Share

05 Kepengen Cucu

"Gak bisa." Dirga yang geram dengan Lexsa. " Lo tuh ya."

"Apa," ujar Lexsa memajukkan wajahnya

Dup jantung dirga tiba tiba saja berdebar begitu cepat saat ditatap oleh Lexsa dengan jarak dekat. Dirga yang mulai gugup segera memundurkan dirinya selangkah. 

"L-lo kalo mau ngomong disitu aja, gak usah dekat deket. Najis." 

~~~~~~~~~~

KANTIN

"Alhamdulillah yaAllah," ucap Dirga yang baru saja selesai minum.

"Sumpah tuh pak arno botak gak ada hati apa, tega banget sama siswanya sendiri," ujar kevin.

"Sebenarnya kalo aja tuh cewek nyebelin punya rasa kasihan sama kita, mungkin hukuman kita akan sedikit ringan." ujar dirga kembali meminum minumannya. 

"Iyah sih, tapi bentar deh gue mau tanya satu hal. Kok lo tadi tiba tiba gugup ngomongnya pas jarak lo sama Lexsa agak sedikit dekat?" Tanya Vino heran.

"Entahlah... trus bersamaan dengan jantung gue yang berdetak dengan cepat, mungkin karna efek kecapean. Tapi kok rasanya agak beda."

BRAK... 

"Itu tanda kalo lo mulai suka sama dia," ujar Vino

"Tuh mulut disaring dulu baru ngomong."

"Kalo lo sam- " ucapnya terpotong saat melihat lexsa dan kedua sahabatnya yang baru aja masuk dalam kantin.

"Lexsa!" Dirga mengikuti arah lirikan mata Kevin. Dirga yang sudah punya ide untuk mengerjai Lexsa, segera mengambil minuman botol AQUA yang tinggl setengah milik Bara untuk melemparkanya kearah Lexsa.

"Aw." Memegang lengannya.

"Lexsa lo gakpapa," ujar kedua sahabatnya. 

"Gila lo Dir." Bara kaget dengan apa yang dilakukan Dirga.

"Siapaa yang ngelakuin ini hah," ujarnya emosi.

"Gue." Dirga mangangkat satu tangannya. Lexsa yang emosi segera mengahampiri Dirga.

"Lo kalo punya masalah sama gue bilng., "

"Gak ada sih, makanya jadi cewek tuh gak usah nyebelin." Dirga berdiri dihadapan Lexsa. 

"Lah urusan gue, sifat sifat gue ngapin lo yang urus."

"Lah kalo gitu urusan tangan gue dong. Tangan tangan gue serah dong tangan gue mau berbuat apa."

"Lo tuh ya."

"Apaa." ujar Dirga memajukan wajahnya

_____________________________

Kediaman rumah Dirga.

"Assalamu'alaikum." 

"Wa'alaikumussalam," ujar Bella menjulurkan tanganya yang langsung di ci*m oleh Dirga.

"Udah sholat Dzuhur belum?"

"Udah ma tadi disekolah... mama mau kemana kok udah rapi banget?"

"Eh ini mama mau ke RS."

"RS? Mama sakit? Sakit apa ma, kok gak bilang sama Dirga." Dirga dibuat khawatir.

"Mama gak sakit Dirga. Mama hanya mau ngejenguk anak temen mama yang baru lahiran... yaudah mama berangkat dulu. Kamu jangan lupa makan."

"Iyah ma, mama hati hati dijalan."

" iyaa."  

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Bella yang sudah sampai segera menghampiri kedua sahabatnya yang tengah duduk diruang tunggu. Lisa Aty adalah sahabat Bella semasa kuliah. Aty yang menikah duluan karena dijodohkan, tiga tahun kemudian disusul Bella, dan satit tahun kemudian disusul Lisa.

Tak butuh menunggu lama dokter yang menangani ananknya itu pun keluar, Aty dan Lisa yang melihat keluarnya dokter langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Dok gimana keadaan anak dan cucu saya?" Aty menatap sang dokter. 

"Ibu sama anaknya baik baik saja bu dan alhmdulillah anaknya perempuan.

"Alhamdulillah," ujar ketiganya. 

"Apa saya bisa melihat keadaan mereka sekarang dok?" 

"Silahkan bu," ujar dokter perempuan itu... "Kalo bagitu saya permisi " ujarnya lagi 

"Iya dok."

Tak menunggu lama, Aty segera masuk untuk melihat keadaan anak dan cucunya, disusul Lisa dan Mona. 

"Wah cantiknya cucu oma," ujar Aty mengelus pipi cucunya. "Gimana keadaan mu sekarang nak?" 

"Aku baik ma," ujar Ami.

"Maasyaa Allah, anaknya cantik banget." Lisa menatap kagum dengan anak dari Ami. 

"Hu um, lucu lagi nanti kalo sudah besar tante jodohin sama anak tante, Dirga." Canda Bella. 

"Ketuaan nanti dong dirganya tante kalo dijodohin sama anak aku."

"Gak apalah." Bella dan keempatnya pun tertawa. Kemudian Aty menggendong sang cucu itu membuat Bella iri disusul Lisa berpamitan untuk ke toilet.

"Beruntung deh kamu jeng, diusia segini udah punya cucu yang lucu dan imutt, jadi pengen." iri Bella menatap Aty. 

"Alhamdulillah jeng."

"Kayaknya tante harus nunggu beberapa tahun lagi deh kalo pengen cucu." 

"Kok gitu? "

"Iya, Dirga kan masih sekolah belum lagi kuliah yakan tan?"

"Kalo bisa cepet kenapa harus nunggu lama yakan?" Ujarnya senyum menaikkan alisnya. Ami dan Aty mendengar ucapan Bella itupun sangat kaget, bagaimana bisa Dirga kan masih muda.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Skip Malam 

Dirga yg kini berbincang dengan ayahnya di ruang Tamu, Seketika obrolan mereka terhenti saat kedatangan Bella yang baru saja dari dapur.

Dirga yang heran dengan ibunya yang sedari tadi memerhatikanNya sambil senyum senyum

"Mama kenapa, kok ngeliatin Dirga kaya gitu amat ma, senyum senyum lagi, emng ada sesuatu diwajah Dirga?." Dirga memegang wajahnya. 

"Gak sayang, yuadah hayok kita makan dulu." 

Skip Ruanng Makan

"Wah tumben bibi masak banyak 

hari ini," ujar suaminya.

"Kok bibi masaknya banyak sih? Bibi masak makanan kesukaan Dirga pula... emang bakal ada tamu yang dateng ma?" 

"Gak sayang."

"Trus makanan sebanyak ini?"

"Mama masak ini semua untuk kalian."

Dirga dan ayahnya yang mengetahui kalo yang memasak adalah istrinya itu saling menatap satu sama lain dan dengan penuh tanda tanya.

"Mama yang masak ini semua, kok mencurigakan." Dirga menatap sang ibu dengan tatapan curiga. 

"Papah tau, pasti mama ada maunya, yakan?" Bella mengangguk.

"Mama pengen cucu." Dirga dan suaminya dibuat binggung atas omongan Bella.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status