar jadi hampir semua angkatan ada di sana. Ada yang tampak familiar ada yang bahkan tidak dia kenal.

“Ilona, sudah lama?” tanya seorang wanita yang baru saja datang. Dia adalah Indah teman lamanya, sering mengambil mata kuliah yang sama membuat mereka cukup dekat.

“Kamu tambah cantik Lona,” ujar Indah memuji.

“Ya namanya juga cewek masak iya ganteng say, hihihi,” jawab Lona.

“Aku tambah gemuk ga sih?” tanyanya.

Memang terlihat badan sahabatnya itu makin melebar, memakai kemeja dengan motif garis melintang yang malah membuatnya makin bulat. Hanya saja sebagai teman yang baik, Ilona tidak akan menyinggungnya. Belum sempat dia berkomentar Indah berbisik.

“Aku Hamil!” ucapnya.

Mata Ilona terbelalak kaget. “Hah, hamil!” dia bertanya-tanya karena seingatnya Indah bahkan belum menikah.

“Iya, aku nikah sirih dua bulan lalu!" jelasnya.

“Kenapa harus nikah sirih Indah? Kenapa ga langsung nikah resmi saja?” tanya Ilona menyayangkan.

“Suamiku sudah beristri Ilona!” bisik Indah.

Mata Ilona melotot seperti hampir copot. Mukanya merah dia tidak menyangka kalau sahabatnya seperti itu.

“Apaaaa..!! Kenapa kamu menikah dengan pria beristri Indah? Kenapa kamu mau?” Ilona merasa kelakuan sahabatnya itu kurang pantas.

“Dia bilang dia mencintaiku Lona! Tapi dia tidak bisa menceraikan istrinya karena sudah ada anak,” sanggah Indah membela diri.

“Lalu istrinya, kamu ga peduli perasaan istrinya Indah? Kita ini sesama wanita, apa pantas kita menyakiti hati sesama wanita? Lalu anaknya, apa kau tidak berpikir anaknya butuh sosok orang tua yang lengkap? Bagaimana bisa kamu menjalani hidup seperti itu?” tutur Ilona menceramahi temannya itu panjang lebar.

Indah tersenyum sambil berujar. “PRANK!"

"Hahaha, kamu kenapa percaya banget sih Ilona? Masa iya aku nikah sama cowok genit ihh?” ucap Indah yang tertawa cekikikan karena berhasil mengerjai kawan lamanya itu.

“Nih, pegang perutku! Semua ini gumpalan lemak, asli 100% daging pilihan,” jelas Indah sembari menunjukkan perut buncitnya dengan santai.

Ilona menatap Indah dengan wajah kesal, percuma dia membuang energi untuk berceramah panjang lebar, ternyata teman lamanya itu hanya berniat menjahilinya. Meskipun Ilona kesal tapi di dalam hati dia sedikit lega karena sobatnya itu tidak dalam hubungan yang cukup beresiko dengan seorang pria.

“Duh kamu ini, awas sampai kejadian nikah ga jelas kaya tadi!” Ilona mengingatkan.

“Hihihi, iya..iya,” jawab Indah menepuk pundak Ilona sambil meredakan kekesalannya.

“Gimana? Siapa saja teman kita yang sudah datang?” Indah bertanya.

“Belum banyak mungkin mereka sibuk Ndah, lagian ini kan reuni umum, ga cuma angkatan kita yang datang. Mungkin mereka pikir bakal rame banget jadi malas datang,” ujar Ilona menduga-duga.

“Iya sih aku aja males datang ke sini, gara-gara kamu bilang mau datang aku jadi datang!” jawab Indah sambil celingukan.

"Ya iya lah! Kamu harus datang, kalau kamu ga datang pasti aku pulang!" canda Ilona yang membuat teman lamanya itu tertawa. 

Mereka berdua mulai berbincang santai sambil menyantap hidangan yang sudah dipersiapkan. Ada makanan prasmanan berat seperti nasi goreng, mie, kentang, nasi putih, urap dan masakan traditional lain.

Ilona makan nasi goreng dengan tumis daging seperti iga yang dibumbu seperti rendang. Wenny mengambil nasi putih, urap, ikan asin, ayam goreng, sayur nangka dan sambal teri. Mereka makan dengan lahap, sepertinya makanan enak cukup membuat keduanya agak menikmati acara reuni hari itu. 

Beberapa alumnus tampak berdatangan tapi tampak tidak dikenal, lalu masuk teman Ilona si cantik kembang angkatan 2016 Fransisca, masih sama seperti dulu dia tampak full make up dengan fashion yang cukup mengesankan. Rambutnya dicat hitam gelap kebiruan, kuku tangannya penuh dengan kutek warna salmon yang soft, pakaian terusan berwarna hitam, dan tas sling bag mahal berwarna putih tulang.

“Halo teman-teman. Apa kabar kalian?” Fransisca menyapa Ilona dan Indah yang sedang asik makan.

“Halo Fransisca, yuk duduk sini!" ajak Indah. "Teman seangkatan kita hampir ga ada yang datang!" Indah menginformasikan.

“Oh ya? Wah ga seru deh!” wajah Fransisca tampak kecewa.

"Sudah ga papa, sana ambil makan dulu! Masakannya lumayan enak lo!" tawar Ilona yang disertai anggukan Indah yang hampir habis memakan nasi urap di piringnya.

"No! Aku diet badanku agak gemukan!" jawab Fransisca yang hanya tertarik dengan air putih di meja.

"Badan segini gemuk! Lalu aku apaan?"ujar Indah tersinggung. 

"Kalau kamu itu ga gemuk Ndah, tapi seger! Hahaha," goda Fransisca. “Oh iya, kalian kerja dimana?” tanyanya.

Indah menjelaskan kalau dia sekarang sibuk sebagai manager sebuah toko roti, toko yang membuat aneka cake lezat dan coklat dengan berbagai macam bentuk.  Sebuah penjelasan yang cukup masuk akal untuk menelusuri asal muasal gula yang membuat tumpukan lemak di perutnya.

“Kalau kamu Sis?” giliran Ilona bertanya.

“Aku sekretaris di perusahaan developer apartemen Lona, perusahanku bikin banyak apartemen dan menjual unitnya, kalau kamu?” wanita cantik itu balik bertanya.

“Aku jadi staf marketing di perusahaan teknologi R22 TECH, bikin pameran di mall, kadang jaga di show room,” jawabnya.

“Wah, kamu staf di sana? Keren sih setahuku alatnya aneh-aneh aku pernah lihat pamerannya,” ujar Fransisca antusias. “Apalagi bosmu Lona, ya ampun ganteng banget! Beruntung kamu kerja di situ, pasti bikin mata seger ya?” ujar Fransisca bergosip.

“Bos yang mana?” tanya Ilona.

“CEOnya kalau ga salah, dia masih muda, kulitnya putih, badan proporsional, rambut lurus stylish yang pasti wajahnya ganteng banget!” Fransisca menceritakan.

“Masa iya?” Indah ikut penasaran.

Mereka berdua menatap Ilona seperti ingin mendengar berita menarik. Ilona yang tidak tau hanya menggelengkan kepala karena dia memang tidak pernah bertemu dengan bosnya.

“Perusahanku luas ada banyak devisinya, ada banyak kantornya, kalau CEO tempatnya di kantor pusat, jarang ada di kantor cabang, apalagi sering ada urusan keluar negeri, malah ga pernah lihat aku Sis!” jawab Ilona.

“Oh gitu, berarti aku beruntung ya bisa ketemu pas di pameran, duh pokoknya bening lah, coba kamu lihat kalau ke kantor pusat, barangkali ketemu!” ujar Fransisca bergosip.

“Ya..ya..ya!” jawab Ilona sambil memasukkan sup buah ke mulutnya.

Fransisca akhirnya ikut makan, kebetulan di sana juga ada menu gado-gado jawa timuran. Menu sayuran sehat yang rendah kalori. Ketiganya menikmati  hidangan dan asik ngobrol tentang kenangan saat masa-masa mereka kuliah dulu. 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nur Alisha
sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status