Share

Dua Perempuan

"Apakah kamu memang sengaja menumpahkan kopi di bajuku?" Suara Vera Indilia yang tanpa permisi seketika menyapa indera pendengaran Althea, menyebabkan perempuan yang tengah berkutat di depan laptop itu tersentak. 

"Bu Vera?" Althea seketika beranjak dari duduknya dan menghampiri perempuan yang masuk tanpa permisi itu. 

"Ada perlu apa Bu Vera sampai ke sini?" tanya Althea sopan tetapi malah mendapatkan sambutan yang kurang sedap dari Vera. Perempuan itu malah mendengus tak suka. 

"Sudah! Tidak perlu basa-basi! Jawab saja pertanyaanku tadi!" titah Vera Indilia dengan ketus. 

"Kamu sengaja kan menumpahkan kopi di bajuku?" imbuh Vera lagi. 

Althea seketika menggeleng. "Tidak, Bu. Saya sama sekali tidak sengaja melakukannya," pungkas Althea masih tetap sopan. 

Halah! Mengaku saja kalau kamu memang sengaja menumpahkan kopi di bajuku agar aku mendapatkan omelan dari suamiku. Benar kan?" lanjut Vera Indilia kembali berujar dengan nada yang sengit. 

Althea menghela napasnya panjang, ia memutar bola matanya singkat. Sudah cukup ia menahan kekesalannya dan sudah cukup pula ia menahan dirinya untuk menahan balas dendamnya. Sepertinya, saat ini adalah saat yang tepat untuk membalaskan secara perlahan-lahan atas apa yang Vera Indilia lakukan kepadanya dahulu kala. 

Althea lantas melenggang mengikis jarak antara ia dan Vera. "Jika aku memang sengaja apa yang ingin kamu lakukan?" Althea bersuara penuh penekanan. 

Vera membulatkan maniknya, perempuan itu terkejut dengan Althea yang bersuara lebih tinggi dari suaranya. "Ka-Kamu berani...?" 

"Kamu berani denganku?" lanjut Vera lagi. 

Althea mendengus kesal, perempuan itu melengos ke arah lain sejenak. "Kenapa aku tidak berani? Kamu hanya seseorang tanpa kemampuan apa pun," timpal Althea yang seketika menyebabkan kemarahan Vera Indilia terpantik. 

"Beraninya kamu bicara begitu kepadaku??" Vera Indilia mengngkat tangannya hendak melayangkan satu tamparan pada pipi kanan Althea. 

Tetapi, dengan cekatan, Althea menahan tangan kanan Vera Indilia yang akan mengarah pada pipinya. Perempuan itu pun melayangkan satu tatapan kesalnya kepada Vera Indilia. 

"Jangan pernah menyentuh wajahku dengan tangan kotormu!" tegas Althea, seketika menyebabkan perempuan itu tercekat. 

Vera Indilia benar-benar terdiam dengan apa yang diterimanya. Seumur-umur, baru kali pertamanya itulah ia mendapatkan sebuah keberanian dari seorang perempuan, bahkan dari perempuan asing. 

Vera merasa harga dirinya jatuh. Ia begitu kesal dengan apa yang diutarakan oleh perempuan itu. Lantas segeralah ia menghempaskan tangannya yang dicengkeraam kuat oleh Althea. 

"Sepertinya sekarang aku menemukan lawan yang pas." Vera Indilia mendengus sejenak sedangkan tatapannya tak berhenti pada Althea. 

"Aku sama sekali tidak menduga seumur hidupku, aku bisa menemukan perempuan yang berani sepertimu," lanjut Vera Indilia dengan remeh. 

Althea tak kalah menatap Vera Indilia dengan tajam, perempuan itu bahkan sama mendengusnya, lantas bersedekaplah dada ia. "Kamu pikir aku adalah lawan yang pas? Mari kita lihat ke depannya Vera Indilia," pungkas Althea dengan berani. 

Vera Indilia seketika kembali melebarkan maniknya, perempuan itu kembali shock karena Althea memanggilnya dengan namanya tanpa ada embel-embel "bu" sebagai sebuah kehormatan. Sialan! Vera mengumpat kesal dalam batinnya. Di sisi lain, Vera juga bertanya-tanya dengan siapakah gerangan Althea itu, mengapa perempuan itu bisa seberani itu kepadanya? 

Vera Indilia mengepalkan tangannya kuat-kuat, berusaha menahan kesalnya. "Awas, kamu!" ancam kecil Vera Indilia, lantas barulah perempuan itu melenggang dari hadapan Althea. 

Selepas kepergian Vera Indilia, Althea mendengus kesal. "Kamu belum tahu siapa aku, Vera Indilia. Setelah kamu tahu semuanya, kamu akan terkejut," lirih Althea kesal. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status