Share

Di ejek

Setelah mereka membawah Ridwan kekamar untuk istirahat, Anjani berniat untuk kembali kamarnya lagi tapi langsung dihentikan oleh Anita. 

"Anjani tunggu nak!" Anita memanggilnya dan alhasil  Anjani menghentikan langkahnya. 

"Iya Mom!"  Ia lalu berbalik menghadap Anita

"Mama ingin bicara padamu, tapi bukan di sini, ayo ikuti mama." Anita kemudian berjalan menuju balkon kamar dan diikut oleh Anjani.

Di balkon, Anita langsung memeluk Putrinya sambil meminta maaf atas kejadian kemarin yang membuat Anita terus kepikiran dan merasa jika dia bersikap terlalu berlebihan. 

"Maafkan mama, sayang." Ujarnya dengan suara khas orang menangis.

Anjani tidak berkutik, dia terpaku dipelukan sang ibu, air matanya pun tak menetes lagi seolah sudah kering.

"Mengapa mama meminta maaf, mama tidak salah." 

"Tidak nak, mama sadar kalau beberapa hari terakhir, mama terlalu berlebihan tentang kau." 

"Sudahlah Mom, tidak perlu berpikir seperti itu, aku mengerti kanpa mama melakukannya." Anjani berkata demikian semata mata hanya ingin membuat Anita tidak merasa bersalah.

"Terima kasih sayang,  karena kau bisa mengerti kenapa mama melakukannya, ini demi kau." Anita merasa sedikit laga.

Anjani mengangguk, kemudian dia minta izin untuk kembali kemarnya dan Anita pun mengiyakan.

____

"Bagaimana, kau sudah mencari tahu bagaimana keadaan gadis sampah itu?"  Rhatore bertanya pada salah satu anak buahnya yang  ia suruh mencari tahu tentang keadaan Anjani Akhir-akhir ini. 

"Tuan, dari informasi yang saya dapatkan, wartawan terus memburu mereka untuk mengklarifikasi Video yang tersebar itu, dan juga perusahaan ayahnya terancam bangkrut karena banyak investor membatalkan kerjasama  dengan perusahaan tersebut." Si anak buah menjelaskannya pada Rathore.

Rahtore terseyum menyeringai saat mengetahui kabar itu, rasanya begitu puas karena telah menghancurkan kehidupan Anjani. 

"Bagus, itu yang aku inginkan, cari tahu terus perkembangannya aku mau jika gadis itu mati!"

"Baik tuan."

_____

Dirumah sakit, Bryan sangat bosan karena terus berbaring di tempat tidur pasien.  Apalagi ruangan itu tidak ada siapa-siapa, ibunya keluar untuk mencari makan. 

"Bagimana dengan Anjani yah." Seketika ia langsung teringat pada kekasihnya. Dan membayangkan kejadian kemarin yang membuatnya kembali bersedih. 

"Kenapa kau melakukan ini Anjani, aku begitu mencintaimu, ini semua gara-gara Rahtore sing!"  Ia mengepalkan tangan saat mengatakan nama rathore.

"Aku akan membalas mu karena telah membuat Anjani ku di permalukan." 

Selang beberapa saat, Mustika memasuki ruangan, dia yang melihat kakaknya langusung berlari dan memeluknya sambil menangis. 

"Kak Bry, kenapa kakak bisa seperti ini, bagaimana kalau kakak kenapa-kenapa, aku tidak ingin kehilanganmu." Dengan Iskan tangis, mustika berkata demikian. 

Bryan terseyum, dia tahu jika adiknya sangat menyayangi dirinya, begitu pula sebaliknya.

"Maafkan aku dek, tapi sekarang kau jangan cemas, aku sekarang baik-baik saja." Ia mengelus kepala adiknya untuk menengakannya. Mustika kemudian melepaskan pelukannya lalu mengusap air matanya.

"Kakak, ini aku bawakan buah buat mu, ayo dimakan."  Ia menyodorkan sebuah toperware yang berisi buah yang sudah ia potong pada Bryan. 

"Wah terima kasih dek, kau memang adik ku yang paling baik." Bryan dengan senang hati menerimanya sambil memberi pujian pada adik kesayangannya itu. 

____

Di sisi lain, Anjani yang merasa bosan terus berada di kamar, memutuskan untuk pergi ke taman yang tidak jauh dari rumahnya untuk mencari udara segar, sekaligus untuk menangkan pikiran.  Setibanya di taman ia langsung duduk di bawah sebuah pohon besar menikmati udara segar, seketika ia merasa agak tenang  ia pun menutup mata untuk merasakan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. 

Akan tetapi ketengannya seketika terusik di kala ia merasa ada sesuatu yang mengenainya. Ia yang terkejut langusung membuka mata dan melihat sebuah noda merah di bajunya yang berasal dari tomat busuk.  Anjani terheran dari mana asal Tomat itu. Lalu..

"Lihat bukankah dia wanita jalang yang sedang viral itu." Terdengar suara yang mengatai dirinya sebagai wanita jalang dari beberapa wanita yang tak jauh darinya. 

"Iya kau benar, apa dia tidak punya rasa malu yah, dasar menjijikkan." Seseorang di antara mereka kemudian berkata lagi. "Mungkin urat malunya sudah putus kali yah."  4 orang wanita itu menatap Anjani dengan tatapan jijik, setelah itu mereka kembali meleparinya dengan tomat busuk. 

Anjani yang mendengar cacian itu merasa sangat malu, hatinya terasa perih atas perkataan orang-orang yang tersebut. Dia hanya mampu menundukkan kepalanya dikala mereka melemparinya. Ingin sekali dia membantah mereka semua, tetapi semuanya akan sia sia karena tidak ada yang akan mempercainya.  Setelah puas melempari Anjani 4.orang itu akhirnya pergi dengan senang hati. 

Meninggalkan Anjani yang menagis dalam diam dengan noda tomat di sekujur tubuhnya. 

Anjani pulang kerumahnya dengan perasaan hancur, selama di perjalanannya, orang-orang meledeknya sebagai orang gila karena penampilannya. Saat sudah tidak di rumah...

"Ya Allah non Anjani, apa yang terjadi pada Nona." Bi Imah yang melihatnya langsung menghampiri Anjani. 

"Hiks... hiks... hiks.... Kenapa hidup ku seperti ini bi, kenapa." Ia langsung terduduk di lantai dengan lemas. 

"Nyonya... nyonya!" Bi imah memanggil Anita dengan panik. 

"Ada apa bi, ya ampun Anjani!" Anita yang melihat keadaan putrinya  itu langsung berlari mendekatinya.  Tiba-tiba saja Anjani langsung tak sadarkah diri. Anita dan bi Imah semakin panik dibuatnya. Mereka berdua berusah payah mengakat tubuh Anjani ke sofa. 

"Bi cepat bawakan air dan handuk!" Anita kemudian memerintahkan Bu Imah. Dan dengan gercap bi Imah bergegas mengambilnya.

"Ya ampun sayang, apa yang terjadi padamu, hiks." Anita menangis melihat keadaan putrinya yang seperti ini. Tak berapa lama akhirnya bi lmah datang membawa apa yang diminta Anita tadi.

"Ini nyonya." Ia kemudian memberikannya pada Anita, dan Anita pun mulai membersihkan wajah serta rambut putrinya yang kotor. Setelah itu, ia lalu memercikkan air kewajah Anjani beberapa kali dan akhirnya Anjani tersadar. 

Setelah sadar, ia langsung menagis sejadi-jadinya dan langsung memeluk ibunya. "Mama, mengapa mereka mengejekku seperti itu, apa kesalahanku." Anjani menagis begitu keras hingga membuat Ridwan terusik dan bangun kemudian bergegas menuju sumber suara.

Ridwan yang melihat putrinya langsung bergegas mendekatinya. "Ada apa ini, Anjani kau kenapa sayang?" Ia bertanya dengan panik. 

"Siapa yang mengejek mu nak ayo katakan?" Anita kemudian bertanya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang dialami putrinya. Anjani kemudian menceritakan kejadian di taman pada ayah dan ibunya. Setelah mendengar cerita itu Ridwan begitu sangat marah.

"Aku tidak akan mengampuni orang yang mengatakan itu padamu, sayang!" Ridwan berjalan keluar rumah hingga membuat Anita panik dan langsung mengejarnya. 

"Papa berhenti, kau mau melakukan apa." Dengan sudah paya Anita mengejar suaminya. Setelah ia sudah dekat dengan sang suami, Anita langusung menarik tangan Ridwan dan berhasil menghentikan langkahnya.

"Papa, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan memukuli orang-orang yang telah mengejek putriku." Dengan emosi Ridwan berniat untuk melangkah pergi, tapi dengan sigap Anita mendahuluinya dan langsung menutup pintu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status