Share

chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

Chapter 02 Target Ke Kota Zhenzhou

_______

Asisten Liu menganggukkan kepalanya, "Oke! Oke! Baiklah. Aku percaya,' kata asisten Liu, meskipun dalam hati sangat khawatir. Karena tidak biasanya, Jack meminum minuman beralkohol dengan jumlah banyak.

Tak lama berselang, Jack nyerocos, "Benar kata dunia! Hahaha ! Alkohol bisa menghilangkan semua beban! Hahaha!!" cerocos dan tawa Jack itu terdengar tak terkontrol.

Jelas terlihat Jack sudah sangat mabuk berat. Bahkan meracau sembari berjalan ke sembarang arah, dan sempoyongan. Sementara lima orang bodyguard pun berusaha melindungi Jack.

Hingga nada panggilan telepon seluler cukup keras dari arah handphone milik Jack yang tergeletak di atas meja. Asisten Liu melongokkan kepalanya, berusaha membaca siapa yang melakukan panggilan.

Namun, asisten Liu tak berani menyentuh benda mahal tersebut, dan tak juga berani memberitahukan pada Jack.

Asisten Liu memilih mundur, dan tak lama berselang , giliran handphone dalam saku asisten Liu yang justru berbunyi, tapi tak lantas di dengar oleh Jack yang sudah berada di tepi kaca pembatas ruangannya ini.

Asisten Liu pun cekatan merogoh saku celananya, dan langsung menggeser layar handphone, 'Paman Ming??' batinnya, kemudian langsung menguping, "Ada apa? Bos Jack sedang marah," kata Asisten Liu, mendahului percakapan.

Paman Ming pun langsung menjawab, "Liu! Katakan pada bos Jack. Kami mendapatkan pacarnya ! Dan sudah berada dalam perjalanan menuju ke Zhenzhou."

Zhenzhou adalah sebuah kota terpencil , dan Jack mempunyai sebuah villa di sana.

Asisten Liu pun menjawab, "Ba-Baiklah." Seraya menoleh pada Jack yang masih berdiri mematung menatap tajam ke arah taburan lampu warna-warni di kejauhan sana.

Asisten Liu pun menarik napas panjang, lalu mendekati arah Jack, dan berhenti di belakang pria yang sangat disegani oleh kelompok kejahatan dan para mafia di Cina itu.

"Bos Jack. Paman Ming memberikan kabar. Dia berhasil, dan sudah dalam perjalanan menuju Zhenzhou," ucap asisten Liu.

Mendengar ucapan dari asisten Liu, Jack langsung excited menoleh, "Benarkah?" tanyanya dengan nada pelan.

Asisten Liu pun menjawab singkat, "Ya."

Kemudian Jack pun langsung memberikan perintah, "Ambilkan kunci mobilku!!"

"Aku akan mengantarmu," kata asisten Liu, sebelum melakukan apa yang diminta oleh sang Bos.

"Tidak! Aku tidak butuh sopir pribadi!" bentak Jack, membuat asisten Liu langsung mengunci mulut. Tapi otaknya berselancar liar.

Setelah beberapa menit kemudian, asisten Liu pun sudah kembali dan memberikan kunci kontak mobil milik Jack, "Bos Jack. E'hem, sebaiknya Anda beristirahat. Dan jangan pergi malam ini," saran asisten Liu, masih mencoba memberanikan diri, karena melihat kondisi bos yang mabuk berat.

Jack langsung menyambar kunci yang ada di tangan asisten Liu. Kemudian menyingkirkan Ujung jas yang dikenakannya hingga terlihat pistol terselip di sana, "Hahaha ! Kamu meremehkan kemampuanku? Atau sedang mengkhawatirkan keselamatan ku?? Kamu pikir aku mafia murahan?!!" Seraya menyeringai tipis, Jack bertanya dan penuh intimidasi pada asisten Liu.

Asisten Liu pun langsung mundur, menjauhkan wajahnya dari wajah Jack yang mendekat. Pandangan asisten Liu tertuju pada gagang pistol yang sudah berada di tangan Jack.

"Bukan! A-anda bisa menjaga diri ! Anda bisa menyetir dengan baik. Tapi aku cuma khawatir jika Anda tak mengenali jalur ke Zhenzhou," ralat asisten Liu, dengan wajah sangat ketakutan. hingga tanpa sadar dirinya keceplosan. Padahal tempat itu belum pernah dikunjunginya, tapi itu setahu Jack.

tentu saja ucapan asisten Liu tadi , membuat Jack mengurutkan dahinya, 'Sepertinya dia harus mati,' batin Jack.

Bukan tanpa alasan asisten Liu berkata demikian, karena Jack memang baru satu kali berkunjung ke tempat itu. Dan saat itu selama dalam perjalanan pulang pergi, Jack memilih untuk tidur. Asisten Liu bukanlah sopir Jack, tapi banyak tahu tentang Jack.

Dorr!!

Dorr!!

Ketika terdengar suara letusan pistol beruntun, lima orang bodyguard pun langsung refleks berseru, "Asisten Liu!!" Mereka tidak menyangka, pada akhirnya pria berkepala plontos itu meregang nyawa di ujung peluru milik Jack.

Lima orang bodyguard itu pun langsung menggapai tubuh asisten Liu yang terhuyung-huyung. Mereka menahan tubuh pria tersebut supaya tak terjatuh.

Asisten Liu pun langsung memegangi perutnya, yang sudah bocor akibat ditembus oleh peluru. Jelas terlihat urat pada kedua pelipis pria naas tersebut menonjol, menahan rasa sakit teramat sangat, dan berusaha untuk bicara. Akan tetapi tak mampu menguntai kalimatnya.

Mata asisten Liu menatap ke arah Jack, "Arrgkk. Grogk .... Grogk!" Cuma suara mengerok yang keluar dari mulut asisten Liu, disertai darah muncrat.

Tidak ada wajah prihatin terlihat pada Jack, justru meludahi wajah asisten Liu, "Cuh!"

"Cuh!!"

Asisten Liu masih bisa memalingkan wajahnya, hingga tak tepat sasaran. Lalu berbalik menatap Jack seperti tadi, dan mengerok.

"Kamu pikir aku mabuk hah!" bentak Jack , seraya membulatkan mata, membalas tatapan penuh tanggung jawab dari asisten Liu. Sementara pistol masih berada di tangannya, dan Jack kembali mengarahkan ujung pistolnya.

Dorr!!

"Arrgk!" rintih asisten Liu, sudah antara sadar dan tidak. sementara posisinya masih dipegangi oleh dua orang bodyguard bersebelahan.

Setelah kembali meluapkan kekesalannya pada asisten Liu, Jack pun berbalik badan, siap untuk segera meninggalkan ruangan itu, tentu saja dengan tubuh sempoyongan.

"Ja-jack .... Jangan pergi sendirian," cegah asisten Liu meskipun dalam keadaan sekarat dan bersusah payah dan mulut dan tubuhnya berdarah-darah, tapi tetap berusaha mencegah dengan menyikut dua orang yang memegangi lengannya.

"Minggir!" Jack membentak asisten Liu yang nyaris berhasil menggapai lengannya. Tapi keburu tersungkur.

Namun, asisten Liu tak mau tinggal diam, langsung merangkak, dan merengkuh kaki Jack, dilakukannya agar supaya tak melangkah.

Namun, ulah asisten Liu justru membuat Jack memicingkan matanya, melihat ke arah kakinya.

Kemudian, Jack menunduk, dan pistol yang masih dalam genggamannya pun sudah berada di atas kepala pelontos asisten Liu. Sebelum akhirnya Jack menarik pelatuk pistolnya kembali, Jack berkata, "Saatnya kamu ke neraka!"

Dorrr!!

"Grogk ...! Grogk ...!" Asisten Liu pun hanya bisa mengerok sembari memuntahkan darah segar.

Sementara lima orang kawan asisten Liu hanya bisa mundur beberapa langkah. Membiarkan Jack keluar dari ruangan itu.

Tidak ada yang berani mengikuti langkah Jack, tanpa mendapatkan instruksi, dan tak ada yang berani mengambil tindakan atas keselamatan asisten Liu. Semuanya cuma bisa menatap kepergian kawannya itu ke neraka.

"Bawa tua bangka itu ke kandang serigala! Sebelum ibuku datang!!" teriak Jack, sembari mengayunkan langkahnya dengan cepat.

"Kalian dengar?!!" ulang Jack, meninggikan suaranya , tapi tak lantas berhenti.

Lima orang bodyguard yang mendengar suara Jack menggema pun serempak menjawab, "Siap! Bos!!"

"Katakan juga pada ibuku! Aku tak akan pulang dalam beberapa hari!" lanjut Jack, tanpa menoleh juga.

"Siap! Siap, Bos!!"

Setelah menjawab tanpa beranjak dari posisi berdirinya masing-masing, tampak salah satunya memberanikan diri melongok, melihat Jack yang terus melenggang pergi. Cuma terlihat punggungnya saja.

Rupanya pria tersebut tak mabuk seperti yang dikhawatirkan oleh asisten Liu. Terbukti tak lama berselang terlihat mobil Jack meninggalkan apartemen ini. Melaju dengan kecepatan penuh, semakin menjauh dan semakin menjauh.

Bodyguard yang melihat kepergian Jack pun langsung menuju ke satu ruangan. Tak lama berselang kembali sudah dengan kantung berwarna kuning. Kantung-kantung jenazah itu banyak di dalam sana dan memang dipersiapkan.

"Lekas!" seru pria bertubuh kurus yang baru saja sampai itu, lalu membantu melakukan tugas.

Kemudian mereka pun berbarengan langsung menarik tubuh asisten Liu, juga mengepel lantai yang terdapat noda darah segar yang masih saja keluar dari mulut asisten Liu.

Mereka pun akhirnya berhasil memindahkan tubuh asisten Liu yang masih kejang-kejang itu kedalam kantung jenazah, setelah sebelumnya salah satunya menarik resleting kantong tersebut dengan lincahnya.

Kantong jenazah itu pun kembali ditarik resletingnya, untuk mempermudah mereka membawa tubuh pria gemuk dan berkepala plontos tersebut menunju ke kandang serigala, seperti yang diperintahkan oleh Jack.

Lima menitan kemudian, terdengar suara kepanikan dari salah satunya, "Cepat!"

"Cepat!" ulangnya.

"Ada apa? Kenapa panik?!"

"Sudah ada iring-iringan mobil menuju ke sini!" sambar pria yang ditanyai barusan, lalu mendekat untuk membantu lagi.

"Apa ibunya Jack sudah datang??" selidik salah satunya, dan berlari ke arah jendela untuk memastikan.

"Astaga!!" jerit pria itu, kemudian kembali membantu , dengan wajah penuh kepanikan.

Mereka panik ketika mobil Jack pergi, dan dari arah belakang sana ada deretan sorot lampu mobil mengarah ke apartemen ini. Pria tadi pun bisa memastikan bahwa itu adalah mobil ibunya Jack, membuat mereka sangat panik, meski masih di kejauhan sana.

"Cepat! Jalan pintas saja!" usul salah satunya, untuk mempercepat mereka menyeret kantung jenazah itu menuju kandang serigala dan melemparkan tubuh asisten Liu agar tak meninggalkan bangkai. Apalagi jejak.

Continued .... ✍️Bang JM

____

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wann Exe
Belum paham kenapa jack mbunuh Asisten liu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status