Percetakan Kantor PusatSilvia dan teman-teman segera menemui staf penanggung jawab kemasan. Dia menunjukkan tempat kemasan dan mempersilahkan mereka untuk bekerja. Biasanya kalau ada kesalahan cetak ada pekerja partime yang akan membantu. Tapi karena ini mendadak, jadi partimer tidak bisa datang membantu. Mereka mulai menempel stiker satu demi satu di atas kertas kemasan produk. Mereka hanya punya waktu 6 jam untuk bisa menyelesaikan semuanya. Sudah 1 jam mereka disana dan hanya sanggup menempel sekitar 2000 kemasan.Ilona mulai mengkalkulasi waktu. Jika sejam 2000 kemasan berarti 6 jam hanya bisa mendapat 12.000 kemasan. Masih kurang 28.000 kemasan lagi. Ini masalah, Ilona mulai mengshare pesan SOS ke grup kantor. Intinya dia meminta bantuan siapa saja yang longgar saat itu untuk membantu. Tapi dia agak pesimis karena pastinya tim lain juga akan punya kesibukan lain alih-alih membantu tim design untuk bertanggung jawab perihal penempelan stiker.Tuut..! Terdengar ada pesan masuk.“S
AC mobil yang dingin membawa suasana yang cukup canggung di dalam mobil. Ilona yang membawa Ziyan untuk traktiran usai kerja, malah tampak seperti kencan diam-diam.“Teman Bu Ilona ikut?” Ziyan memastikan.“Mereka pulang!” jawab Ilona singkat.Makin hening suasana di dalam mobil, Ziyan agak grogi karena malam ini mereka hanya berdua saja.“Kita ke DC Bistro ya, kamu mau?” ajak Ilona.“Boleh,” jawab Ziyan tidak kalah singkat.Ilona mengajak Ziyan ke rumah makan yang tempatnya agak jauh dari kantor. Ilona rupanya juga khawatir kalau acara makan bersama mereka menjadi gosip saat ada staf kantor yang melihatnya.“Bu Ilona, sekarang sibuk persiapan event apa? Ada pameran lagi?” tanya Ziyan mengusir canggungnya.“Ga ada pameran sih, cuma persiapan event sosial, bikin acara sama anak yatim, tapi masih belum kepikiran mau bikin apa yang sekiranya seru,” jawab Ilona.“Sosial? yang bulan depan ini?” tanya Ziyan memastikan.“Iya, event sosial perusahaan, CEO kita yang cari dananya, jauh-jauh sam
Malam yang cukup panjang untuk berbincang-bincang, makanan yang enak, ide yang segar, dan teman yang tampan. Ziyan menatap Ilona yang mulai berbicara panjang lebar. Steik yang mereka pesan sudah habis dan sekarang berganti hidangan laut. Wanita itu bercerita tentang seputar pekerjaannya. Sembari mengetok cangkang kepiting yang keras mulut Ilona masih saja presentasi produk. Ilona memang masih tampak berenergi meskipun sudah lewat jam 10 malam. Ziyan tersenyum simpul dan terus mengamati. Ziyan merasa ada magnet yang cukup besar yang membuatnya tertarik pada wanita itu. Hanya saja Ziyan masih belum tau perasaan apa yang dirasakannya sekarang. Dia hanya membiarkan semua perasaan itu mengalir alami dan membuat kesan yang manis. Sesekali Ilona menyelipkan rambutnya ke telinga saat makan dan itu membuatnya tampak semakin mempesona. "Eh kamu tau ga bedanya rajungan sama kepiting laut?" tanya Ilona tiba-tiba. "Tau lah!" jawab Ziyan santai. "Tau? masak? apa bedanya?" tanya Ilona mendadak
2 minggu yang laluMinggu sore, Eldrian terlihat sedang asik membuka katalog kalung berlian di sebuah toko perhiasan. Eldrian ingin memberi kejutan pada kekasihnya Venya nanti malam. Sudah beberapa minggu mereka harus berhubungan jarak jauh karena Eldrian sedang mengurus beberapa urusan di Jepang. Rencana malam itu adalah menjemput Venya di apartementnya, membawa buket bunga, memesan tempat untuk makan malam, dan memberikan hadiah spesial. Persiapan yang sangat matang untuk sebuah kencan romantis .“Saya mau yang ini!” ujar Eldrian pada pelayan toko.Eldrian memilih sebuah kalung berlian berbentuk kunci kecil dengan lambang hati ditengahnya. Sangat indah, dan mampu mewakili perasaan rindunya saat itu. Sembari mengecek ponselnya dia tersenyum saat tau Daniel sudah berhasil memesan dan mengatur tempat makan yang Eldrian inginkan malam itu. Semua sudah siap sebelum jam 8 malam. Eldrian berdandan sangat tampan. Mengendarai mobil hitamnya dia sudah siap menuju apartement kekasihnya untuk m
Ilona dari pagi tampak mengotak-atik laptopnya dan melihat angka penjualan untuk minggu ini. Cukup lumayan tapi masih belum sampai ke target yang dia inginkan. Membuka website dan mulai mengupdate beberapa produk, Ilona juga mempunyai website pribadi untuk penjualan, semua staf marketing punya, hanya berbeda-beda produk saja. Ilona bertanggung jawab untuk produk robot pembersih, dan semua robot seputar rumah. Sangat laris dipasaran karena selain lucu, teknologinya juga sangat berguna. “Hai Ilona!” seseorang menyapanya. Dia adalah Jeremy rekannya dari bagian desain. “Kamu suka milk green tea?” tanyanya sembari menyodorkan cup minuman dingin. “Wow, terima kasih Jeremy,” ucap Ilona sambil tersenyum. “Gimana penjualanmu minggu ini? Aman?” tanya pria itu lagi. “Masih aman, tapi belum maksimal sih!” jawab Ilona. “Gimana desain iklanmu? Ada kendala?” tanya Ilona balik. “Semuanya sudah fix, sudah ACC Pak Jason kemarin” ujar Jeremy tamp
Kesibukan rutin CEO Eldrian membuatnya hampir tidak sempat melakukan penyamarannya. Ziyan si OB sudah lama tidak main ke kantor cabang devisi 1. Sore hari yang agak senggang membuatnya ingin pergi ke sana dan bertemu Ilona. Setelah menugaskan Daniel untuk mewakilinya bertugas. Eldrian pergi ke kantor cabang dengan membawa mobil box milik kantornya. OB serba bisa itu perannya, mobil kantor bukan sesuatu yang tampak mewah tapi cukup menjadi kakinya agar sampai ke kantor cabang.Eldrian masuk dan membawa sekotak kue. Dia duduk di lobi ruang tunggu dan membuat panggilan. Panggilan untuk Ilona teman barunya di kantor pemasaran. Teman yang cukup cantik dengan karakter baik hati yang gila kerja. Sore hari sudah dekat dengan waktu jam pulang staff. Ilona menerima panggilannya dan segera datang.Terakhir kali mereka bertemu adalah saat makan malam, sebuah malam yang menyenangkan sekaligus canggung. Ziyan tidak pernah menghubungi Ilona begitu juga Ilona. Baru sore hari itu merek
Hari Minggu pagi, janji kencan dengan Jeremy akhirnya disanggupi oleh Ilona. Dia teringat apa kata Ziyan bahwa mencoba bukanlah sesuatu hal yang salah. Pikirkan saja kalau Jeremy adalah saudaramu dan pahami karakternya. Saran yang bagus sekaligus agak menyesatkan bagi wanita yang sangat jarang berkencan dengan pria itu. Ilona mencari baju yang manis, dan berdandan agar tampak menarik. Bukan karena dia ingin tampil cantik di depan Jeremy tapi karena dia ingin mendalami suasana kencan dengan seorang pria. Maklum status jomblo yang sering menjadi bahan ledekan teman-temannya membuat Ilona merasa muak dan ingin juga memiliki satu pacar yang bisa dia ajak nongki bersama teman-temannya. Meskipun Ilona juga paham betul bahwa hati tidak bisa dipaksakan. Ilona membawa mobilnya sendiri dan mengajak Jeremy untuk bertemu langsung di bioskop saja. Hal itu dilakukan Ilona untuk mengantisipasi agar Jeremy tidak tau dimana dia tinggal karena dia teringat apa kata Ziyan ada sebagian pria yang memang
Kantor Cabang Pemasaran“Hahh...Hah....Hah!” Ilona terengah-engah setelah sampai dan bertemu Wenny.Sahabatnya itu langung pergi setelah berterima kasih pada Ilona yang menggantikannya. Tampak mata yang sembab pada wajah Wenny, hal itu sungguh membuat Ilona tak tega. Sambil melambaikan tangan pada sahabatnya yang berlari keluar kantor, Ilona tampak lebih lega.“Semoga Ibu Wenny dapat segera ditolong!” doanya dalam hati.Seperti Wenny, Ilona juga sangat sayang pada ibunya, oleh karena itu dia merasa iba seolah-olah dia sendiri yang ada di posisi Wenny.“Kalau aku jadi Wenny pasti aku juga sangat cemas!” itu pikirnya.Ilona masuk ke lokasi pameran produk, disana tampak ramai seperti biasa, Ilona bertanya pada rekannya tentang apa tugas Wenny hari itu. Segera saja Ilona bisa mengover handle semua nya, “Aman” pikirnya. Ilona tampak berbincang pada beberapa calon customer dan mulai