Terdengar suara Yasmin yang galak berkata, "Aku lapar!"Belasan eksekutif senior itu, termasuk Eric, langsung menahan napas.Siapa itu? Berani-berani orang itu berbicara begitu sombong kepada pemilik Grup Naga? Ini benar-benar mengejutkan.Selanjutnya, terjadi hal yang lebih menarik."Cepat berikan aku makanan! Apa kamu mengira tiga kali saja cukup? Apa orang nggak bisa lapar di sore hari? Bukankah orang perlu memakan buah-buahan atau kue? Aku suka makanan manis, belikan aku kue keju dan teh susu. Apa kamu mendengarku? Kenapa kamu diam saja?"Suasana di ruang konferensi sedingin Antarktika.Apa Daniel akan meledak setelah diperintah seperti itu? Mereka sangat ketakutan sehingga mereka tidak berani bergerak.Orang lain tidak tahu siapa si penelepon, tapi Eric langsung tahu setelah dia mendengar suara itu.Wanita itu benar-benar sudah bosan hidup. Dia tidak tahu dia dalam situasi apa ...."Aku sedang rapat."Eric juga sudah lama mengikuti Daniel. Jadi, dia melihat Daniel dengan bingung.
"Andy, apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Klara dengan curiga, "Kamu nggak melindungi istri dan anakmu karena mereka sudah menindas Yasmin, ‘kan?"Yasmin juga anakku dan aku sangat menyayanginya. Ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Yasmin lembur hingga sangat malam dan besok paginya dia masih perlu pergi bekerja. Jadi, dia nggak begitu bertenaga. Dia nggak mau kamu khawatir dan berencana mencarimu setelah dia selesai sibuk.""Baiklah. Kalau dalam dua hari ini dia nggak meneleponku lagi, aku akan menggila."Andy tahu Klara gelisah, tapi sekarang dia hanya bisa menenangkan Klara.Andy sendiri juga merasa sangat cemas.Sekarang dia tidak tahu di mana Yasmin berada. Dia juga tidak tahu apakah Yasmin aman atau tidak.Andy benar-benar sangat gagal menjadi ayahnya."Eh, apa kamu sudah melihat pemandangan malam yang kufoto untukmu?" tanya Klara."Sudah. Sangat cantik.""Aku sangat bosan di sini. Nggak ada yang mengobrol denganku dan bermain mahyong bersamaku." Klara menghe
"Tapi, kamu juga nggak boleh sepenuhnya mengabaikannya." Dahlia berbisik, "Yasmin belum ditemukan dan selama ini ayahmu mencurigai Daniel ....""Kenapa dia masih berkata seperti itu?" Saat Irene mendengar itu, dia merasa pusing."Aku memberitahumu agar kamu lebih berhati-hati," kata Dahlia kepada putrinya. "Coba kamu berpikir. Dengan status seperti Daniel, berapa banyak wanita yang ingin tidur bersamanya? Di dunia bisnis, keluarga mana yang nggak ingin putri mereka menikah dengannya? Kamu jangan meremehkan mereka hanya karena kamu sudah menjadi tunangannya. Walaupun kalian sudah menikah, kamu harus menjaga suamimu dengan baik. Sekarang kamu nggak punya anak. Kamu hanya punya dirimu sendiri.""Aku nggak bodoh, tentu saja aku tahu. Setelah aku pulang dari studio, aku akan sengaja pergi ke Grup Naga. Tapi, Daniel masih sibuk.""Baguslah." Lalu, Dahlia merasa aneh dan berkata, "Menurutmu, kenapa Yasmin bisa menghilang?""Selama itu nggak ada hubungannya dengan Daniel, aku nggak peduli. Mun
Setelah Daniel naik ke tempat tidur, jaraknya antara Yasmin tinggal beberapa sentimeter. Daniel terkejut dan berhenti. Raut wajahnya menjadi sinis, lalu dia berkata, "Apa katamu?""Apa kamu ... menyukaiku?" tanya Yasmin dengan sangat panik"Cari mati, ya?" Tatapan Daniel terlihat galak. Kemudian, dia langsung mencengkeram wajah Yasmin."Ka ... kalau nggak, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini ..." ucap Yasmin dengan susah payah. Dia merasa wajahnya hampir retak karena cengkeraman Daniel."Jangan mempermalukan dirimu sendiri." Daniel melepaskan Yasmin, lalu dia pergi dengan cuek.Yasmin segera memeluk lengan Daniel. "Apa kamu marah? Aku nggak sengaja. Kamu jangan seperti ini ...."Daniel memalingkan wajahnya yang sinis. Dia memerintah, "Lepaskan.""Daniel, jangan marah. Aku salah bica .... Aa!" Yasmin belum selesai berbicara, tapi dia tiba-tiba diempaskan dengan kuat. Kebetulan dia duduk di tepi tempat tidur, jadi ketika tubuhnya terdorong, dia langsung terjatuh ke lantai. Sesuatu ya
Sebenarnya, keberadaan seperti apa Yasmin bagi Daniel?Entah itu sisi kejam atau sisi kepedulian, kedua-duanya ditujukan kepada orang yang sama, yaitu Yasmin.Helen hanyalah dokter pribadi Daniel. Itu tidak berarti dia boleh bertanya tentang hal pribadi Daniel.Setelah memberikan pesan dokter, Helen pergi.Ketika dia melewati koridor, dia melihat potret besar Naomi.Naomi terlihat sangat muda dan bermartabat.Helen benar-benar tidak habis pikir.Semua orang tahu kenapa Yasmin bisa berada di bawah kendali Daniel.Namun pada akhirnya, Daniel membawa Yasmin ke apartemen yang siapa pun tidak boleh masuk.Dan bahkan karena Yasmin, Helen dapat masuk.Sebenarnya apa yang dipikirkan Daniel?Kalau dia mulai menyukai Yasmin, dia tidak akan bertunangan dengan Irene, 'kan?Sepertinya, orang biasa tidak akan bisa memahami Daniel yang sulit dibaca.Daniel baru ingin kembali ke kamar ketika dia menerima panggilan dari Eric. "Martin sudah pulang.""Terburu-buru sekali.""Kalau Martin pulang, sepertiny
Dahlia baru mencapai depan pintu kantor dan dia hampir menabrak Andy yang sedang bergegas keluar."Kenapa wajahmu terlihat pucat? Apa yang terjadi?" tanya Dahlia."Mobil yang membawa pergi Yasmin sudah ditemukan. Aku mau pergi melihatnya." Setelah mengatakan itu, Andy langsung pergi.Dahlia tercengang. Sudah ditemukan?Setelah dia sadar, dia segera mengikuti Andy. "Aku mau pergi bersamamu!"Ketika suami istri itu tiba di tepi danau, Martin dan Raymond masih berada di sana. Kedua pria itu memberi tahu Andy tentang situasi saat ini."Mobilnya sudah ditarik dan dipastikan kalau mobil ini yang telah membawa pergi Yasmin. Ketika ia ditarik, pintu mobil terbuka dan dalamnya kosong." Wajah Raymond tampak muram dan suaranya serak. "Tim penyelamat bilang ini bukan lokasi kecelakaan yang pertama, tapi di hulu. Kami baru saja melihatnya. Apa kamu mau pergi melihatnya?"Andy menatap ke kejauhan dengan gelisah. Tim penyelamat masih sedang mencari orang.Air danau terus mengalir, bagaimana mungkin Y
"Sungguh nggak tahu berterima kasih. Kamu malah nggak menghargai kabar duka yang kusampaikan padamu.""Kamu mengubur putrimu saja!" Tanpa menunggu Dahlia menjawabnya, Klara segera mengakhiri panggilan.Klara tidak mau memercayainya. Dia panik dan tangannya gemetar. Dia hampir tidak bisa berpikir.Apa sesuatu benar-benar sudah terjadi?Namun, Andy berkata Yasmin sedang sibuk dengan rekening di akhir bulan!Jangan-jangan Yasmin tidak mengangkat telepon Klara karena ....Klara segera menelepon Andy.Andy yang sedang berdiri di hulu merasakan ponselnya bergetar.Setelah dia mengeluarkan ponselnya, dia melihat Klara yang meneleponnya.Tangan Andy pun gemetar.Dia tidak ingin mengangkat telepon, tapi dia tidak bisa tidak mengangkatnya.Andy berjalan ke samping sebelum menjawab panggilan. "Sudah bangun?" tanyanya dengan nada normal."Katakan padaku yang sebenarnya, apa sesuatu telah terjadi pada Yasmin?" tanya Klara dengan cemas."Siapa yang memberitahumu omong kosong itu?""Kenapa teleponnya
Yasmin takut terhanyut dalam tatapan Daniel dan rencananya ketahuan. Jadi, dia segera berkata, "Kalau bukan karena kamu, aku nggak akan jatuh dari tempat tidur. Ya sudah kalau kamu nggak menyukaiku, tapi mendorongku itu terlalu kejam."Ekspresi Daniel menjadi sedikit masam.Selesai bergumam, Yasmin bertanya, "Apa kamu bisa memberiku obat? Sakit sekali ....""Tahan.""Bagaimana aku bisa menahannya? Seluruh punggungku terasa nyeri." Yasmin bernapas dengan susah. Dia melihat Daniel diam saja dengan ekspresinya yang sinis. Yasmin pun berpikir apa yang harus dilakukan? "Apa kamu benar-benar nggak mau melepaskanku? Nggak ada orang yang boleh masuk ke sini, jadi apa kamu akan menjagaku?""Aku istirahat selama dua hari ini."Yasmin tercengang. Apa Daniel benar-benar mau menjaganya?Apa Yasmin boleh menolak?Mata Daniel yang sinis tertuju pada wajah Yasmin yang tampak menolak. Dia bertanya, "Apa kamu keberatan?""Aku nggak berani," gumam Yasmin.Daniel meletakkan laptopnya, berdiri, lalu keluar
Sayangnya, Lauren mengkhianati Gilbert.Sekarang Evan bisa mengabaikan semuanya karena anaknya.Layar ponselnya yang diletakkan di meja samping tempat tidur menyala. Ia bahkan tidak bergetar sedikit pun.Evan mengambil ponselnya. Ketika dia melihat siapa yang meneleponnya, dia keluar dari kamar."Datang ke sini untuk makan malam," kata Juan dari ujung telepon.Evan mematikan telepon. Dia tahu kalau ini bukan "makan malam" yang sederhana.Sebelum dia keluar, dia memesankan pembantu untuk mengawasi Lauren dengan baik. Kalau terjadi apa-apa pada Lauren, mereka akan mati.Para pembantu tentu harus bekerja keras.Mobil Bentley hitam berhenti di depan pintu rumah utama. Pengurus rumah melangkah maju untuk membukakan pintu.Dia berkata dengan hormat, "Tuan Muda sudah kembali. Tuan Besar sedang di ruang kerja.Setelah Evan masuk ke ruang kerja, dia melemparkan jasnya di atas sofa sebelum duduk. "Ada apa kamu mencariku?""Apa aku nggak boleh mencarimu kalau nggak ada apa-apa?" Juan mengambil te
Selama Evan memikirkannya, dia akan membawanya ke rumah. Dia seperti sedang memenuhi tanggung jawabnya sebagai "ayah" dengan serius.Evan mempunyai rapat sore ini, jadi dia pergi ke Grup Samson.Kebetulan James mencari Evan karena ada urusan pekerjaan. Dia menjepit dokumen di bawah ketiaknya sambil berjalan dengan santai.Dia baru ingin mengetuk pintu ketika Ricky datang. "Tuan James, Tuan Evan sudah keluar.""Kemarin aku datang, kamu juga bilang dia sudah keluar. Sepertinya Tuan Evan sangat sibuk akhir-akhir ini?" James mengerutkan alisnya.Ricky hanya menjawab, "Iya, dia agak sibuk."James mengangkat alisnya, lalu pergi.Dia baru saja memasuki kantornya, lalu dia melihat ada seorang wanita sedang duduk di sofanya. "Ada angin apa tiba-tiba Nona Sofia datang ke sini?""Aku ini kakakmu. Kurang ajar sekali," tegur Sofia."Aku sangat sibuk. Aku nggak punya waktu menemanimu minum teh." James duduk di sofa, kemudian kedua kakinya yang panjang mengenai meja kopi.Sofia merasa jijik dengan si
"Jangan terlalu banyak berpikir. Serahkan semuanya kepadaku. Aku akan mengaturnya." Evan mendekat untuk menggendong Lauren."Aku bisa jalan sendiri," tolak Lauren.Setelah mereka turun, mobil di luar sudah menunggu.Lauren menggendong Miumiu dan ingin pergi mengambil makanannya, tapi Evan menyuruh pembantu yang melakukannya.Setelah mengambil makanan anjing, mereka naik mobil.Rumahnya berbentuk vila dan tidak jauh dari pusat kota. Ia mempunyai pemandangan yang indah serta halaman yang asri. Tempat ini cocok menjadi tempat istirahat orang.Lauren keluar dari mobil, kemudian melihat sekeliling rumah tersebut.Evan berkata, "Rumah ini penuh dengan orangku. Tempat ini termasuk kawasan perkotaan, tapi lingkungannya tenang dan suhunya normal sepanjang tahun. Aku cuman mengatur dua pembantu dan mereka bukan orang sembarangan."Dua pembantu berdiri di depan pintu dan menunggu dengan sopan.Lauren bertanya, "Kamu ingin mengurungku di sini?""Apa kamu nggak suka tinggal di sini? Kamu ingin ting
Ketika saatnya makan siang, Evan secara pribadi mengantar makanan.Lauren masih memeluk Miumiu dan bersandar di papan tempat tidur dengan pasrah."Makanlah." Evan duduk di tepi tempat tidur.Lauren tidak menjawab, seolah-olah dia tidak mendengar Evan. Pupilnya bahkan tidak bergerak sedikit."Lauren, aku sudah bilang aku akan berubah setelah anak kita lahir. Apa begitu pun belum cukup?" tanya Evan.Lauren masih bergeming."Selesai makan, aku akan membawamu pergi dari sini. Aku akan membawamu ke rumahku yang lebih tersembunyi dan melindungimu sampai anak kita lahir," ujar Evan.Melihat Lauren tidak bereaksi, Evan langsung mencekik leher Miumiu, lalu mengangkatnya.Miumiu terkejut dan menggonggong."Ngapain kamu?" Akhirnya Lauren bereaksi dan ingin pergi merebut Miumiu. "Kembalikan Miumiu!"Evan menghalangi Lauren dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain mencekik Miumiu. Anjing ini sangat kecil dan lemah. Selama Evan mengepalkan tangannya, dia bisa mencekiknya sampai mati."Makan
Evan mendekat dan memegang bahu Lauren. Mereka saling bertatapan mata, lalu Evan berkata, "Lauren, ini anak kita. Aku harus mempunyai anak ini. Kalau kamu berani menggugurkannya, aku akan membunuh Yasmin!""A ... apa katamu?" Lauren menatap Evan dengan terkejut. "Yasmin itu ... keponakanmu. Bagaimana kamu bisa ....""Menurutmu, apa aku peduli?"Lauren menatap Evan yang sinting ini dan terdiam.Setelah itu, dia ditarik keluar dari toilet oleh Evan.Mereka pergi ke rumah sakit. Selama perjalanan, Lauren merasa kedua kakinya lemas.Dia masih berharap tes kehamilan itu salah dan sebenarnya dia tidak hamil.Namun, ketika dokter memegang hasil tes darah dan berkata, "Kamu sudah hamil selama 15 hari. Gejalanya cukup awal. Sulit untuk melakukan USG sekarang, jadi aku menyarankan menunggu satu bulan lagi agar nggak terjadi apa-apa pada kandungan."Lauren sangat terkejut sehingga dia langsung terjatuh dari kursi.Evan di sebelah segera memeluknya agar Lauren tidak terjatuh ke lantai."Eh, apa ka
Lauren berhenti bernapas. Dia merasa jantungnya berhenti berdetak.Garis merah kedua itu membuat mukanya menjadi pucat pasi.Dia hamil. Pikirannya berantakan ....Kenapa dia bisa hamil? Apa tidak ada gunanya setelah dia memakan begitu banyak pil KB?Tidak mungkin. Dia tidak boleh hamil anak Evan. Dia tidak boleh melahirkannya!Dia mau menggugurkan kandungannya. Dia harus menggugurkannya ....Ada yang membuka pintu dan tubuh Lauren pun langsung mematung.Karena pintunya tidak bisa dibuka, terdengar suara ketukan."Si ... siapa?" tanya Lauren."Apa kamu sakit perut?" Itu suara Evan!Lauren terkejut. "I ... ini toilet wanita. Bagaimana kamu bisa masuk?"Dia bertanya sambil menyembunyikan tes kehamilannya."Grup Samson adalah milikku. Apa aku perlu persetujuan orang ke mana pun aku mau pergi?" kata Evan dengan sombong. "Buka pintunya.""A ... aku belum selesai." Lauren memasukkannya ke dalam bajunya, tapi dia merasa itu tidak aman. Dia pasti tidak bisa menceburkan tes kehamilan yang keras
Lauren duduk di dalam mobil. Rasa mualnya sudah menghilang.Namun, itu tidak membuatnya tenang.Ini tidak mungkin radang tenggorokan.Radang tenggorokan tidak mungkin membuatnya ingin muntah setelah minum susu.Lebih tepatnya, dia sudah tidak enak badan sebelum dia meminum susu.Kalau bukan karena Evan memaksanya minum susu, dia tidak akan muntah.Namun, meskipun begitu, muntah terlalu tidak normal.Dia tahu kalau dia tidak masuk angin.Jangan-jangan dia sudah hamil?Tebakan Lauren sendiri membuatnya ketakutan sehingga mukanya memucat. Bagaimana mungkin? Dia tidak pernah melewatkan minum obatnya. Bagaimana dia bisa hamil?Akan tetapi, reaksinya sangat mirip dengan hamil. Bagaimanapun juga, dulu dia sudah pernah hamil dan sudah berpengalaman.Lauren mengeluarkan ponselnya untuk melihat tanggal menstruasinya. Seharusnya dia sudah datang bulan kemarin, tapi dia sama sekali tidak mempunyai perasaan itu.Tangan Lauren yang sedang memegang ponsel menjadi dingin. Dirinya mulai berkeringat din
Saat Evan mendekat, Lauren merasa alasan apa pun tidak bisa menghentikannya.Rasanya seperti tidak ada alasan untuk menolak memakan daging yang diletakkan di depan mulutmu."Kamu mabuk?" Evan menyentuh wajah Lauren, kemudian menatapnya."Itu hanya satu teguk. Belum bisa mabuk," kata Lauren."Kalau begitu, tidurlah." Evan menurunkan tangannya dan berbaring di bantalnya dengan niat tidur.Jarak mereka berdua sangat dekat, terutama napas Evan mengenai rambut dan wajah Lauren.Namun, setelah Evan mengatakan itu, dia tidak melakukan apa-apa.Lauren tidak berani bergerak sedikit pun. Beberapa menit kemudian, dia merasa Evan sudah tertidur, jadi dia mendongak untuk melihat Evan.Matanya terpejam dan posisi tidurnya tidak berubah.Malam ini Lauren dapat beristirahat? Dia kira dia tidak dapat ....Evan membuka matanya, lalu bertanya, "Apa kamu ingin melakukan sesuatu?""Nggak. Cepat tidur." Lauren memejamkan matanya dengan cepat dan tidak bergerak lagi.Dia takut Evan berubah pikiran dan melaku
"Kalau aku nggak senang, apa kamu akan membiarkanku tidur?" tanya Lauren balik dengan sabar."Baguslah kalau kamu tahu." Evan menegakkan punggungnya, lalu pergi sambil membawa kopinya.Lauren menggigit bibirnya dan memelototi punggung itu. Amarah membawa di dalam hatinya.Pekerja dapat dua hari libur seminggu, tapi dia tidak!Malam hari, ketika Evan pergi ke ruang kerja, Lauren mandi.Dia ingin cepat-cepat mandi.Akan tetapi, ketika dia mandi sampai setengah, dia mendengar suara pintu ditutup di luar. Evan sudah kembali dari ruang kerja.Kenapa cepat sekali?Dia baru saja menyampo rambutnya.Lauren pun segera membilas rambutnya.Setelah itu, dia mengambil handuk di sebelah untuk mengelap tubuhnya yang basah. Itu juga menyekanya secara sembarangan.Dia memakai piama, lalu berdiri di depan kaca dan mengeringkan rambutnya.Dia mengeringkan rambut sambil memperhatikan pintu.Evan tidak mungkin selambat itu, 'kan?Dulu dia akan datang ke kamar mandi dalam tiga menit setelah dia memasuki kam