Ketika ia tersadar dari pingsannya, Ia pun melihat rumahnya ramai sekali. Dan terdengar para tamu yang datang membaca surah Yasin, Almira bingung dan bertanya pada ibu - ibu yang berada di dekatnya.
"Ada apa ini bu, kok ramai sekali?"
"Mbak Mira yang sabar ya, ini musibah mbak."
"Musibah? Musibah apa bu?" Ia hampir saja berteriak.
"Ia suami mbak Almira meninggal dalam kecelakaan tadi sore."
"Ya Allah Ya Tuhanku!"
"Mas Firman...!"
"Huuu...! Huuu...! Huuu!"
Almira pun menangis sesunggukkan ia tak menyangka harus kehilangan lagi suami tercinta. Terulang kembali luka lama sama seperti ia kehilangan suami pertama yaitu Putra.
" Anak - anak saya kemana bu, kok nggak ada?"
"Oh anak - anak mbak Mira ada tuh diasuh dan diungsikan ke rumah sebelah, kasihan nggak bisa tidur yang kecil mbak "
Perlahan Almira mencoba bangkit dari tidurnya ia ingin melihat suaminya itu untuk yang terakhir kalinya. Dan ke
Suasana sibuk sekali malam itu. Para tetangga berinisiatif dan bahu membahu mempersiapkan segala keperluan untuk acara Tahlilan nanti. Ada yang menggelar tikar, menyapu rumah, mempersiapkan sound system, dan membentuk petugas-petugas yang akan bertugas nanti. Mulai dari MC, Qori, petugas peribadatan, dan doa. Sementara itu ibu-ibu warga komplek pun tak ketinggalan mempersiapkan snack atau konsumsi yang akan dihidangkan untuk para petakziah nanti. Hmmmmm! "Alhamdulilah ya Allah aku dikaruniai dan dikelilingi oleh tetangga dan teman-teman yang dengan rela mau menolong dan membantuku"gumam perempuan itu. Matanya sibuk mencari-cari keberadaan ibunya. Oh itu dia! Ibunya sedang menggendong Siska sambil mengobrol dengan tetangga lain. Ia pun berjalan dan mendekati ibunya dan berkata, "Almira, sudah sana nggak usah sibuk-sibuk! Kamu duduk saja di ruang tamu sambil menerima tamu yang d
Suara adzan Subuh berkumandang, membangunkan Almira dari mimpi indahnya. Namun cuaca yang begitu dingin di pagi ini serta merta membuat dirinya menarik kembali selimut yang menutupi tubuhnya. "Wah sudah pagi, aku harus segera bangun karena aku tidak mau terlambat untuk mengurus pencairan asuransi nanti." Lalu ia segera bangkit dan berdiri, meletakkan selimut dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Brrrrrrr! Dinginnya sampai menusuk ke tulang. Samar-samar ia mendengar suara air hujan yang jatuh di atap rumah. Tik...! Tik...! Tik...! Ternyata sedari semalam hujan turun deras sekali. Namun karena merasa capek dan lelah sekali ia pun tidur nyenyak. Sehingga tak mendengat suara hujan yang turun tadi malam. Perlahan ia mengambil mukena dan langsung memakainya. Kemudian mengerjakan sholat Subuh dengan khusy
Hari itu Almira disibukkan dengan berbelanja barang- barang yang dibutuhkan untuk memulai bisnis onlinenya. Semula ia menghubungi teman lamanya yang sudah lama membuka bisnis onlinenya. Terutama yang menyangkut dengan fashion. Ia adalah teman sewaktu Almira sekolah dulu. Dan kini sukses merambah bisnis pakaian. Mulai dari dewasa, remaja, anak-anak, bahkan balita dan bayi. Namanya Windi. Ia mempunyai toko sendiri. Nama tokonya adalah Istana Fashion. Dari Windi Almira banyak belajar mengenai bisnis toko online dan bagaimana bisa menarik pelanggan. Alhamdulilah! Setelah beberapa bulan kemudian, toko onlinenya semakin maju dan berkembang pesat. Orderan onlinenya semakin banyak. Ia semakin disibukkan oleh permintaan pelanggan. Terutama jenis pakaian wanita dewasa dan remaja. Almira bekerja dari rumah, selain bisa mengurus rumah, ia juga bisa mengurus ketiga buah hatinya. "Wind, makasih ya...berkat bantuan kamu toko online yang aku kelola lumayan maju." 'Oh iya Mira sama-sama aku senang
Deghhh!Jantung Almira berdetak lebih cepat. Ia hanya tak menyangka ada lelaki yang berani menggodanya dan membuat ia salah tingkah."Almira..." ucapnya menyambut jabatan tangan lelaki itu dan menyebutkan namanya."Hmmmm... Nama yang cantik secantik orangnya.""Ehem, ehem, Robi ini Almira sahabatku!"Windi pun memperkenalkan sahabatnya itu kepada Robi teman sang suami. Sementara tatapan mata Robi tak lepas dari Almira. Seolah hendak menelanjanginya. Perempuan itu merasa jengah, pipinya bersemu merah. Untunglah Windi memperkenalkan ia dengan temannya yang lain. Sehingga rasa malunya dapat segera hilang.Mereka terlibat pembicaraan yang hangat disertai dengan canda dan tawa. Suara pembawa acara mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai. Windi mengajak Almira menuju panggung dimana telah berkumpul Ryuga beserta tamu undangan lainnyaAcara resmi ulang tahun Ryuga dimulai. Acara dibuka dengan kata sambutan dari tuan rumah. Suami dari Windi itu pun mulai menyampaikan kata sambutannya. D
"Almira, nanti aku main kerumahmu ya" kata seorang cowok bernama Randy siang itu ketika bertemu dengan sang gadis yang hendak pergi berbelanja ke pasar yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.Almira adalah seorang gadis yang sangat cantik, ramah, dan pintar. Karena kecantikkannya itu, banyak pemuda di kampungnya jatuh hati pada sang gadis. Hingga tak heran, kalau dia menjadi Primadona dan menjadi rebutan para pria.Almira adalah anak ketiga dari empat bersaudara kedua kakaknya telah berkeluarga yaitu Deni dan Nova, mereka telah menempati rumah mereka sendiri. Tinggalah Almira bersama Meri adik bungsunya dan kedua orang tuanya saja yang masih tinggal serumah."Maaf Randy, aku sibuk bantuin ibu berjualan diwarung lain kali saja ya""Kenapa ya Mira? Setiap aku mau main kerumahmu selalu saja sibuk"'"Memang betul kok aku setiap hari membantu ibu berjualan diwarung!" ucap gadis itu sedikit kesal.Ibu Almira membuka warung
Sampai di rumah, gadis itu segera meletakkan belanjaannya di dapur lalu mengambil ponselnya diatas meja diruang tamu. Dia sudah tahu kalau setiap pagi Putra pasti menghubunginya dan selalu menanyakan kabar gadis itu.Terlihat olehnya ada beberapa panggilan masuk sebanyak delapan kali oleh sang Putra kekasihnya dilayar ponsel. Gadis itu pun segera menghubungi balik kekasih hatinya itu."Halo, Assallamualaikum Almira, kamu kemana saja? Aku hubungi dari tadi kok nggak ada jawaban. Memangnya kamu kemana sayang ?" terdengar suara lelaki yang selalu dirindunya itu dari seberang sana."Waalaikumsallam, aku tadi berbelanja ke pasar disuruh ibu, karena ibu sedang sibuk membuat kue pesanan pelanggan untuk acara hajatan. Lalu ponselku ketinggalan karena tadi baru saja dicass batterainya" jawab sang gadis."Oh begitu, kamu baik - baik saja sayang?""Alhamdulillah aku baik - baik saja kok, kamu kapan pulang
Setibanya di kamar, gadis itu berbaring di tempat tidur untuk sejenak beristirahat dari rasa lelah yang mendera."Randy, nggak bosan - bosannya pemuda itu menggangguku" gumam gadis itu sembari memejamkan mata."Apa kabar kamu sayang? Bagaimana dengan rencana pernikahan kita nanti. Ah, Putra kekasihku rasanya tak sabar menunggu hari itu!" Almira berbicara sendiri.Mereka berdua memang telah lama berencana untuk melangsungkan pernikahan mereka di tahun ini. Namun rencana tersebut masih belum bisa direalisasikan karena sang kekasih masih belum bisa pulang dan bertemu dengan gadis itu.Besok adalah hari yang ditunggu - tunggu Almira, sang kekasih akan datang untuk melamarnya dan mereka akan segera menikah tak lama setelah sang kekasih melamar gadis pujaannya itu.Keesokkan harinya, Almira bersiap - siap untuk menerima kedatangan Putra. Dia berdandan dengan sangat sederhana, hanya menyapukan bedak yang tipis di wajahnya dan mengoleskan lipstik ber
Pasangan pengantin baru itu keluar dari kamar dan berbaur dengan keluarga besar dari keduanya untuk sekedar mengobrol sejenak dan melepas rindu karena sudah lama tidak berjumpa.Almira mengobrol dengan kedua kakaknya yang sedang berbincang - bincang dengan keluarga kecil mereka."Bagaimana Mira? Apakah setelah menikah ini kamu ikut serta dengan Putra suamimu atau masih disini tinggal bersama ayah dan ibu?" kata Deni bertanya pada adiknya itu."Aku ikut dengan Putra kak, kan tugas istri mendampingi suami kemanapun dia pergi!" jawab adiknya."Kakak mendukung niat baik kamu itu Mira! Seorang istri memang harus selalu ikut bersama suaminya, kemanapun suaminya bertugas. Contohnya kakak, sejak kami menikah kakak sudah ikut bersama suami kakak" kata kak Nova menambahkan.Almira yang mendengar perkataan dari kedua kakak kandungnya itu menganggukkan kepala, tanda mengerti betapa pentingnya berada di samping suami dan mendampingi suami dimanapun suami berada.