Share

Bab 8

Bremmm...bremmm.....bremmm

Suara motor balap yang sedang di setel gasnya memekakkan telinga. Asap yang keluar dari knalpot memenuhi udara di arena balap liar. Senja bisa kehabisan nafas kalau terlalu lama di sini sedang Fara malah manggut-manggut karena suara berisik motor bercampur musik pop serta rap yang enak di nikmati telinga

“Ra, kita pulang yuk. Di sini banyak anak cowok.” Senja tak terbiasa di kelilingi laki-laki apalagi laki-laki yang memakai jaket kulit dan juga menyalakan rokok.

“Tunggu, gue belum lihat balapannya. Jagoan gue malam ini mau terjun langsung di arena balap.” Jagoan Fara juga siapa? Di sini laki-laki hampir bermuka sama, sama-sama muka berandal. “Ituh... itu jagoan gue. Troy.... ya ampun cakep banget sih.”

Senja memutar leher, matanya melihat seorang pria berhidung mancung, berwajah tampan dan juga tingginya hampir 180an. Itu yang namanya Troy, pemuda yang tampang dan perawakan tubuhnya begitu menonjol di banding yang lain. “Troy?”

“Iya Atroya Dharma Mahatya, leader genk redbulls dan juga pewaris global media Utama.” Paket komplit untuk seorang laki-laki. Pantas saja Fara begitu memujanya. “Troy dulu kakak angkat di atas kita 3 tahun tapi sekarang dia udah selesai wisuda. Dia sekarang udah kerja, dan gue denger juga bangun bisnis. Dia itu kesempurnaan seorang cowok. Gue berharap dia jomblo, siapa tau gue bisa daftar jadi istrinya.”

“Apa cowok keren kalo bisa bawa motor kebut-kebutan?” tanya Senja sebab kadang ia menganggap aneh selera perempuan jaman sekarang. Yang suka laki-laki macho. Bisa naik motor, berkelahi atau punya banyak pacar. Kenapa tidak naksir yang baik, lurus, pekerja keras dan juga tidak gampangan

“Ya iyalah. Bisa bawa motor terus ngebut itu keren!!” Fara tahu selera ia dan Senja bagai bumi dan langit. Contohnya dalam memilih baju. SEnja monoton di warna putih, coklat kadang merah muda. Sedang Fara lebih ngetrend, ia suka warna magenta, navy, peach, dusty pink atau tosca.” Gue tahu selera lo itu eksmud. Cowok pakai dasi dan juga punya supir pribadi. Tapi Troy itu fleksibel kok. Siang jadi eksmud malam jadi keren karena pegang motor. “

“Gak juga kali, gue suka cowok pinter, setia sama mapan.” Fara memutar bola matanya dengan malas. Senja suka baca novel cinta, gini akhirnya halu yang tak berkesudahan. Fara melihat seorang laki-laki yang jauh dari kata mapan serta layak di jadikan suami.

“Kalau itu selera lo. Jangan sampai lo ketemu cowok model begitu.” Tunjuknya pada seorang laki-laki yang kini mengecek kesiapan rem motor kesayangannya. Mata Senja membulat tak percaya melihat arah yang dituju Fara . “Itu Saga Adhitama, ketua genk snipers musuh abadi Troy. Banyak punya cewek, goblok gak lulus-lulus, yang pasti jauh dari tipe loe.” Sayang ucapan Fara, akan jadi berbanding terbalik. Ada yang berkata jodoh itu saling melengkapi atau bisa juga mirip. Dimanakah kategori untuk hubungannya dengan Saga kelak.

“Saga?”

“Heem... dia dua tahun di atas kita tapi kagak lulus-lulus. Anak bisnis tapi bisa-bisanya suka oto. Begitu deh kalau anak STM di kasih kuliah.” Jadi Saga sekampus dengannya walau beda fakultas. Lalu pandangan Senja beralih pada seorang gadis cantik yang memakai pakaian mini sedang bergelayut manja pada lengan Saga, mencoba mengajak pemuda itu bercengkerama, “tuh cewek siapa?”

“Oh dia Marischa. Pacar Saga.” Kalau pemuda itu punya pacar bagaimana bisa menikah dengannya? Mungkin Saga akan lebih ngotot membatalkan perjodohan. Semoga saja. Senja pasrah dengan apa yang terjadi ke depannya. Menikah dini tak ada dalam rencana tapi kalau takdir Tuhan menggariskan lain. Kita kuasa apa untuk mencegah

“Senja ngapain kamu di sini?” tanya seseorang yang membuat mata bulat Senja membola. Ia bertemu dengan seorang laki-laki yang sama sekali enggan ia lihat.

“Bukan urusan kamu.” Refleks Senja menjauh tanpa peduli Fara ketinggalan di belakang. Yang terpenting dia harus pergi segera.

“Vano lo ngrusak acara aja.” Teriak Fara memaki, acara nonton balasannya gagal. Senja malah kabur ketika ketemu mantan.

“Gue Cuma mau...”

“Mau apa? Minta maaf, lalu bilang masih cinta terus ngajak balikan kan?” Ucapan Fara yang blak-blakan, membuat Vano membeku di tempat. “Lo bener-bener gak tahu diri jadi laki!! Kalau gue jadi lo, gue gak akan muncul di hadapan dia lagi!!”

Fara berbalik pergi mengejar sahabatnya. Biar saja ia tak jadi nonton Troy balapan, yang penting sahabatnya tak bertemu mantan brengsek kayak Devano. Sedang Devano banyak berpikir. Kesalahannya terdapat Senja terlalu banyak, kini di tambah punya keinginan mengajak balikan. Ia merasa jadi tak tahu diri sekarang.

Dua orang pemuda sudah siap di atas motor masing-masing. Troy mengendarai motor ninja warna hitam, sedan Saga motor berjenis sama berwarna hijau. Aroma persaingan begitu kental. Dua pemimpin genk motor, mengadu nyali dan kemampuan di lintasan balapan liar.

“Gue kira lo gak berani dan gak akan datang!!” ujar Saga menantang. Untuk soal bermain taktik, serta menahan emosi Troy itu baginya. Jadilah ucapan Saga hanya jadi angin lalu

“Gue bukan looser. Gue terima tantangan lo.”

Ketika kain sudah di terbangkan ke langit maka keduanya langsung menancap gas dalam-dalam. Bertarung di jalanan dengan mengandalkan kecepatan. Saga adalah raja jalanan, arena balap. Sedang Troy adalah raja di kehidupan. Ia pantang kalah apapun ia akan lakukan agar tak kalah sekalipun caranya adalah hal yang kotor.

Dugh

Motor Saga oleng tapi tak sampai jatuh. Ternyata ketika motor mereka dekat tadi. Troy memanfaatkan keadaan dengan menendang motornya. Jelas Saga geram sekaligus marah tapi ia jadi tak bisa menyusul walau sudah menekan gas secara maksimal. Akhirnya Troy berhasil ke garis finis duluan. Ia berbangga diri, mengangkat tangan sambil mendengar suara riuh pendukungnya

Grepp

Tiba-tiba Saga datang mencengkeram kerah jaket kulit Troy setelah membanting motornya ke aspal. “Lo main curang!!

Troy tersenyum enteng. “Permainan ini gak cocok sama anak kecil kayak lo. Kalah ya kalah,.. cara menangnya gimana sah.-sah aja!!”

Bugh...

Satu hantaman pukulan Saga mendarat ke rahang sebelah kiri Troy. Pukulan itu jelas sakit hingga membuatnya tersungkur. Nampaknya genk redbulls tak terimar leader mereka di hajar duluan jadilah mereka mengeroyok Saga tapi genk snipper maju duluan menghalau segerombolan anak tak tahu aturan itu. Jadilah perang antara genk tak terelakkan. Baku hitam, tinjuan, lebam dimana-mana, darah juga banyak yang berceceran, keduanya tak mau berhenti atau saling mengalah. Mereka hanya bisa lari tunggang langgang dan bubar ketika sirine polisi berbunyi nyaring.

🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️

🏵️🏵️🏵️

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status