Share

Rencana Mencetak Anak

 Gemma bersungut-sungut dan masuk ke  dalam rumah, dari jendela dapur ia melihat pria itu  masih menatapnya. Gemma menutup jendela dan mendengus kesal

 “Lelaki aneh!” umpatnya dengan jengkel.

Dalam satu ruangan Regi sedang berbicara dengan seorang pria gemuk yang diketahui seorang rentenir.

 “Jadi berapa lama aku harus menunggu kamu melunasi bunga hutangmu,” ucap pria itu menatap Regi.

 “Sabar Om, perusahaan saya sedang ada masalah.

“Sabar, sabar … kesabaran itu ada batasnya. Saya tunggu satu minggu lagi, kalau dalam satu minggu kamu tidak bisa melunasi semua hutang-hutangmu  beserta bunganya maka saya akan ambil semua barang-barangmu termasuk rumah.” ancam pria bertubuh gemuk itu.

 “Baik-baik Om.”

Regi merasa stres karena dililit hutang sementara perusahaannya diambang kehancuran. Tidak tahan dengan tekanan yang ada ia pergi ke bar  menemui seorang wanita bertubuh gemuk yang dipanggil  Mami itu gerbo yang biasa menjual belikan wanita-wanita muda. Regi menemui pengawal gerbo tersebut, lalu ia diantar ke sebuah ruangan .

 “Ada apa menemuiku. Apa kamu punya barang lagi?” tanya wanita itu sembari meniupkan asap roko ke udara.

 “Mi, saya ingin meminjam uang,” ujar Regi.

 Mendengar hal itu wanita itu tertawa terbahak-bahak, “Lo, pikir gue bank?”

 “Saya butuh uang  Mi, saya akan cari pelanggan yang banyak nanti. Teman-teman saya akan saya bawa ke tempat Mami.”

 “Apa yang bisa kamu berikan jaminannya?”

“A-a-tidak ada Mi,” jawab Regi terbata-bata.

“Gue … senang bekerja sama ama lo selama ini, karena lo selalu bawa pelanggan, tapi gue tidak mau meminjamkan uang kalau tidak ada jaminannya,” ucap wanita berambut pirang itu.

Dalam ruangaan itu hanya mereka berdua, lalu wanita itu berdiri. Mendekati Regi dan menjilat daun telinga lelaki itu. Regi memang memiliki paras yang lumayan tampan. Prinsif datang ke ruangan wanita itu tidak boleh menolak apapun yang diminta gerbo tersebut, kalau tidak para pengawal berbadan besar itu akan mematahkan leher orang yang menolak permintaan si Mami tersebut.

“Bagaimana kalau kamu jual istrimu padaku?”

 Regi mendongak dengan panik.

 “Istri yang mana?”

 “Terserah yang mana, gue akan membayar kamu sepuluh kali lipat kalau istrimu melahirkan anak, soalnya gue dapat orderan seperti itu.” ucap wanita itu lagi.

“Baik Mi, saya setuju,” sahut Regi bersemangat.

“Baik.” Mami menunjukkan uang dan membayar sebagian padanya.

Tanpa berpikir panjang Regi langsung setuju, setelah Mami menunjukkan uang dalam koper dalam jumlah yang besar.

 “Baik Mi, akan saya bawa.”

 “Tapi ada syaratnya ….” ucap wanita itu lagi

“Katakan apapun syaratnya akan saya lakukan,” ujar Regi.

Regi mengangguk lalu membuat kesepakatan dengan seorang germo.

        **

 Beberapa hari kemudian Regi sangat berbeda, tiba-tiba saja ia  jadi baik dan perhatian pada Gemma. Ia membawakan satu kotak coklat untuk Gemma. Mendapatkan hadiah pertama kalinya dari sang suami, tentu saja itu membuat Gemma kaget bercampur bahagia.

“Ada apa?” tanya Gemma dengan wajah memerah.

“Ini untuk kamu, sebagai permintaan maaf karena selama ini aku sering marah-marah sama kamu. Itu semua karena aku capek dari kerjaan,” ucap Regi.

“Oh, ini manis sekali, terimakasih Mas,” ujar Gemma mencium pipi Regi.

‘Terimakasih Ya Allah, akhirnya suamiku mau menerimaku’ ucap Gemma dengan bahagi.

Lalu Regi mengungkapkan keinginanya agar Gemma hamil.

“Baiklah kalau kamu ingin punya anak ayo kita bikin lagi. Tapi kali ini kita akan melakukannya di tempat yang sangat berbeda di sebuah hotel.”

“Ha! Ho-hotel?”  mata Gemma membesar karena kaget.

“Iya, anggap saja ini bulan madu kita,” bujuk Regi.

“Astaga Mas, aku sangat bahagia,” ujar Gemma dengan sdikitt norak.

Mendengar nama  hotel wanita bertubuh  gemuk itu sangat gembira, karena baru kali ini ia pergi ke hotel, apalagi Regi mengatakan sebagai bulan masu mereka. Wajah gemma langsung  merona dan matanya dipenuhi tanda love bertebaran.

 “Bagaimana dengan anak-anak?”

“Tidak apa-apa aku akan mengantar  mereka ke rumah mami mereka.”

Oh, baiklah aku sia-siap dulu,” ujar Emma tertawa bahagia.

“Kamu mandi yang bersih dan wangi jangan sampai Aku tidak bernapsu nanti,” ujar Regi setengah malas lalu mengusap wajahnya yang dicium Gemma tadi, ia merasa sangat jijik setiap kali bersama Gemma. Tentu saja semua itu hanya pura-pura.

Regi selalu memperlakukan istri dengan buruk, apa lagi setelah melihat tubuhnya yang gemuk dan pakinnya yang lusuh ia merasa mual, setiap kali Gema minta adengan ranjang ia selalu menolak alasan capek. Bahkan lelaki itu lebih sering  tidur di kamar tamu dari pada timur di kamar Gemma.

“Sudah mas,” ujar Gema,  gumpalan lemak itu saling berdesakan dibungkus dres ungu yang dikenakan Emma.

“Astaga  kamu sangat memalukan. Apa tidak ada lagi pakaian yang layak?” bentak Regi padanya.

“Ini saja yang  bisa buat, Aku kan sudah dua tahun gak pernah beli baju, ini baju  lamaku.”

“Ah memalukan bangat sih kamu. Ganti lagi!” pintah Regi dengan kesal,” gadis kampung sialan,” umpatnya dengan marah-marah.

Lelaki jahat itu tidak tahu bagaimana Gemma sangat menyangi anak-anak suaminya.

Emma kembali ke dalam kamar membongkar isi lemari mencoba semua pakaian yang dimiliki, sayang tidak ada yang muat lagi. Karena pakaian yanga ada  dalam lemari pakian lama miliknya pakaian dimana lingkar pinggannya masih kecil dan ukuran baju yang di pakai masih L dan sekarang  melonjak jadi XXX. Ia menatap tumbukan pakian lusuh itu dengan putus asa. Selama menikah Regi jarang memberinya uang  belanja lebih , semua kebutuhan belanja tiap bulan ia  belanjakan sendiri dan jarang Emma dilibatkan, ia hanya memasak kebutuhan yang sudah ada.

“Mas pakaianku tidak ada yang layak lagi,” ujar Gemma dengan suara lirih, seakan-akan ia memohon pada suami untuk dibelikan satu pakaian baru.

“Ya sudah ayo pakai yang itu saja dulu, kita beli pakaian baru untuk kamu di toko pinggir jalan.”

Mereka meninggalkan rumah, tiba di sebuah toko.

Regi  menarik beberapa lembar uang dari dalam dompet lalu menyerahkan untuk Gemma, hanya belanja di sebuah toko pakaian di pinggir jalan Gemma turun dari mobil  dengan  wajah sumringah belanja dipinggir jalan saja wanita itu sangat bahagia. Tubuh gemuknya melangkah ke dalam toko memilih sebuah pakaian .

“Beli saja dua pasang,” teriak Regi sebelum Gemma masuk, wanita itu mengangguk sembari senyum.

Di ruang ganti, Gemma  berganti pakian, ia tersemyum  melihat dirinya di pantulan kaca. Betapa bahagianya Gemma hari itu, ia  berpikir kalau ia mendapatkan cinta dari  sang suami.

“Aku akan memuaskan suamiku nanti sampai pagi,” ujar Gemma.

Gemma tidak tahu apa yang akan dilakukan Regi padanya, terlalu bucin dan percaya pada seseorang terkadang menutup mata seseorang. Gemma terlalu percaya pada sang suami walau ia disakiti  berkali-kali bahkan tidak dianggap sebagai istri. Namun, ia tetap  mempercayai suaminya.

Cinta tidak selamanya indah Gemma!

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status