Part 49: Kisah Louis - Miu MiuKetidak sengajaan ciuman pada waktu di Rumah Sakit mengantarkan Louis dan Miu Miu menjadi pasangan kekasih. Jika sebelumnya, Louis lah yang meminta Miu Miu untuk menghubunginya, maka sebaliknya yang terjadi, Louis yang mengajak Miu Miu untuk bertemu lagi di luar Rumah Sakit. Louis mengajak Miu Miu untuk bertemu di salah satu Kafe yang hanya menjual makanan camilan dan juga kopi. Miu Miu setuju untuk datang. Setelah sepuluh menit Louis menunggu kehadiran wanita cantik nan seksi itu, wajah segar Miu Miu menyapanya dengan ramah. Gelenyar aneh kembali menghampiri Louis. Sebelumnya, semua itu tidak pernah terjadi padanya."Maaf, aku terlambat. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu." Miu Miu memberikan alasan atas keterlambatannya. Louis tersenyum layaknya orang bodohh saat mendengar suara merdu nan lembut berbicara. "Tidak masalah. Aku juga sering terlambat karena pekerjaanku. Kau mau minum apa? Aku akan memesannya." Louis memberikan tawaran m
Joe dan Ji Mei telah menghadap pimpinan agensi yang menaungi Joe selama berkarir menjadi aktor. Mereka berdua meminta izin dan membuat kesepakatan sebelum rencana kemunculan mereka untuk memberikan pengumuman rencana pertunangan. Pimpinan agensi Joe memberikan izin serta memberikan selamat atas pertunangan Joe dan Ji Mei. Pihak manajemen akan ikut memantau jika ada penggemar yang bertindak berlebihan, mereka akan membantu untuk melaporkan ke pihak yang berwajib. Joe dan Ji Mei keluar dari kantor agensi bersamaan. Mereka berjalan berdampingan ditemani oleh manajer, asisten pribadi serta dua bodyguard yang biasa mengawal Joe. Keduanya tidak takut untuk tertangkap kamera karena berjalan bersama. Mereka akan kembali ke apartemen dan membuat pernyataan di weibo. Joe memilih untuk masuk ke dalam ruang kerjanya setelah mereka sampai di apartemen. Ji Mei sendiri memilih untuk menyiapkan pakaian yang akan dipakai Joe besok untuk berangkat ke Guangzhou untuk pemotretan sampul majalah. Pekerja
Ch4rmer adalah sekelompok pria mapan, harta berlimpah ruah. Dengan berbagai profesi dan perbedaan usia, keempatnya tetap bisa menjadi sahabat satu frekuensi. Keempat pria tampan dan mapan itu berencana untuk mengadakan pesta perayaan persahabatan mereka yang sudah terjalin selama delapan tahun. Lokasi yang dipilih tentu saja sebuah kelab malam mewah. Tidak memerlukan banyak prosedur untuk memesan sebagian tempat di sana karena satu di antara mereka adalah pemilik kelab malam itu.Victor Zhang, seorang pebisnis lajang. Pemilik lima kelab malam mewah dan besar yang tersebar di Shanghai, Beijing, Guangzhou, Shenzen, Chengdu. Kekayaan Victor tidak hanya sampai di sana saja. Pria berusia 29 tahun itu merupakan salah satu pewaris dan pemilik salah satu hotel besar di Shanghai. Keluarganya merupakan jajaran orang kaya yang memiliki begitu banyak aset yang tersebar di berbagai kota Tiongkok.Louis Yu, dokter spesialis anak dan juga pewaris salah satu rumah sakit swasta terbesar di Shanghai. P
"Xiao xiao mengundang kita untuk datang ke pestanya lusa malam." Ji Mei memberi tahu pada Lilian pada saat mereka berdua sedang bersiap untuk pergi ke kantor. Lilian menoleh lalu mengerutkan dahi. "Pesta? Apakah dia berulang tahun? Atau merayakan untuk kenaikan jabatan?" Ji Mei menggoyangkan telunjuknya ke kanan kiri. "Dia mengadakan pesta untuk melepas masa lajang." Lilian melotot mendengarnya. "Kau yakin?" Lilian memastikan. Ji Mei mengangguk sambil tersenyum kecut. "Aku sungguh iri padanya. Dia akan menikah dengan seorang pengusaha kaya raya. Sungguh beruntung hidupnya. Bekerja di toko roti, lalu bertemu 'pangeran kaya raya' dan diajak menikah. Ah- terasa seperti dongeng." Ji Mei mengungkapkan isi hatinya."Wah, benar-benar mengesankan. Kisah cintanya sangat mulus. Aku juga iri," ungkap Lilian. "Kau akan mengajak Oscar?" tanya Ji Mei. Lilian mengangguk. "Ya. Dia pasti tidak akan menolak untuk menemaniku di sana. Bagaimana denganmu?" Ji Mei tersenyum masam."Kau menanyakan itu
Enam pasang mata menatap satu titik. Seorang pria berjalan bak supermodel melewati puluhan orang yang sedang asyik bergerak meliukkan tubuh menikmati irama musik. Ekspresi masam tercetak jelas di wajah Victor saat menyapa ketiga sahabatnya yang terlihat begitu puas menertawainya. "Welcome to the club, my brother!" teriak Joe yang sangat semringah menyambut kedatangan Victor. "Selamat, Brother! Kau terlambat 28 menit." Jeff menyindir Victor tanpa belas kasih. "Bersiaplah menerima hukumanmu," goda Louis membuat Victor mendengkus. 'Sial! Mereka pasti telah menyiapkan hukuman tidak jelas untukku. Baru kali ini, aku merasakan kalah taruhan.' Victor menggerutu di dalam batinnya.Victor memasang ekspresi wajah masam. Penampilan Victor benar-benar menunjukkan jati diri sebagai seorang pimpinan sebuah perusahaan yang selalu berpakaian formal, kemeja, dasi, celana kain, jas dan sepatu hitam mengkilap. Louis menuangkan champagne ke dalam sebuah gelas lalu menyodorkannya kepada Victor. "Kau
Ji Mei pamit untuk pergi ke toilet. "Aku akan ke toilet sebentar." teriak Ji Mei di samping telinga Lilian. Wanita itu menoleh dan menatap Ji Mei. "Kau mau aku temani?" Ji Mei menggeleng. Menolak tawaran Lilian. "Tidak perlu. Kau bersenang-senang saja di sini. Lagipula, di sini sangat aman. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan segera kembali." Lilian mengangguk. Ji Mei pergi meninggalkan Lilian dengan membawa serta tasnya. Wanita itu sudah tidak tahan untuk membuang air kecil. Suhu ruangan yang rendah serta pakaiannya cukup terbuka membuat keinginan buang air semakin besar. Ji Mei melewati beberapa meja. Tidak jarang ia mendapatkan godaan dari pria hidung beelang, tetapi tidak ada yang ditanggapi olehnya. Wanita itu terus berjalan menuju toilet. Ji Mei sudah beberapa kali ke kelab malam ini, ia juga memiliki akses VVIP sehingga bisa memakai fasilitas toilet yang hanya bisa dipakai pemilik akses VVIP saja, tidak perlu mengantre bersama tamu lainnya seperti toilet umum yang ada di luar
Joe memicingkan mata, memastikan jika ia tidak salah melihat orang. Meskipun ditutupi oleh topeng putih, Joe masih bisa mengenalnya dengan baik. Aktor tampan itu meminta izin kepada dua sahabatnya untuk pergi sebentar. Tidak mengatakan tujuan spesifiknya kepada Louis dan Jeff. Kedua sahabatnya pun tidak ambil pusing dengan kepergian Joe. Mereka pikir, Joe hanya ingin buang air kecil yang sangat manusiawi. Joe rela melewatkan momen hukuman Victor demi memastikan sesuatu. Langkah kakinya menyusuri tempat sepi. Beberapa penjaga yang sudah mengenal baik dirinya mempermudah seluruh akses untuk Joe dalam kelab itu. Berjalan mengendap-endap mengikuti perjalanan seseorang yang berada di depannya. Joe sudah sangat yakin jika dirinya tidak akan salah orang. Wajah Joe berseri. Senyumannya merekah cerah. Waktu larut malam, tidak mengendorkan semangatnya. Joe sengaja menarik dan membekap mulut wanita yang baru saja keluar dari toilet untuk kembali masuk ke sana. Tidak disangka jika wanita itu k
Ada dua alasan mengapa Louis masih duduk manis menyesapi champagne di kelab. Alasan pertama, karena masih ingin bersenang-senang, mencari mangsa untuk menemaninya tidur malam ini. Alasan kedua, Louis menunggu Joe yang tak kunjung kembali sudah lebih dari 20 menit. Dompet Joe masih berada di atas meja. Kebiasan buruk aktor tampan itu ketika berkumpul bersama para sahabat dan juga kru drama atau film, jika ingin pergi ke toilet ia akan meninggalkan dompetnya di atas meja tempat mereka berkumpul. Mata Louis berkeliling menelisik satu per satu penampilan wanita yang berjalan menggoda di depannya. Meskipun Louis sering berganti wanita untuk kencan, tetapi ia juga sangat selektif untuk memilihnya. Bentuk tubuh, ukuran dada dan juga bokong harus seimbang di matanya. Ketika Louis ingin beranjak dari tempat duduknya untuk turun ke lantai dansa, Joe muncul. Jika orang awam yang menilai penampilan Joe saat itu, tentu tidak merasa ada yang aneh atau janggal, tetapi Louis dengan seribu pengalam