Share

Diculik Putri Mafia
Diculik Putri Mafia
Author: Natasha Lee

PROLOG

     Kedua mata pria itu perlahan terbuka penuh setelah beberapa kali mengerjap. Kelopaknya membesar dan mengecil—menyesuaikan intensitas cahaya yang memasuki retinanya.

     Setelah pandangannya jelas, alam bawah sadarnya ikut aktif menganalisa sekitarnya.  Sedetik, dua detik...

     Teeett!! Teeett!

     Alarm peringatan di otaknya menyala. Menyiarkan peringatan bahwa langit-langit berwarna putih tulang yang ia lihat saat ini sangat asing untuknya.

     Pria itu sontak bangun, mengubah posisinya menjadi duduk.

     Pergerakan tiba-tibanya itu membuat kepalanya pening– perasaan yang sama ketika ia habis minum-minum bersama teman-temannya.

     “Ahh...” dia meringis kesakitan. Sumpah, kepalanya benar-benar ngilu luar biasa. Dia juga tidak bisa mengingat kenapa ia bisa terbaring di kamar yang tidak ia kenali ini.

     Seingatnya, dia tidak habis minum alkohol...

     Ah, apa dia sudah mati? Dan ini adalah alam akhirat yang disebut-sebut oleh orang-orang? Kalau iya, kenapa... rasanya senyaman ini? Jika memang ini akhirat, sepantasnya ia berada di neraka. Bukan di tempat yang semewah ini.

     Apa jangan-jangan Tuhan juga menghitung popularitas dan ketampanan sebagai poin untuk memasukan manusia ke surga?

    ‘Ah, aku pasti sudah gila.’ Ia meruntuki pemikirannya sendiri yang konyol dan tidak masuk akal.

     Pertama, tempat ini jelas seperti tempat tinggal seseorang, jadi dia tidak mungkin sudah meninggal dunia. Tapi yang jadi masalah, dia sama sekali tidak tahu tempat apa ini? Dan bagaimana bisa ia bisa sampai berada disini?

     “Argh, sebenarnya aku ada dimana?!”

     “Kamu di rumahku.”

     Suara seorang perempuan menyahutinya membuat sekujur tubuhnya terlonjak kaget. Ia berjengit sekali lagi saat mendapati seorang gadis duduk bertopang dagu di sebelah ranjang dengan kedua mata yang tak berkedip.

     Mata lelaki itu membulat tak percaya. Jadi, dari tadi dia sedang tak sadarkan diri dan disaksikan oleh seseorang yang menatapnya dengan lekat-lekat seperti ini?

     “Kamu siapa? Tidak, apa kamu mengenalku? Kamu tahu aku siapa, kan?”

     “Tentu saja aku kenal kamu,” gadis itu menjawab dengan bahasa cina-nya yang cukup fasih.

     Lelaki yang baru siuman itu menghela napas lega sejenak. Kalau begitu, dia pasti tahu kalau dirinya adalah aktor dari China  yang terkenal kan? Apa mungkin gadis ini menyelamatkannya setelah ia tidak sengaja pingsan di suatu tempat?

     Wajah cewek ini tidak begitu terlihat seperti orang China, tapi...

     “Selamat datang ... suamiku!”

     “Hah? Suami?!?!”  

     Gadis bertubuh kelewat kurus dan berkulit pucat itu mengangguk. Ia mengukir seringai lebar. Terlihat seolah kedua ujung bibirnya akan mencapai telinganya. Pria itu merinding. Seketika itu juga ia menelan salivanya paksa.

     Ini... rasanya seperti melihat malaikat kematian. Sekarang dia yakin kalau dia memang sudah di akhirat. Ya, sudah pasti itu.

     Kamar luas bernuansa putih yang menyerupai bangunan di negeri dongeng ini pasti sebuah jebakan. Ini adalah neraka khusus yang dirancang untuk menipu para pendosa yang dijebloskan kesini.

     Kalau tidak begitu, bagaimana bisa dia tiba-tiba memiliki istri seorang bocah yang sekujur tubuhnya putih seperti mayat yang diformalin?

* * *

     [Satu minggu sebelumnya…]

     Weibo: Trending topic nomor satu di twitter! Aktor naik daun, Wang Jun, dikabarkan akan melakukan fanmeeting di Indonesia. Simak antusiasme penggemar...

     LED TV berukuran raksasa itu langsung dimatikan dengan tergesa. Sharon menoleh, menatap Kai dengan tatapan nanar.  Gadis itu masih mencoba mencerna informasi barusan dilihatnya.

     Sementara pemuda berusia dua puluh satu tahun itu sudah pucat pasi. Ia mengutuk kecerobohannya sendiri yang lupa menutup tab sebelum menyambungkan laptopnya ke televisi.

     Peraturan nomor satu yang harus dipatuhinya ketika bekerja menjadi bodyguard Wang Sharon, putri majikannya, yaitu tidak boleh mempergunakan internet di dekat gadis itu.

     Dia tidak boleh memancing rasa penasaran Sharon. Jika Sharon mengenal internet dan dunia maya, gadis itu pasti akan merengek pada ayahnya untuk bisa keluar dari mansion mewahnya. Sementara Tuan Wang Richard tidak ingin hal itu terjadi.

     Bisa dibilang, Sharon adalah ‘rapunzel era sekarang’. Dia sudah empat belas tahun menghabiskan hidupnya terkurung di mansion karena kondisinya yang lemah.

     Tapi sekarang... semua sudah terlambat. Hanya melihat binar mata Sharon yang menggebu-gebu, Kai sudah tahu apa yang akan dikatakan gadis sembilan belas tahun itu.

     “Apa itu yang barusan? Kau pasti paham kan?”

     “Apa? Memangnya ada apa?”

     Sharon mencebikkan bibir. “Tidak usah berpura-pura bodoh! Aku tahu kau tahu maksudku.”

     Gadis itu menyerongkan badannya. Ia mendekat ke arah Kai yang sudah bekeringat dingin tanpa sadar.

     Sesungguhnya, pemuda itu lebih tua tiga tahun dari Sharon, tapi ia tidak bisa memungkiri kalau Nona-nya tak kalah menyeramkan dari Tuan Besarnya.

     “Jelaskan padaku,” pintanya, dengan pupil mata yang membesar dua kali lipat. Sebuah gestur yang hanya ia tunjukan ketika ia benar-benar penasaran terhadap suatu hal.

     “Apa itu fan... fanmeet? Kenapa orang-orang menantikannya?”

     Kai menghela napasnya keras. Ia jadi serba salah. Pemuda itu tahu, apapun pilihan yang ia ambil – baik menjawabnya atau berkelit, ia tetap akan disalahkan.

     Yasudahlah, dia sudah terlanjur basah. Mau bagaimana lagi?

     “Fanmeet itu artinya jumpa penggemar, Nona. Untuk ikut serta, beberapa orang—penggemar artis itu, harus mengeluarkan uang agar bisa bertemu dengan idola mereka untuk beberapa menit.”

     “Oh ya?” Sharon terlihat berpikir sejenak. “Kalau begitu aku juga bisa ikut kan?”

     Pertanyaan itu sukses membuat Kai terbungkam.

     Jawabannya? Seratus persen tidak bisa. Tuan Richard tidak akan membiarkannya keluar dari mansion. Apa gadis ini lupa kalau dia sudah dikurung di bangunan megah lima lantai itu selama lebih dari satu dekade?

     “Kenapa kau diam saja? Apa kau berpikir aku tidak bisa?”

     “Tentang itu, Nona Sharon, sepertinya agak sulit...”

     “Kenapa? Memangnya biayanya semahal apa?” Gadis itu bertanya, memasang ekspresi polosnya.

     Kai hampir meringis mendengar pertanyaan naif itu.Tidak, tentu saja bukan itu alasannya. Harta keluarga Wang tidak terhitung jumlahnya. Ayah Sharon, Wang Richard memiliki julukan ‘Singa Liar’ semasa mudanya. Dia adalah pemimpin organisasi mafia terbesar di tanah kelahirannya itu. Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pensiun dari jabatan tersebut karena suatu sebab dan berimigrasi ke Indonesia.

     Jangankan tiket fanmeeting, pria itu bahkan bisa saja membawa Pria Idaman Nona-nya itu ke mansion ini jika mau.

     Tapi di sisi lain, itu adalah hal yang mustahil. Richard memang sangat memanjakan Sharon, tapi apa mungkin rasa cintanya sampai membuatnya berbuat hal nekad  dan tidak masuk akal seperti itu?

     Mengundang seorang pesohor besar dari negeri tirai bambu itu pasti akan membuat Sharon dan mansion ini tersorot media. Musuh-musuhnya di luar sana bisa menyadari keberadaannya. Hal itu terlalu beresiko.

     Satu-satunya pilihan adalah Sharon mendatangi lokasi acara itu sendiri, tapi...

     “Acara fanmeeting-nya diadakan di luar mansion, Nona. Nona juga harus bertemu dengan banyak orang. Pasti nona tidak menginginkan itu, kan?”

     Sharon terdiam menggigit bibir bawahnya sebentar.

     “Kenapa harus diluar? Memangnya tidak bisa, ya, dia ke sini? Ayahku kan kaya. Tinggal bayar saja kan?”

     Kai membelalakan mata mendengar pertanyaan polos yang terucap ringan itu. Detik berikutnya wajahnya sudah kembali seperti biasa. Ia bisa memaklumi kalimat-kalimat ajaib dan pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut cewek itu.

      Sharon memang biasanya selalu seperti ini. Gadis itu sangat naif karena terisolasi dari dunia luar.

     Bahkan sedari kecil pun ia selalu sendirian dan tidak memiliki teman seumuran sama sekali. Seumur hidupnya dihabiskan di bangunan dengan cat putih susu yang memiliki banyak pintu layaknya sebuah istana megah.

     Sekilas ia terlihat bahagia karena bergelimang harta dan tak perlu mengkhawatirkan apapun, tapi Kai tahu gadis ini sebenarnya sering merasa kesepian. Mungkin, itu jugalah yang menjadi alasan awal mulanya ia menjadi pencandu C-Drama dan menyerahkan segenap hatinya kepada pria tampan yang dilihatnya setiap hari di TV.

     “Tentu saja itu tidak mungkin, Nona,” jawabnya dengan sopan. “Wang Jun bukan merch atau paket skincare atau merch yang bisa dipesan ketika anda menginginkannya. Dia manusia dan dia seorang aktor populer.

     “Sekalipun Tuan Richard menawarinya uang, belum tentu dia bersedia menemui anda disini.”

     “Hah? Tapi kenapa?!” ia memekik—seolah itu adalah berita yang sangat mengejutkan baginya. Namun, dibanding amarah atau kekesalan, raut wajahnya lebih menunjukkan kekecewaan.

     Kai semakin merasa gamang. Ia jadi tidak tega. Tapi, memangnya apa yang bisa diperbuatnya? Dia hanya seorang bawahan.

     Saat Kai mendongakkan dagunya, berniat menghibur Nona Muda-nya yang malang, dia justru melihat Sharon sudah tersenyum-senyum sendiri.

     Lambat laun, suara kekehan menyeramkan keluar dari mulut gadis itu. Kai bergidik. Suara tawa Sharon semakin keras, dengan bola mata yang menerawang ke langit ruangan – seakan sedang merancang rencana licik di dalam kepala mungilnya. 

     Cewek yang tingginya hanya mencapai dagunya lebih sedikit itu kemudian berlalu ke luar ruangan. Saat di ambang pintu, ia kembali menoleh melihat Kai.

     “Ayo, ikut aku! Kau harus membantuku!”

     Detik itu juga perasaan Kai menjadi tidak enak. Kira-kira, apa yang direncanakan oleh Nona-nya itu?

Natasha Lee

Hai, perkenalkan aku Natasha Lee. Selamat datang di cerita pertama aku di GoodNovel. Terimakasih sudah mampir dan baca cerita ini. Semoga kalian betah dan ngikutin terus kisah Sharon dan Jun. Insyaallah cerita ini akan di update rutin dua kali seminggu setiap hari Rabu dan Sabtu. Buat yang mau keep in touch atau mau cari teman mutual boleh follow instagram aku di @_97natashalee dan DM. Nanti aku follback kok. Salam Hangat, Natasha

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status