Share

Mulai Berencana

“Ya, Allah kenapa seberat ini cobaan yang Engkau berikan padaku?” lirihku mulai terisak ketika Mas Agus sudah berangkat.

Aku merosot di lantai ketika semua persendianku kehilangan tenaga untuk menopang bobot tubuhku. Sakit yang kurasakan ini lebih pedih dari pada pengusiran mama dan papa dulu. Terlebih saat ini aku tidak mempunyai siapa-siapa untuk tempat mengadu.

Sepuasnya aku menumpahkan air mata, berharap bisa menghilangkan sedikit sesak yang memenuhi dada.

“Mama kenapa menangis? Berantem lagi sama papa?” Tanpa kusadari ternyata Ayuni sudah berada di dekatku. Tangan mungilnya menyeka air mata yang mengalir di pipiku. Semakin tersayat hatiku melihat perhatiannya, tidak seharusnya anak sekecil itu menyaksikan permasalahan orang tuanya.

“Tidak, Nak. Mama tadi kelilipan debu pas membersihkan jendela,” ucapku berkilah. Segera aku mengusap semua sisa air mata.

“Tapi Mama tidak lagi memegang kemoceng.” Ayuni terlalu pintar untuk bisa kubohongi.

“Sini peluk Mama dulu.” Aku mengalihkan pemb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ardhya Rahma
Tetangga mkn tetangga?
goodnovel comment avatar
Wildatuz Zaqiyyah
wah, wah, wah. Yuni oh Tuni, Seru ini, lanjut thor..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status