Share

[6] Melamar Tanpa Gagal

“Anya, terima saya ya?! Ibu sudah nggak sabar nunggu itu,” Kamarudin menggeser posisi tubuhnya. Tepat di depan Anya, wanita itu kembali dapat melihat sosok Miranti. 

“Hi, calon menantunya, Ibu!” Miranti melambaikan tangannya meski belum mengambil langkah untuk mendekat.

Wajah Anya memucat. Kamarudin tidak hanya sendirian, pria itu membawa antek-antek absurdnya untuk membalaskan dendam. 

“Nya,” senggol Flora yang berada di sisi kiri Anya. “Ngomong sesuatu jangan diem aja!” pinta sang sahabatnya. “Gue sampe mau pingsan nih!”

“Ginjal gue juga gemeteran, Nya,” sambung Angel, memberitahukan keadaannya usai mendengar pengakuan dosen idolanya.

Jangankan Flora dan Angel— Anya tak sekedar ingin pingsan, kalau bisa malah mati aja sekalian. Sepertinya baru satu ia merasakan surga dunia tanpa bimbingan Kamarudin. Kenapa sekarang justru begini nasibnya.

“Gaes, tolong bantu saya untuk membujuk Anya.” Kamarudin bangkit, ia menggunakan atensi para mahasiswanya yang tengah mengerubungi mereka. “Saya berjanji jika Anya menerima lamaran terbuka saya ini, saya tidak akan menyeret nama-nama orang yang menyebarkan berita bohongan tentang saya.”

“Dalangnya pun akan saya lepaskan!” seringaian itu tampak kembali. Mata Kamarudin yang tajam menyorot kepada Anya— sosok yang sudah pasti menjadi dalang utama tersiarnya gosip ia memiliki penyimpangan seksual.

“Kalau Anya nolak, Pak?” tanya Flora, penasaran.

Kamurdin melipat bibirnya ke dalam. Melakukan kecapan mulut satu kali, sebelum menjawab pertanyaan gadis yang ia ketahui selalu bersama Anya. “Yah, terpaksa, saya akan melaporkan tindakan merugikan itu ke pihak berwajib. Ada beberapa pasal yang bisa saya kenakan. Kebetulan saya sudah berkonsultasi dengan pengacara keluarga saya,” jelas Kamarudin panjang kali lebar.

Ditempatnya Anya keringat dingin. Walau pun berasal dari keluarga berada, ia tidak pernah tersangkut kasus hukum. Belum lebih tepatnya. Kalau pun terseret meja hijau, Anya ingin alasan tersebut bersumber dari pembunuhannya kepada sang ibu tiri. Selain karena hal tersebut, Anya tak mau kaosnya berganti menjadi warna orens.

“Nya! Terima, Nya!”

“Iya, Kak Anya. Selametin orang-orang yang udah terlanjur kemakan hoax terus ikut-ikutan nyebarin, Kak!”

Ya, Tuhan! Bagaimana ini? Dirinya memang dalangnya, tapi kalau sampai menyeret puluhan orang, kasihan mereka juga. Anya sendiri tak tahu latar belakang dari setiap anak yang termakan isu buatannya.

“Terima!”

“Terima!”

“Terima!”

Koor seluruh orang, tak terkecuali keluarga Kamarudin. Shafa— adik perempuan Kamarudin bahkan menjadi orang paling bersemangat, ketika mengetahui kakaknya akan melamar seorang wanita.

“Nya! Udah sih jangan ngambek mulu sama Pak Kamarudin. Terima aja. Masa gara-gara gosip lo mau batalin pernikahan kalian,” bisik Flora. Akting Kamarudin yang begitu menjiwai rupanya mampu membuat Flora percaya pada bualan pria itu.

“Flor,” desis Anya.

Sahabatnya ini sinting atau gimana? Sudah jelas-jelas mereka di kampus seperti Tom & Jerry. Boro-Boro mereka mau menikah, teman-temannya saja tahu, jika ia memiliki dendam kesumat kepada dosen yang selalu memberikannya nilai K.

“Nya, gas aja. Itung-Itung lo juga nyelametin nama baiknya dosen kesayangan gue. Kalau sama lo, gue rela deh,” imbuh Angel. Terdapat keuntungan jika sahabatnya menerima pinangan dosen mereka. Kamarudin tidak akan lagi dicap sebagai homoseksual.

Angel akan mendorong sahabatnya agar mau berkorban Dosen kesayangannya tidak boleh mendapatkan sanksi lebih, dari penonaktifan sementara yang diterimanya minggu lalu. Akan ada banyak mahasiswi patah hati. Setidaknya jika menikah, mereka masih dapat melihat wajah Kamarudin bergentayangan di kampus.

“Lo bisa keluar dari Kartu Keluarga bokap lo.”

Kontan Anya memalingkan wajahnya, menatap Angel yang baru saja mengeluarkan kalimat menarik. “Gitu?” tanya Anya dibalas anggukan kepala oleh Angel.

“Bentar ya, Pak. Saya bisik-bisikin Anya dulu. Bapak yang sabar. Pasti diterima kok.” Seloroh Angel meminta dosennya untuk menunggu selagi dirinya membujuk sang sahabat.

“Kan kalau nikah, lo ikut KK suami. Nah, lo bisa tuh ketemu Nyokap lo tanpa war sama bokap lagi, Nya. Banyak untungnya tauk!”

“Pertama lo nggak perlu lagi tinggal di rumah yang kayak neraka itu. Ke dua, lo bebas mau ngapain aja sama nyokap. Ke tiga lo bisa dapet nilai A. Kan dia suami lo! Bisalah nego nilai tebel-tebel.”

Anya memikirkannya. Otaknya memproses setiap kalimat Angel. Selain dirinya tidak jadi dipolisikan dan menanggung beban rasa bersalah pada tersangka-tersangka lain, poin terbebas dari neraka jahanam yang membelenggunya merupakan hal termenggiurkan.

Kamarudin menghela napasnya. Ia sudah lelah menanti. “Jadi gimana? Saya tinggal telepon pengacara untuk melayangkan gugatan!” tuturnya menekan Anya. Jika Anya tak bergeming dengan cara halus yang dirinya gunakan, Kamarudin akan mencercarnya menggunakan ancaman.

“Karena ulah pembenci saya,” Kamarudin memicingkan mata tajamnya, “saya masuk ke dalam portal berita online. Terlebih kamu membatalkan pernikahan kita begitu saja. Saya harus bagaimana untuk memulihkan nama baik yang terlanjur orang itu hancurkan?! Saya juga akan dikeluarkan dari sini kalau tidak bisa membuktikan hubungan spesial kita, Anya!”

Anya menelan ludahnya. Ia tidak menyangka kejahilannya ternyata menimbulkan dampak besar terhadap hidup seseorang. Kerusakan yang dirinya timbulkan tak sebanding dengan pembayaran sksnya. Bukan dirinya yang kehilangan uang, tapi papanya. Secara tidak langsung, Kamarudin turut membantunya membangkrutkan sang papa.

“Ya udah, kita jadi nikah.”

“Apa? Saya tidak bisa mendengarnya, Baby.”

“IYA KITA NIKAH, PAK UDIN!” teriak Anya emosi. Nggak tau apa kalo gue masih siyok!

“Anya!” tegur Miranti yang rupanya telah melangkahkan kakinya bersama tim yolo-yolonya. “Anak ibu loh, namanya bukan Udin!”

“Iy-Iya, Bu.” Jawab Anya tergagap. Ia lupa kalau ada wanita yang melahirkan Kamarudin disekitarnya.

“Lamaran saya diterima! Kalian bebas makan di setiap kantin fakultas kita, sudah saya persiapkan untuk ucapan terima kasih saya.”

Seluruh mahasiswi bersorak riang. Anya— Kakak kelas mereka yang tukang huru-hara, hari ini mendatangkan berkah tak terduga.

“Bebas nambah, Pak?”

“Selagi stoknya masih ada, silahkan.”

Lapangan mendadak sepi. Orang-Orang yang bergerombol membubarkan diri mereka. Mengalihkan perhatian mereka pada kekuatan penjarahan gratisan yang Kamarudin sediakan. Kapan lagi makan gratisan. Para anak kos tentu akan memanfaatkan pesta akbar ini untuk menyelamatkan perut masing-masing.

“Ngel, Flor.. Gue nggak salah kan udah nerim..” Mata Anya mengerjap. Sial! Ia ditinggalkan oleh kedua sahabatnya. Teman-Teman laknat! Awas saja mereka. Gue bakalan ngasih perhitungan!

“Halo Kak, Anya. Aku Shafa Fathia, Adeknya Mas Kamaru.” Gadis dengan seragam SMA yang harus membolos karena ajakan ibunya itu mengulurkan tangannya untuk menyapa sang calon kakak ipar.

“An-Anya..” Anya menerima uluran gadis bersama Shafa itu.

“Bukan Juminten?” goda Miranti Hasan.

“Eh?”

Kamarudin, Atalaric dan Miranti tertawa mendengar  pekikan Anya. Anya terlihat menggemaskan ketika tidak mereog.

“Belum makan, kan?” tanya Miranti.

“Sud— belum,” ucap Anya saat Kamarudin memeloti dirinya. Dengan cepat Anya merubah jawabannya. Sekarang ia berada di dalam kendali sang dosen jika ingin hidupnya selamat dari bayang-bayang jeruji besi.

“Kita makan ya, sekalian bahas tentang pernikahan kalian.”

“Ba-Baik, Bu.”

Tangan Kamarudin merekah, membuat Anya mengerngit.

“Apa?”

“Kunci mobil kamu, biar Shafa yang bawa. Saya khawatir kamu kabur.”

Anya mengeram kesal. Dosennya ini benar-benar menjengkelkan. Setengah tak rela, Anya akhirnya menyerahkan kunci mobil miliknya. “Nih! Jual sekalian!” sentaknya sedikit kasar.

“Tunjukan kepada kami yang mana mobilnya.” Perintah Kamarudin kembali pada setelan pabriknya ketika berada di lingkungan kampus.

Keluarga Kamarudin dibuat tercengang melihat mobil pribadi Anya. Miranti bahkan langsung bertatap-tatapan dengan Atalaric saat menyaksikan BMW M8 Gran Coupe Competition yang Anya tunjuk. Sebuah mobil seharga hampir 7 M, seperti milik anak pertama mereka.

“Mobil kamu betulan yang ini?”

Anya mengangguk, “iya, Bu.” Tangan Anya merebut kunci mobilnya, “nih kuncinya ada logo mobilnya,” ucapnya santai, tak sadar jika orang yang sedang bercakap dengannya terkejut setengah mati.

“Selama tujuh hari ini, kamu beneran jadi sugar baby? Siapa yang kasih ini, Anya? Pejabat Negara?”

Tidak salah bukan jika Miranti bertanya demikian. Pada awal pertemuan tidak mengenakan mereka, Anya mengaku sebagai wanita panggilan. Melihat betapa cantik dan terawatnya Anya, tidak sulit untuk wanita itu mendapatkan pelanggan spek tinggi macam pejabat.

“Mah, Anya anak tunggal Tanu Handoyo dari istri pertamanya.”

“TANU HANDOYO?” pekik Atalaric dan Miranti Hasan. Siapa yang tidak mengenal nama tersebut. Seluruh pengusaha mengenal nama Tanu Handoyo sebagai pengusaha properti yang asetnya mencapai triliunan.

Handoyo Group dapat disejajarkan dengan Ciputra Group dalam aset dan pembangunan. Mereka memiliki banyak Mega Proyek yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor cabang Atalaric bahkan dibangun oleh perusahaan itu.

Sebelumnya, Kamarudin telah menelusuri seluk-beluk Anya. Tak banyak yang wanita itu unggah di sosial medianya. Tiga foto dan seluruhnya berisikan potret ayu seorang wanita dewasa yang Anya beri caption ‘Mama terbaik,’ terbaik disetiap unggahannya.

Kamarudin bahkan harus mencari datanya pada bagian administrasi kampus. Saat pertama kali mengetahui siapa orang tua Anya, Kamarudin mencari berita skandal mengenai orang tua wanita yang akan dinikahinya. Itulah yang membuatnya tak terkejut ketika Angel menyebut rumah Anya sebagai neraka. Kamarudin pun akhirnya mengetahui mengapa Anya terlihat biasa saja ketika akan dikeluarkan dari Kartu Keluarga.

Perseteruan antar kedua orang tua Anya tak membahas mengenai harta gono-gini. Mereka saling berperang untuk mendapatkan hak asuh Anya— harta yang Kamarudin duga jauh lebih besar dibandingkan tumpukan uang.

“Kamaru, kamu saja yang bawa. Jangan Shafa. Terakhir bawa mobil Langga, dia nggak bisa. Ayo Nak Anya.”

Loh? Beneran ini gue mau dikawinin? 

Kenapa rasanya, Anya menyesal, ya?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
seruuu ceritanya lucuuu, suka modelan novel nya bgini cewek nya barbar gk begok2 kyk film terbang hihihi siapa sich thornya ini makasih yaa kk thorrr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status