Share

Clup

"Benar kata mama Bry, aku tidak  pantas lagi untuk mu, kau mungkin bisa menemukan wanita yang lebih baik dan pantas untukmu, bukan seperti aku."

Ucapan Anjani terus tergiang dipikirkan Bryan, dia benar-benar sangat patah hati dengan keputusan Anjani. Dia mengandarai mobilnya tanpa arah bahkan ia menyadari jika  telah menerobos lampu merah. Tak berapa lama dia menghentikan mobilnya didepan sebuah clup.  Karena frustasi dia ingin melampiaskannya dengan minuman. 

Kini dia telah berada di dalam clup itu, lampu yang remang  serta musik rock menyambut kedatangan. Dia kemudian menuju bartender untuk memesan minuman. 

"Tolong beri saya minuman." Bryan langsung meminta minum pada bartender disana. 

"Anda ingin minum seperti apa?" Tanya sang bartender.

"Apa saja, yang penting bisa membuat ku lupa  masalah ku sejenak." Bryan menyerahkannya pilihannya pada bartender 

"Sepertinya anda sedang mengalami masalah yang  begitu besar, ini minumlah mungkin ini  bisa membuatmu tenang." Sang bartender menyodorkan segelas bir pada Bryan.

Bryan kemudian mengambilnya dan langsung menghabiskan dalam satu tegukan saja. Kemudian ia menambah dan terus-menerus menambah bir itu hingga ini sudah ke 10 kakinya.

"Berikan lagi!" Bryan meminta untuk ke 11 kalinya. Namun pada saat hendak meminumnya, tanpa sengaja ada salah satu pengunjung  yang mendorongnya hingga gelasnya jatuh.  Bryan emosi,  dan tanpa segan langsung melayangkan satu pukulan pada orang tersebut hingga orang itu tersungkur. 

"Kurang aja, kau menjatuhkan minum ku!" Bryan berkata begitu emosi. 

Karena tidak terima, orang itu bangkit dan langsung membalas Bryan. Perkelahian pun tak terelakkan,  pengunjung disana hanya melihat saja tanpa mau memisahkan mereka. Tonjok demi tonjokan mendarat di pipi Bryan hingga wajahnya babak belur. Karena sudah mabuk berat, membuatnya selalu salah mengenai lawannya itu. Sampai akhirnya sembuh botol bir langsung menghantam kepalanya yang tentu saja itu perebutan dari lawannya. Karena pukul itu membuatnya jatuh dan tak sadarkan diri.

____

Saat sadar, dia sudah berada di rumah sakit dengan perban yang membalut kepalanya, dia Ling Lung dan lupa apa yang terjadi padanya semalam. Saat hendak bangun ia merasakan sakit luar biasa di bagian kepala.

"Awww.... Ada apa denganku, kenapa rasanya begitu sakit!" Rigisnya sambil memegang kepalanya. 

"Bryan, kau sudah sadar!" Siska tiba tiba masuk ke ruangan dan langsung menghampiri putranya yang telah siuman.

"Mama, kenapa aku bisa ada di sini?" Tanyanya.

"Semalam kami menerima telpon nak, katanya kau dilarikan kerumah sakit,  jadi kami langsung bergegas kesini tadinya adik dan papa juga ada di sini tapi mama  sudah meminta mereka pulang.  Apa yang terjadi nak, kenapa kau bisa seperti ini?" Jelas Siska  sekalian bertanya. 

Bryan diam, dia juga merasa bingung kenapa dia sampai seperti ini, dia benar-benar lupa tentang kajadian semalaman, yang di ingatmya, terakhir kali ada di clup. 

"Kau Kemana saja, sejak kemarin siang kau pergi tanpa memberitahu siapa-siapa, setelah itu kamu justru mendapat telpon kau di bawah ke rumah sakit?" Tanya Siska terlihat cemas.

"Maafkan aku mah, kemarin aku kerumah Anjani dan......" Bryan kemudian menceritakan tentang kejadian kemarin dimana Anjani membatalkan pertunangannya.

"Sabar yah nak,  mungkin Anjani mengatakan itu karena masih tertekan. Tunggu dia pulih setelah itu semuanya akan baik-baik saja, mama, juga tadi sempat bertemu dengan Ridwan dan Anita, mereka sepertinya Ridwan sudah diijinkan untuk pulang, ibu menyapanya tapi mereka tidak memberi respon." Ujar Siska.

"Papa Ridwan sudah sehat, syukurlah. Mungkin mereka masih marah mah,  aku juga tidak menduga akan seperti ini jadinya." Dengan raut wajah sedih Bryan berucap.

"Jangan dipikirkan nak, sekarang kau istirahat mama akan memanggil dokter untuk memeriksa keadaan mu."  Siska kemudian membantu Putranya untuk berbaring setelah itu ia pergi memanggil dokter. 

Lalu, bagiamana ceritanya kenapa Bryan bisa sampai di rumah sakit?. 

Jadi,  setelah Bryan di pukul lawannya dengan botol hingga pingsan, meneger clup akhirnya datang berniat menghentikan perkelahian itu meskipun dia terlambat. Saat melihat Bryan tergeletak di lantai dengan darah segar mengalir dari kepalanya,  sang meneger dengan cepat menghampiri dan langsung memeriksa keadaannya.

"Dia Masih hidup, cepat bantu saya mengangkatnya ke mobil agar bisa segera di larikan ke rumah sakit."  Sang meneger meminta beberapa orang disana membantunya membawa Bryan ke mobil, dan langsung bergegas menujuh rumah sakit. Kemudian,  perawat lah yang menghubungi keluarganya dengan ponsel milik Bryan. 

_____

Setelah diperiksa, dokter menyarankan untuk rawat inap selama dua hari agar Bryan bisa dirawat dengan baik. 

"Dua hari dok, tidak, aku ingin pulang saja."  Bryan langsung  menolak jika dia harus dirawat selama 2 hari di rumah sakit.

"Apa yang kau katakan Bryan, baiklah dokter dia akan dirawat di sini selama dua hari." Siska dengan tegas menolak ucapan Bryan dan memutuskan agar dia dirawat selama dua hari. 

"Tapi mah, aku baik-baik saja." Bryan bersih keras.

"Tidak, lihat kau terluka cukup parah di kepala, jadi kau diam saja dan dengarkan kata dokter."  Lagi-lagi Siska menolaknya.  Dan  terpaksa Bryan menyetujuinya. 

"Baiklah nyonya, saya tinggal dulu satu jam lagi ada perawat yang akan datang untuk menganti perban pasien." Ujar si dokter.

"Oh iya Dok, terima kasih." Ujar Siska, setelah itu dokter tersebut pergi dari ruangan.

"Mom, kenapa aku tidak di rawat di rumah saja sih, aku baik-baik saja." Bryan kembali membujuk Siska.

"Tidak Bryan, disini ada suster yang akan merawat mu 24 jam, mama tidak mau jika kau pulang, kau justru tidak ingin istirahat dan akan mengejar hal lain, Jadi jangan berdebat lagi." Siska tetap bersih keras membiarkan putranya dirawat di rumah sakit.

"Ufff, iya mom!" jawab Bryan agak kecewa.

____

Ditempat lain, Anjani belum mengetahui jika Bryan ada dirumah sakit saat ini. Sedangkan Ridwan, dia sudah kembali dari rumah sakit pagi  tadi.  Setelah tiba di rumah, Ridwan langsung mencari Anjani yang masih setia mengurung diri dikamar. 

Tok...tok...tok.. "Non, tuan mencari mu, katanya Nona pergi menemuinya sekarang, tuan ada diruang tamu saat ini." Bi Imah datang ke kamar Anjani karena perintah Ridwan untuk manggilnya.

 

"Papa sudah kembali!" Ujarnya sedikit lega, ia kemudian bergegas membuka pintu lalu berlari menemui ayahnya. 

"Papa!" Panggil Anjani beberapa langkah dari Ridwan,  terlihat dia tengah menangis. 

"Sayang, sini nak." Ridwan lalu menyuruhnya untuk mendekat.  Anjani berjalan menghampiri ayahnya dan langsung memeluknya sambil menangis tersedu-seduh.

"Papa, maafkan Anjani karena tidak pernah menemuimu selama  kau dirumah sakit." 

"Tidak apa-apa sayang, papa sangat merindukanmu." Ridwan mengelus kepala putrinya.  Kemudian Anita pun datang dan langsung emosional melihat itu. 

"Ini semua karena Anjani, papa sakit karena diriku."

"Apa  yang kau katakan nak, ini bukan kesalahanmu jadi kau tidak perlu menyesal, sayang." Ridwan menghiburnya. 

"Sudah kau jangan menagis, putriku tidak cantik saat ia menangis."  Mendengar itu Anjani terseyum, setelah itu Ridwan dibawah kekamarnya untuk istirahat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status