Share

95. Pingsan

Bukannya menganggap ucapan Bima serius, Nawa malah tergelak.

“Bim, kamu habis mabuk?”

Bima berdecak, menatap kakak iparnya intens. “Aku lagi serius dan nggak lagi mabuk.”

"Ngelantur gitu ngomongnya. Setiap wanita terlahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi stop melihat rumput tetangga. Mereka sebenarnya sama saja."

Bima tersenyum.

“Jangan suka membandingkan, Bim. Apalagi membandingkan istri dengan wanita lain. Nggak baik, nggak boleh. Stevie yang mungkin katamu sampe capek ngadepinya itu mungkin karena hormon kehamilan. Jadi, kamu harus sabar,” tutur Nawa. Tangannya gesit membuka bungkus mi instan, lalu memotong sayuran.

“Aku kayak salah milih istri.”

“Hus! Jangan kayak gitu. Yang namanya pernikahan itu nggak bisa langsung cocok. Kamu sama dia masih butuh banyak waktu adaptasi. Baru juga sebulan nikah. Yang sabar ngadepi Stevie. Mungkin dia butuh diperhatikan sama kamu. Kamu perhatian nggak sama dia?”

Bima menatap kakak iparnya lembut. “Mungkin. Karena aku sibuk kerja
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yuli Maulana
hadeeeehhh. drama lagi
goodnovel comment avatar
Fitriani
alah akting lagi dah si stev cari perhatian ......
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status