Yasmin takut terhanyut dalam tatapan Daniel dan rencananya ketahuan. Jadi, dia segera berkata, "Kalau bukan karena kamu, aku nggak akan jatuh dari tempat tidur. Ya sudah kalau kamu nggak menyukaiku, tapi mendorongku itu terlalu kejam."Ekspresi Daniel menjadi sedikit masam.Selesai bergumam, Yasmin bertanya, "Apa kamu bisa memberiku obat? Sakit sekali ....""Tahan.""Bagaimana aku bisa menahannya? Seluruh punggungku terasa nyeri." Yasmin bernapas dengan susah. Dia melihat Daniel diam saja dengan ekspresinya yang sinis. Yasmin pun berpikir apa yang harus dilakukan? "Apa kamu benar-benar nggak mau melepaskanku? Nggak ada orang yang boleh masuk ke sini, jadi apa kamu akan menjagaku?""Aku istirahat selama dua hari ini."Yasmin tercengang. Apa Daniel benar-benar mau menjaganya?Apa Yasmin boleh menolak?Mata Daniel yang sinis tertuju pada wajah Yasmin yang tampak menolak. Dia bertanya, "Apa kamu keberatan?""Aku nggak berani," gumam Yasmin.Daniel meletakkan laptopnya, berdiri, lalu keluar
Yasmin tercengang.Jadi, Daniel berjalan pincang karena telapak kakinya terluka?Dan itu karenanya?Yasmin mengingat kembali situasi saat itu.Saat dia terjatuh, Daniel turun dari tempat tidur untuk menggendongnya. Daniel memang berdiri di sebelahnya di mana lantai tersebut penuh dengan pecahan kaca. Ada kemungkinan besar dia menginjaknya ....Namun, apa Daniel akan merasa gugup karena Yasmin?Helen mengingatkan Yasmin, "Karena kamu nggak bisa mengelak, lebih baik kamu menurutinya."Yasmin pun menggigit bibirnya.Bagaimana mungkin dia tidak tahu itu?Hanya saja, seberapa sulit itu? Menjadi "selingkuhan" saja sudah membuatnya merasa malu.Ditambah dengan Daniel yang sulit ditebak dan sangat susah dilayani.Setelah Helen pergi, Yasmin menelungkup di ranjang sambil mendengar suara di luar. Sepertinya Daniel sedang berbicara dengan seseorang.Apa itu Helen?Yasmin tidak bisa mendengar dengan jelas.Jangan-jangan Irene?Tebakan Yasmin benar.Itu memang Irene."Mereka hanya menemukan mobilny
Rasanya makin sakit sehingga dahi Yasmin berkeringatPada saat ini, dia merasa punggungnya sejuk. Setelah itu, rasa sakit pada lukanya mereda.Kemudian, lukanya berulah untuk kedua kalinya.Yasmin membuka matanya dengan kantuk. Dia melihat Daniel sudah tidak berbaring di sebelahnya. Yasmin merasa sesuatu yang lembut menyentuh punggungnya, sepertinya itu kapas.Dia mencium aroma obat yang samar.Tanpa perlu menoleh, Yasmin sudah tahu siapa yang sedang mengoleskan obat bius untuknya.Dia tidak menyangka Daniel akan bangun tengah malam untuk mengoleskan obat bius padanya.Yasmin membenamkan mukanya di bantal sambil bergumam, "Kamu terbangun, ya? Aku juga nggak ingin bergerak, tapi aku benar-benar kesakitan."Daniel menjawab dengan ekspresi tadi, "Syukurlah kalau kamu tahu."Setelah Daniel selesai mengoleskannya, dia membuang kapas tersebut ke tong sampah. Lalu, dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.Yasmin mendengar suara air dan dia berpikir apakah Daniel bisa menyalahkannya?
Yasmin mengalihkan pandangannya, kemudian berkata dengan waswas, "Aku serius. Setelah minum susu, kamu pasti mau pipis, 'kan?""Yasmin, jangan keterlaluan." Meskipun Daniel sedang berbaring, auranya tetap terasa menakutkan.Yasmin memanyunkan bibirnya. Dia terlihat seperti seorang gadis yang sedih. "Kalau nggak, nanti aku mengompol. Bagaimana kalau aku mengompol? Ini tempat tidur kamu.""Mengompol saja," kata Daniel dengan ekspresi datar.Ekspresi Yasmin menjadi canggung.Apa yang dikatakan pria ini?Meskipun Yasmin diizinkan, dia juga tidak bisa melakukannya. Apa dia masih anak-anak?Terakhir kali Julia mengompol, dia menangis seiya-iyanya. Itu membuat Yasmin merasa lucu dan juga kasihan ....Ketika Yasmin memikirkan anak-anak, dia menjadi diam.Sudah beberapa hari dia tidak melihat anak-anak.Dulu ketika mereka terpisah oleh negara yang berbeda, mereka masih bisa menelepon video. Sekarang mereka sama sekali tidak bisa berhubungan.Apa yang akan dipikirkan anak-anak? Apa mereka menang
Kerinduan Yasmin pada anak-anak membuatnya merasa sesak dan matanya berlinang.Namun, dia hanya bisa menahannya."Bagaimana kalian tahu dia menghilang? Bisa jadi dia sedang dalam perjalanan bisnis," kata Daniel dengan acuh tak acuh."Nggak mungkin! Kita sudah nggak melihat Kakak selama beberapa hari!" Julius berkata, "Dulu kami selalu melihatnya, tapi sekarang nggak. Itu berarti dia menghilang, 'kan?"Ada yang salah dengan alasanmu," kata Daniel."Kalau begitu, menurutmu, ke mana Kakak?" tanya Julia. "Kamu nggak menyembunyikannya, 'kan?"Yasmin tidak berani bernapas, tapi dia harus mengakui anak-anaknya pintar.Tebakan mereka benar!Daniel yang sensitif bertanya, "Siapa yang mengajarimu mengatakan itu?""Kami memikirkannya sendiri." Julia berkata dengan suara serak, "Apa kamu benar-benar nggak menyembunyikannya?"Daniel tidak menjawab Julia, melainkan berkata, "Kini masih subuh. Tidurlah.""Nggak mau!" kata Julian dengan emosi.Daniel mengerutkan alisnya. Anak ini malah marah-marah pad
Yasmin mengernyit. Dia tidak paham maksud Daniel.Apa dia bisa punya anak hanya karena dia menginginkannya?Sebuah tangan meraih Yasmin, kemudian suara Daniel yang serak berkata, "Mungkin suatu hari kamu bisa hamil."Yasmin tercengang. "Kamu ingin aku hamil?"Apa ini berarti Daniel mungkin menyukai anak yang dilahirkannya?"Kalau kamu hamil, pertahankan anak itu. Aku bisa membesarkan satu anak lagi."Kata-katanya terdengar sangat sombong.Yasmin menggigit bibirnya dan diam saja.Dalam hati, dia berpikir Daniel harus membesarkan tiga anak lagi, bukan hanya satu."Kalau kamu ingin hamil, berusahalah." Kata-kata Daniel terdengar seperti iblis yang sedang merayu.Yasmin tidak menjawabnya.Dia hanya merasa ketakutan.Terlebih lagi, kenapa dia harus melahirkan anak Daniel lagi?Satu kesalahan hampir merenggut nyawanya!"Aku kantuk ...." Yasmin menguap, lalu dia bersiap-siap untuk tidur.Ekspresi Daniel menjadi sinis saat dia menatap Yasmin. Apa ini pertanda penolakan?Yasmin tidak dapat memb
Sekarang, warna Raymond sudah direnggut orang lain. Bukankah seharusnya dia merebut kembali?Dia tidak yakin apa Yasmin mengalami kecelakaan atau disembunyikan oleh Daniel.Raymond tidak tinggal lama di rumahnya.Selesai mandi, dia pergi menjemput anak-anak.Yasmin tidak ada, jadi Raymond tidak tenang membiarkan anak-anak tinggal di rumah.Ketiga anak itu tentu saja menginap di rumah Papi dengan senang hati.Setelah menjemput mereka kembali ke apartemen, Raymond meminta Bibi lanjut menjaga anak-anak.Ketika Raymond masuk kamar, anak-anak sudah berbaring di tempat tidur.Dia duduk di tepi tempat tidur, kemudian anak-anak bertanya, "Papi, apa Mama sedang dalam perjalanan bisnis?""Itu yang dikatakan paman itu.""Dia bilang dia nggak menyembunyikan Mama."Raymond bertanya, "Daniel?""Iya!" Lalu, Julian berkata dengan kesal, "Aku belum selesai bicara, tapi dia sudah menutup telepon."Raymond yang merasa curiga bertanya, "Apa lagi yang dia katakan? Apa kalian merasa dia menyembunyikan Mama?
Setelah anak-anak pergi ke sekolah, mereka mulai menyusun rencana bagaimana cara bertemu Daniel.Mereka tidak bisa bertemu dengan Mama, tapi mereka merasa Mama bisa ditemukan kalau mereka bertemu dengan Papa.Kalau Papa memang menyembunyikan Mama, mereka tidak bisa hanya menelepon Daniel. Mereka harus memberikannya ... kejutan.Anak-anak yang mencoba melarikan diri dihentikan oleh satpam.Satpam itu segera menelepon guru TK anak-anak, tapi Guru TK juga tidak bisa melakukan apa-apa. Pada akhirnya, mereka menelepon Raymond.Setelah Raymond mengantar anak-anak ke sekolah pagi ini, dia keluar. Saat ini dia sedang berada di luar untuk mencari petunjuk Yasmin."Mereka mau keluar?" Raymond kaget."Iya. Mereka bilang mereka mau mencari Papa agar Mama ditemukan. Kalau nggak, mereka akan menangis ..." kata Guru TK dengan stress.Di sini anak mana yang tidak berharga? Terutama ketiga anak ini.Semuanya tahu kalau mereka adalah anaknya Kepala Sekolah.Raymond berpikir sejenak sebelum berkata, "Baw
Sayangnya, Lauren mengkhianati Gilbert.Sekarang Evan bisa mengabaikan semuanya karena anaknya.Layar ponselnya yang diletakkan di meja samping tempat tidur menyala. Ia bahkan tidak bergetar sedikit pun.Evan mengambil ponselnya. Ketika dia melihat siapa yang meneleponnya, dia keluar dari kamar."Datang ke sini untuk makan malam," kata Juan dari ujung telepon.Evan mematikan telepon. Dia tahu kalau ini bukan "makan malam" yang sederhana.Sebelum dia keluar, dia memesankan pembantu untuk mengawasi Lauren dengan baik. Kalau terjadi apa-apa pada Lauren, mereka akan mati.Para pembantu tentu harus bekerja keras.Mobil Bentley hitam berhenti di depan pintu rumah utama. Pengurus rumah melangkah maju untuk membukakan pintu.Dia berkata dengan hormat, "Tuan Muda sudah kembali. Tuan Besar sedang di ruang kerja.Setelah Evan masuk ke ruang kerja, dia melemparkan jasnya di atas sofa sebelum duduk. "Ada apa kamu mencariku?""Apa aku nggak boleh mencarimu kalau nggak ada apa-apa?" Juan mengambil te
Selama Evan memikirkannya, dia akan membawanya ke rumah. Dia seperti sedang memenuhi tanggung jawabnya sebagai "ayah" dengan serius.Evan mempunyai rapat sore ini, jadi dia pergi ke Grup Samson.Kebetulan James mencari Evan karena ada urusan pekerjaan. Dia menjepit dokumen di bawah ketiaknya sambil berjalan dengan santai.Dia baru ingin mengetuk pintu ketika Ricky datang. "Tuan James, Tuan Evan sudah keluar.""Kemarin aku datang, kamu juga bilang dia sudah keluar. Sepertinya Tuan Evan sangat sibuk akhir-akhir ini?" James mengerutkan alisnya.Ricky hanya menjawab, "Iya, dia agak sibuk."James mengangkat alisnya, lalu pergi.Dia baru saja memasuki kantornya, lalu dia melihat ada seorang wanita sedang duduk di sofanya. "Ada angin apa tiba-tiba Nona Sofia datang ke sini?""Aku ini kakakmu. Kurang ajar sekali," tegur Sofia."Aku sangat sibuk. Aku nggak punya waktu menemanimu minum teh." James duduk di sofa, kemudian kedua kakinya yang panjang mengenai meja kopi.Sofia merasa jijik dengan si
"Jangan terlalu banyak berpikir. Serahkan semuanya kepadaku. Aku akan mengaturnya." Evan mendekat untuk menggendong Lauren."Aku bisa jalan sendiri," tolak Lauren.Setelah mereka turun, mobil di luar sudah menunggu.Lauren menggendong Miumiu dan ingin pergi mengambil makanannya, tapi Evan menyuruh pembantu yang melakukannya.Setelah mengambil makanan anjing, mereka naik mobil.Rumahnya berbentuk vila dan tidak jauh dari pusat kota. Ia mempunyai pemandangan yang indah serta halaman yang asri. Tempat ini cocok menjadi tempat istirahat orang.Lauren keluar dari mobil, kemudian melihat sekeliling rumah tersebut.Evan berkata, "Rumah ini penuh dengan orangku. Tempat ini termasuk kawasan perkotaan, tapi lingkungannya tenang dan suhunya normal sepanjang tahun. Aku cuman mengatur dua pembantu dan mereka bukan orang sembarangan."Dua pembantu berdiri di depan pintu dan menunggu dengan sopan.Lauren bertanya, "Kamu ingin mengurungku di sini?""Apa kamu nggak suka tinggal di sini? Kamu ingin ting
Ketika saatnya makan siang, Evan secara pribadi mengantar makanan.Lauren masih memeluk Miumiu dan bersandar di papan tempat tidur dengan pasrah."Makanlah." Evan duduk di tepi tempat tidur.Lauren tidak menjawab, seolah-olah dia tidak mendengar Evan. Pupilnya bahkan tidak bergerak sedikit."Lauren, aku sudah bilang aku akan berubah setelah anak kita lahir. Apa begitu pun belum cukup?" tanya Evan.Lauren masih bergeming."Selesai makan, aku akan membawamu pergi dari sini. Aku akan membawamu ke rumahku yang lebih tersembunyi dan melindungimu sampai anak kita lahir," ujar Evan.Melihat Lauren tidak bereaksi, Evan langsung mencekik leher Miumiu, lalu mengangkatnya.Miumiu terkejut dan menggonggong."Ngapain kamu?" Akhirnya Lauren bereaksi dan ingin pergi merebut Miumiu. "Kembalikan Miumiu!"Evan menghalangi Lauren dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain mencekik Miumiu. Anjing ini sangat kecil dan lemah. Selama Evan mengepalkan tangannya, dia bisa mencekiknya sampai mati."Makan
Evan mendekat dan memegang bahu Lauren. Mereka saling bertatapan mata, lalu Evan berkata, "Lauren, ini anak kita. Aku harus mempunyai anak ini. Kalau kamu berani menggugurkannya, aku akan membunuh Yasmin!""A ... apa katamu?" Lauren menatap Evan dengan terkejut. "Yasmin itu ... keponakanmu. Bagaimana kamu bisa ....""Menurutmu, apa aku peduli?"Lauren menatap Evan yang sinting ini dan terdiam.Setelah itu, dia ditarik keluar dari toilet oleh Evan.Mereka pergi ke rumah sakit. Selama perjalanan, Lauren merasa kedua kakinya lemas.Dia masih berharap tes kehamilan itu salah dan sebenarnya dia tidak hamil.Namun, ketika dokter memegang hasil tes darah dan berkata, "Kamu sudah hamil selama 15 hari. Gejalanya cukup awal. Sulit untuk melakukan USG sekarang, jadi aku menyarankan menunggu satu bulan lagi agar nggak terjadi apa-apa pada kandungan."Lauren sangat terkejut sehingga dia langsung terjatuh dari kursi.Evan di sebelah segera memeluknya agar Lauren tidak terjatuh ke lantai."Eh, apa ka
Lauren berhenti bernapas. Dia merasa jantungnya berhenti berdetak.Garis merah kedua itu membuat mukanya menjadi pucat pasi.Dia hamil. Pikirannya berantakan ....Kenapa dia bisa hamil? Apa tidak ada gunanya setelah dia memakan begitu banyak pil KB?Tidak mungkin. Dia tidak boleh hamil anak Evan. Dia tidak boleh melahirkannya!Dia mau menggugurkan kandungannya. Dia harus menggugurkannya ....Ada yang membuka pintu dan tubuh Lauren pun langsung mematung.Karena pintunya tidak bisa dibuka, terdengar suara ketukan."Si ... siapa?" tanya Lauren."Apa kamu sakit perut?" Itu suara Evan!Lauren terkejut. "I ... ini toilet wanita. Bagaimana kamu bisa masuk?"Dia bertanya sambil menyembunyikan tes kehamilannya."Grup Samson adalah milikku. Apa aku perlu persetujuan orang ke mana pun aku mau pergi?" kata Evan dengan sombong. "Buka pintunya.""A ... aku belum selesai." Lauren memasukkannya ke dalam bajunya, tapi dia merasa itu tidak aman. Dia pasti tidak bisa menceburkan tes kehamilan yang keras
Lauren duduk di dalam mobil. Rasa mualnya sudah menghilang.Namun, itu tidak membuatnya tenang.Ini tidak mungkin radang tenggorokan.Radang tenggorokan tidak mungkin membuatnya ingin muntah setelah minum susu.Lebih tepatnya, dia sudah tidak enak badan sebelum dia meminum susu.Kalau bukan karena Evan memaksanya minum susu, dia tidak akan muntah.Namun, meskipun begitu, muntah terlalu tidak normal.Dia tahu kalau dia tidak masuk angin.Jangan-jangan dia sudah hamil?Tebakan Lauren sendiri membuatnya ketakutan sehingga mukanya memucat. Bagaimana mungkin? Dia tidak pernah melewatkan minum obatnya. Bagaimana dia bisa hamil?Akan tetapi, reaksinya sangat mirip dengan hamil. Bagaimanapun juga, dulu dia sudah pernah hamil dan sudah berpengalaman.Lauren mengeluarkan ponselnya untuk melihat tanggal menstruasinya. Seharusnya dia sudah datang bulan kemarin, tapi dia sama sekali tidak mempunyai perasaan itu.Tangan Lauren yang sedang memegang ponsel menjadi dingin. Dirinya mulai berkeringat din
Saat Evan mendekat, Lauren merasa alasan apa pun tidak bisa menghentikannya.Rasanya seperti tidak ada alasan untuk menolak memakan daging yang diletakkan di depan mulutmu."Kamu mabuk?" Evan menyentuh wajah Lauren, kemudian menatapnya."Itu hanya satu teguk. Belum bisa mabuk," kata Lauren."Kalau begitu, tidurlah." Evan menurunkan tangannya dan berbaring di bantalnya dengan niat tidur.Jarak mereka berdua sangat dekat, terutama napas Evan mengenai rambut dan wajah Lauren.Namun, setelah Evan mengatakan itu, dia tidak melakukan apa-apa.Lauren tidak berani bergerak sedikit pun. Beberapa menit kemudian, dia merasa Evan sudah tertidur, jadi dia mendongak untuk melihat Evan.Matanya terpejam dan posisi tidurnya tidak berubah.Malam ini Lauren dapat beristirahat? Dia kira dia tidak dapat ....Evan membuka matanya, lalu bertanya, "Apa kamu ingin melakukan sesuatu?""Nggak. Cepat tidur." Lauren memejamkan matanya dengan cepat dan tidak bergerak lagi.Dia takut Evan berubah pikiran dan melaku
"Kalau aku nggak senang, apa kamu akan membiarkanku tidur?" tanya Lauren balik dengan sabar."Baguslah kalau kamu tahu." Evan menegakkan punggungnya, lalu pergi sambil membawa kopinya.Lauren menggigit bibirnya dan memelototi punggung itu. Amarah membawa di dalam hatinya.Pekerja dapat dua hari libur seminggu, tapi dia tidak!Malam hari, ketika Evan pergi ke ruang kerja, Lauren mandi.Dia ingin cepat-cepat mandi.Akan tetapi, ketika dia mandi sampai setengah, dia mendengar suara pintu ditutup di luar. Evan sudah kembali dari ruang kerja.Kenapa cepat sekali?Dia baru saja menyampo rambutnya.Lauren pun segera membilas rambutnya.Setelah itu, dia mengambil handuk di sebelah untuk mengelap tubuhnya yang basah. Itu juga menyekanya secara sembarangan.Dia memakai piama, lalu berdiri di depan kaca dan mengeringkan rambutnya.Dia mengeringkan rambut sambil memperhatikan pintu.Evan tidak mungkin selambat itu, 'kan?Dulu dia akan datang ke kamar mandi dalam tiga menit setelah dia memasuki kam