Cinta Terhalang Restu

Cinta Terhalang Restu

By:  Sliming  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
30Chapters
85views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kepahitan hidup harus dijalani Inez, membesarkan anaknya seorang diri. Di tengah perjuangan itu, dia menghadapi kenyataan bahwa putranya mengidap penyakit. Dirinya kembali terpuruk, karena kesulitan untuk biaya pengobatan, dengan terpaksa Inez menemui Adit untuk meminta bantuan. Namun, Adit mengajukan sebuah syarat. Mampukah Inez menerima syarat yang Adit berikan?

View More
Cinta Terhalang Restu Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
30 Chapters
bab 1
Inez bangun pagi, dia segera bersiap-siap dengan memakai baju yang biasa di gunakan untuk ke ladang. Akan tetapi hari ini ada yang berbeda, karena sejak tadi dirinya belum melihat sang Ayah. Hingga rasa penasarannya muncul, dia bergegas mencarinya ke belakang. Sampai di sana dia hanya mendapati ibunya yang tengah sibuk menyiapkan bekal untuk mereka.“Ibu, Ayah ke mana?” ucap Inez seraya melangkah mendekat ke arah ibunya.Mendengar pertanyaan putrinya dia segera menoleh seraya berkata. “Ayah sedang di panggil Pak Kades. Jadi tadi pagi sudah berangkat.” “Pantas saja, aku tidak melihat Ayah,” ujar Inez sambil mendudukkan dirinya. “Apa kamu tidak lelah?” tanya Nilam sambil menatap anaknya penuh rasa tidak tega. Dirinya sangat berharap Inez bisa melanjutkan pendidikan. Akan tetapi karena terhalang biaya hingga membuatnya harus putus sekolah. Inez langsung memasang raut penuh tanya. Dirinya tentu bingung dengan apa yang diucapkan ibunya beberapa saat lalu.“Maksud Ibu apa?” tanya Ine
Read more
bab 2
Warga sudah berkumpul di balai desa termasuk pak Edi, yang tidak lain adalah Ayah Inez. Semua begitu antusias karena sekarang desa mereka akan kedatangan orang dari kota. "Mang, apa tidak masalah jika orang kota tinggal di desa kita?" tanya salah satu warga yang kebetulan hadir di sana. "Saya juga tidak tahu, Kang. Tetapi mudah-mudahan dengan kedatangan anak-anak muda itu. Bisa membuat desa kita lebih dikenal lagi," sahut Pak Edi. Dia sangat berharap jika kelak desanya bisa maju. "Saya hanya merasa takut, bisa saja nanti dengan kehadiran mereka justru membuat desa kita tidak nyaman," pungkasnya. Pak Edi mengerti apa yang dirasakan oleh tetangganya itu, mereka pasti merasa takut jika adat di kota justru akan mempengaruhi desa mereka. Namun, dirinya justru berharap dengan kedatangan mereka akan membuat desa semakin maju. Ketika mereka sedang mengobrol tiba-tiba Pak Kades datang beserta beberapa orang anak muda. Membuat keduanya langsung terdiam. "Assalamualaikum, Bapak-bapak."
Read more
bab 3
Semua tidak seperti yang Pak Kades harapkan, ternyata masih ada warga yang menolak kehadiran mereka di sana.Malah ada salah satu Rt yang menolak tegas, beliau sampai mendatangi rumah Pak Edi. Karena berpikir kalau Pak Edi turut andil membuat warga untuk menyetujuinya.“Saya bisa jelaskan, Pak,” ucap Pak Edi. “Mau menjelaskan apa? Sudah jelas-jelas tadi saya melihat Mang Edi setuju, bahkan warga terpaksa untuk setuju,” jawab Pak Rt dengan raut wajah tidak suka.“Sepertinya, Bapak salah paham,” ujar Pak Edi. Dia kembali mencoba menjelaskan inti masalahnya.Namun, Pak Rt masih tetap pada pendiriannya. Dia masih yakin bahwa Pak Edi andil besar dalam keputusan warga yang setuju dengan kegiatan KKN di sana.Nilam yang mendengar keributan dari depan rumah, langsung menghampiri asal suara itu. Dia terkejut saat melihat Pak Rt berada di sana bersama suaminya dan terlihat sedang bersitegang.“ada apa Ayah?” tanya Nilam seraya menghampiri keduanya.Pak Edi menoleh saat mendengar suara istrinya
Read more
bab 4
“Bu, Ayah ingin bicara,” ucap Pak Edi.“Mau bicara apa Ayah?” tanya Nilam seraya melihat ke arah suaminya yang tengah duduk di ruang tamu.“Nanti saja Bu, ibu sekarang selesaikan dulu pekerjaannya,” jawab Edi. Dirinya ingin meminta pendapat tentang permintaan Pak Kades tadi pagi.Nilam segera mengangukan kepala, dari dalam kamar Inez segera menghampiri ayahnya dan langsung duduk tepat di sampingnya. “Ayah, kenapa tadi tidak menyusul kami ke ladang?” tanya Inez. Yang merasa penasaran mengapa Ayahnya tidak datang ke ladang hari ini. “Tadi ada urusan di balai desa, pas selesai sudah sore dan kalian juga sudah pulang,” jawab Ayahnya.“Memang ada apa Ayah? Tumben Ayah di minta datang ke balai desa?” tanya Inez. Yang penasaran akan hal itu. “Ada pertemuan dengan Pak Kades, nanti akan diadakan kegiatan KKN. Oleh sebab itu Ayah dan warga lain untuk hadir,” jelas Pak Edi.“Kegiatan apa itu Ayah?” tanya Inez. Dia semakin ingin tahu karena baru pertama mendengar hal itu.“Itu kegiatan mahasi
Read more
bab 5
“Tidak!” teriak Irwan.“Ada apa?” tanya Adit. Saat mendengar teriakan yang membuat dirinya kaget.Begitu juga yang lain langsung berhamburan keluar saat mendengar teriakan Irwan, mereka tampak heran melihat Irwan yang sedang memegang tas ransel miliknya.“Kenapa Wan?” tanya Romi.“Iya ada apa?” sambung kedua sahabatnya.Irwan langsung menoleh saat mendapat begitu banyak pertanyaan, dirinya sontak berteriak karena lupa membawa peralatan mandi.“Gue lupa bawa peralatan mandi,” jawab Irwan.Seketika mereka menjadi kesal, karena awalnya dikira telah terjadi sesuatu hingga Irwan berteriak seperti itu.“Jadi karena itu doang?” ucap Adit dengan sedikit kesal.Irwan hanya membalas dengan senyuman, bahkan tanpa merasa bersalah telah berteriak hingga membuat mereka panik.“gak perlu pakai teriak, lo udah bikin kita semua kaget,” sahut Romi. “Iya benar,” ungkap kedua sahabatnya.“Kalian gak tahu, itu barang penting,” ucap Irwan. Dirinya panik karena tidak bisa mandi tanpa peralatan pribadinya.
Read more
bab 6
Semenjak pertemuan diantara mereka berdua, Inez selalu memikirkan Adit. Bahkan setiap kali membantu ibunya untuk menyiapkan semua untuk mereka dirinya selalu bersemangat.“nanti sore kita masak untuk mereka lagi kan, Bu,” tanya Inez. “Iya Neng, tumben kamu setiap kali menanyakan hal itu?” Jawab Nilam. Dia merasa heran dengan tingkah putrinya yang selalu antusias, padahal sebelumnya Inez sangat tidak suka saat di minta membantu dirinya. “Memangnya tidak boleh Bu?” Sahut Inez. “Tentu saja boleh, justru ibu senang karena kamu sekarang sudah mau membantu,” ujar Nilam.“Selama ini. Aku suka membantu Ayah dan Ibu,” jawab Inez.“Iya ibu tahu, tapi kan sebelumnya kamu mengeluh saat membantu ibu. Kenapa sekarang semangat sekali?” tanya Nilam dengan raut wajah penuh rasa penasaran.Inez menyadari jika ibunya pasti sekarang curiga mengapa tiba-tiba dia bersemangat, tentu saja alasannya tidak lain agar bisa bertemu dengan Adit.“Semangat salah, mengeluh juga salah,” keluh Inez sambil menghela
Read more
Bab 7
Nilam begitu cemas karena Inez tak kunjung pulang, Pak Edi yang melihat istrinya berjalan mondar-mandir bergegas menghampiri."Ibu kenapa? Ayah perhatikan dari tadi kelihatan cemas sekali," ucap Pak Edi."Ayah gimana sih! Ibu tentu saja cemas. Inez belum juga pulang," jawab Nilam."Mungkin terjebak hujan," ucap Pak Edi. Dia mencoba menenangkan istrinya yang terlihat begitu cemas serta panik."Tapi biasanya Inez, tidak pernah seperti ini. Apalagi ini udah hampir sore," jawab Nilam.Pak Edi langsung menoleh ke arah jam yang berada di dinding, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Bahkan di luar cuaca sedang hujan membuat dia khawatir takut terjadi sesuatu."Sudah Ayah bilang, jangan izinkan. Tetapi ibu tidak mau dengar," kesal Pak Edi. Mengingat sebelumnya dia melarang tapi sang istri malahan memberikan izin."Kenapa Ayah menyalahkan Ibu? Biasanya dia tidak pergi selama ini," ucap Nilam. Dirinya sangat tahu kalau Inez tidak pernah pergi lama."Iya sudah! Biar Ayah menyusulnya k
Read more
bab 8
Pak Edi pulang dalam keadaan begitu sangat marah, hingga membuat Nilam terkejut saat mendengar suara pintu yang di banting.“Ada apa Ayah? Mana Inez?” tanya Nilam. Dia segera melihat ke arah suaminya sambil mencari sosok Inez. “Anak itu, sudah keterlaluan,” ucap Pak Edi dengan penuh kemarahan.“Maksud Ayah apa?” tanya Nilam. Dia tidak mengerti, mengapa suaminya sampai semarah itu.Pak Edi melangkah masuk, dia tidak habis pikir mengapa putrinya berbohong. Padahal selama ini dia tidak pernah mengajarkan hal itu. Nilam mengikuti langkah suaminya, sambil bertanya-tanya dalam hati. Dia masih penasaran mengapa Inez tidak ikut kembali. “Ayah,” panggil Nilam kembali. Karena dia belum mendapatkan jawaban.“Ibu mau tahu? Anak kita telah berbohong,” ucap Pak Edi. Hatinya merasa hancur, saat mengetahui putri mereka telah berbohong.“Apa?“ ucap Nilam yang begitu terkejut.“Iya, ayah tadi bertemu dengan Mang Ujang. Dan dia bilang bahwa Inez sudah tidak pernah bermain ke rumahnya lagi,” jawab Pak
Read more
bab 9
Adit telah menyelesaikan semua kegiatan kampusnya, itu berarti dia harus segera kembali ke Jakarta. Namun, dirinya bingung dengan kembali ke Jakarta berarti dia akan berpisah dengan Inez. Dia tidak mau sampai hal itu terjadi, Karena perasaan cintanya sudah begitu dalam. Apalagi hubungan keduanya sudah sangat jauh.Teman-teman Adit, memutuskan untuk liburan satu hari lagi di sana, sebelum mereka kembali. Apalagi selama di sana tidak ada waktu untuk melakukan hal itu. “Lo yakin tidak ikut?” tanya Romi.“Gak, kalian aja,” jawab Adit.“Baiklah, kalau begitu kita jalan dulu. Jangan menyesal nanti,” ucap Romi. Dia mengatakan hal itu sebelum dirinya pergi meninggalkan Adit.Adit masih bermalas-malasan di atas tempat tidur, dia sengaja tidak ikut karena ingin menghabiskan waktu dengan Inez. Sebelum mereka berdua bertemu, Adit masih mempunyai waktu untuk bersantai. Inez merasa heran karena kali ini ibunya belanja hanya sedikit, hingga membuatnya bertanya-tanya. “Bu, tumben sekali belanjan
Read more
bab 10
Keduanya begitu terkejut dengan kedatangan teman-teman Adit, membuat mereka panik. Romi yang mengetuk pintu merasa heran karena lama sekali Adit tidak membukakan pintunya.“Adit ke mana?” tanya Irwan.“Mana gue tahu,” jawab Romi. Sambil terus mengetuk pintu. Namun, kali ini lebih kencang dari sebelumnya. Inez segera merapihkan penampilannya, dia langsung berlari ke arah pintu yang terus di gedor. Mereka semua langsung menatap penuh heran saat pintu terbuka, di mana memperlihatkan sosok Inez.“Kalian udah balik?” tanya Adit. Yang datang dari arah belakang. Inez langsung memundurkan langkahnya, membiarkan teman-teman Adit untuk masuk. Mereka silih bergantian melihat ke arah keduanya, dengan tatapan penuh curiga.“Lama sekali buka pintunya?” kesal Romi. “Gue tidak dengar,” jawab Adit.“Kan ada Inez,” ujar Irwan. Seraya menunjuk ke arah Inez yang berdiri di samping pintu.“Memang kalian gak ada yang dengar?” tanya Iqbal.“Sudah, kenapa jadi bahas itu,” ucap Rama. Yang tidak terlalu mem
Read more
DMCA.com Protection Status