Share

Bab 4. Misi Pertama

Angel melangkah malas-malasan menuju ruang tengah. Dengan T-shirt kebesaran dan muka bantalnya ia bergabung dengan gadis-gadis lain yang sudah terlihat rapi dan sudah duduk dengan anggun di sofa. Angel memasang wajah sebal, bagaimana tidak? Saat enak-enaknya menyelam di alam mimpi, ia malah dibangunkan untuk bergabung dengan yang lain di ruang tengah. Apa mereka tidak tahu kalau ini masih terlalu pagi untuk membangunkan seseorang? Bahkan jarum jam saja masih menunjukkan kalau ini masih jam tiga pagi. Sekali lagi jam TIGA PAGI. Ini benar-benar mimpi buruk yang menjadi kenyataan.

Seorang pria berusia awal tiga puluhan memasuki ruang tengah bersama seorang gadis yang terlihat masih sangat muda. Gadis itu membawa seember bunga beraneka warna juga pembungkus dan pita. Gadis itu meletakkan semua barang yang dibawanya diatas meja dan kembali mensejajarkan dirinya dengan si pria yang tak lain adalah host dari Panah Asmara Giornino. Kamera sudah menyala dan sudah merekam semua aktivitas sejak beberapa menit yang lalu. Menyoroti satu per satu wajah finalis Panah Asmara Giornino.

"Morning." Sapa Michael sang host mengawali pembicaraan. Pria bertubuh kurus itu menyembunyikan tangannya di belakang tubuh kurusnya. Membuat pose sewibawa mungkin dengan tubuh kurusnya.

"Dalam karantina ini akan diambil satu pemenang yang akan mendapat reward uang tunai sebesar sepuluh juta rupiah dan liburan romantis di Bali selama seminggu bersama Giornino."

 Hening sejenak.

"Pastinya nggak mudah buat mencapai itu semua. Pemenangnya akan dilihat dari beberapa kategori, yang pertama attitude, skill dan yang terakhir brain."

Angel mengernyitkan dahinya lalu memutar bola matanya. Oh God.. ini acara cari jodoh atau acara pemilihan ratu kecantikan sih? Gadis itu tak terlalu memperhatikan ucapan Michael yang menurutnya hanya omong kosong belaka. Bukannya menyimak setiap intruksi yang diberikan oleh sang host, gadis itu malah memilih termenung meratapi nasibnya yang sungguh nelangsa.

"Baik. Silahkan dimulai."

Angel tersentak, memulai apa? Gadis itu hanya terduduk menatap gadis-gadis lain yang bergerak ke depan. Angel melihat mereka mengambil beberapa tangkai bunga dan semua perlengkapan untuk membuat buket bunga. Gadis itu manggut-manggut mengerti lalu bergerak ke depan. Angel berdiri cukup lama di depan meja tempat bunga-bunga itu berada, sejujurnya dia masih sangat mengantuk. Dengan wajah mengantuk dan pikiran yang belum sepenuhnya sadar, ia menimbang-nimbang bunga mana yang akan ia ambil. Di sana terdapat beberapa tangkai bunga matahari, mawar, tulip dan krisant.

Gadis itu tersenyum dan mengambil beberapa tangkai bunga matahari dan bunga mawar juga perlengkapan lainnya kemudian kembali ke tempat duduknya. Mereka tampak sibuk merangkai buket bunga karya mereka masing-masing. Gadis-gadis itu menghentikan kegiatannya saat melihat Giornino datang. Pria itu memberikan senyum mautnya yang membuat penampilan Giornino yang sudah sangat menawan kian terlihat sempurna. Namun tidak dengan Angel, ketika yang lain tengah terpesona gadis itu tetap saja menekuni buket bunganya. Gadis itu merangkai satu per satu tangkai bunga yang ia ambil tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya.

"Done." gumam Angel.

Gadis itu mengikatkan pita berwarna kuning di buket bunga itu. Ia tersenyum lebar menatap buket bunga yang ia buat dengan sepenuh hati. Jangan salah paham, Angel membuatnya bukan untuk memenangkan acara itu tapi karena ia memang menyukai bunga dan merangkainya.

"Apa kau sudah selesai? Itu bagus sekali."

Angel mendongak kaget, gadis itu menatap Giornino dengan wajah sebal. Ditambah lagi senyum tipis yang ia tahu senyum itu adalah fake smile atau senyum palsu. Gadis itu bertambah jengah dengan sikap sok sopan yang ditunjukkan Giornino.

"As you can see."

Lengkungan kecil di bibir Giornino menghilang, digantikan garis lurus yang sedari tadi ingin ditunjukkannya saat ia memasuki ruangan itu, yang jika ia lakukan pasti akan membuat manager-nya marah besar.

"Ya." Jawab Giornino dingin. Pria itu berdehem pelan mendapati tatapan sang manager yang tak bersahabat.

"Kenapa memilih bunga matahari dan bunga mawar?"

Angel mengernyit bingung karena perubahan nada bicara Giornino. Sedetik kemudian ia sadar, Giornino adalah seorang entertainer yang harus selalu pasang wajah bersahabat di depan kamera agar memiliki image yang baik.

"Filosofinya bagus." Giornino mengangguk mengerti.

"Semoga berhasil."

Pria itu menepuk pelan kepala Angel sebelum melangkah pergi yang dibalas desisan sebal oleh Angel. Giornino tahu apa makna yang ingin disampaikan oleh Angel melalui buket bunganya.

Bunga Matahari memiliki arti kehangatan, keceriaan dan kesetiaan sedangkan bunga mawar pink memiliki arti kasih sayang. Jadi jika kedua bunga itu digabungkan akan memiliki arti kesetiaan akan terbalut indah bersama kehangatan kasih sayang yang penuh keceriaan. Giornino mendekati Ariska yang tengah sibuk dengan buket bunganya. Sepertinya gadis itu tengah mengalami kesulitan.

"Hai." sapa Giornino dengan senyum tipisnya.

"Oh hello, Giornino" Ariska balas tersenyum, gadis itu meninggalkan kegiatannya dan memfokuskan dirinya pada Giornino.

"Kenapa memilih mawar kuning?" Ariska menghela nafas berat. Gadis itu bingung mau menjawab apa karena ia hanya nengambil bunga yang menurutnya cantik saja. Ia tak ingin terlihat bodoh dihadapan Giornino. Gadis itu mencari ide agar terlihat smart dihadapan Giornino. Ariska tersenyum.

"Karena bunga ini melambangkan keceriaan dan kasih sayang." Giornino tersenyum tipis, raut kecewa samar terlihat di wajahnya.

"Lanjutkan pekerjaanmu, semoga berhasil."Ucap Giornino lalu beranjak pergi untuk melihat gadis lain.

♦♦ Be With You ♦♦

Dion duduk diam di teras. Pria itu tengah memikirkan kondisi Angel saat ini. Sedang apa gadis itu sekarang, apa dia sudah makan? Apa gadis itu mampu mengurusi dirinya sendiri? Apa gadis itu merindukannya seperti dia yang merindukan gadis itu? Dion menghela nafas berat, padahal baru kemarin ia mengantarkan Angel ke bandara tapi sekarang rasa rindu pada gadis itu seakan-akan mencekiknya. Oh hati… kenapa harus Angel? kenapa tidak gadis lain saja kau menjatuhkan pilihanmu. Dion merutuki hatinya sendiri yang kadang sangat bertentangan dengan akal sehatnya.

"Hei, Bro. Nggak jalan?" Deva menghampiri Dion yang duduk seorang diri diteras. Dion hanya menggeleng, seperti biasa tak banyak bicara. Deva mengangkat bahunya dan beranjak dari situ untuk mengajak yang lainnya menghabiskan waktu liburan yang sangat jarang mereka dapat untuk bersenang-senang. Semenjak keberangkatan Angel kemarin Dion sudah menjatuhkan vonis jika liburannya kali ini akan jauh dari kata menyenagkan.

♦♦ Be With You ♦♦

Giornino menatap satu per satu buket bunga yang disusun rapi di atas meja. Pria itu melihat hanya satu buket bunga yang menggunakan bunga matahari di dalamnya.

"Angeline. Kenapa kau membuat buket bunga dari bunga matahari dan bunga mawar?" Giornino menatap Angel lurus-lurus. Angel terkesiap tak menyangka ia akan menjadi orang pertama yang akan ditanyai.

"Bukankah tadi su-"

"Jelaskan." Giornino sengaja memotong ucapan Angel karena ia sudah tahu kalimat selanjutnya yang akan diucapkan oleh gadis itu. Angel membenahi letak kacamatanya, gadis itu balas menatap Giornino lurus-lurus.

"Karena bunga matahari memiliki makna kehangatan, keceriaan dan kesetiaan sedangkan bunga mawar pink memiliki makna kasih sayang jadi menurutku itu akan cocok jika disatukan." Giornino mengangguk, ternyata gadis itu benar-benar tahu apa makna dari kedua bunga tersebut.

"Kalau mawar kuning?"

"Persahabatan." Angel mengendikkan bahunya tak peduli, pria itu mau mengetesnya atau apa? Giornino menatap Ariska yang tampak tak terganggu. Penilaiannya terhadap Ariska turun sedikit.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status