Share

Ujian sekolah

Keesokan harinya, seperti biasa, aku berangkat ke sekolah lebih awal karena hari ini hari pertama ujian semester. Lagian tadi malam aku juga belum sempat belajar karena terlalu sibuk mikirin hal yang gak penting sebenarnya.

"Hay Wulan, Aris udah datang belum?" Tanya Ulfa.

"Kayaknya belum, soalnya aku dari tadi disini sendirian. Emang kenapa Ul?" Tanyaku pada Ulfa.

"Ah, gak, gak papa kok. Y udah aku ke sana dulu ya." ucapnya sambil menunjuk ke arah bangkunya sendiri.

Ada yang aneh dari Ulfa, entah kenapa aku merasa kalau dia juga suka sama Aris, soalnya dari kemarin, dia tanya soal Aris terus kepadaku. Tapi?? Ah mungkin hanya perasaan ku saja. Lebih baik sekarang aku fokus belajar karena sebentar lagi ujian, aku gak mau nilai ku turun karena terlalu banyak mikirin hal yang gak penting. 

"Brakkk,." Aris memukul bangku ku.

"Hayooo, kebiasaan nih ngelamun terus, ngelamunin aku apa Fandi nih?" Tanya Aris.

"Apaan sih Ris, ngagetin aja." Ucapku tanpa menjawab pertanyaan dari Aris, lagian ngapain juga dia tanya kayak gitu.

"Oh ya Ris, tadi di cariin Ulfa tuh." Ucapku sambil melirik ke arah Ulfa.

"Ngapain Ulfa nyariin aku? Gak penting." Ucapnya sambil berlalu meninggalkan bangku ku.

Aku memang jarang sekali melihat Aris belajar di dalam kelas, apalagi buat PR di kelas, tapi nilai ujian dia selalu di atas 90. Mungkin dia sebelumnya sudah belajar dan mengerjakan PR dirumahnya kali ya.

Tak terasa 10 menit lagi bel sekolah berbunyi, itu artinya ujian sebentar lagi akan di mulai. Aku harus segera menyelesaikan bacaan ku, agar aku bisa menjawab semua soal ujian nanti.

Tet.. tet.. tet.. bel sekolah pun berbunyi, waktunya semua murid untuk masuk ke kelasnya masing-masing karena sebentar lagi ujian sekolah akan dimulai. Bu guru pun sudah siap dengan lembaran soal di tangannya. Hari ini adalah ujian bahasa Indonesia, sebenarnya tidak terlalu sulit bagiku, mengingat dulu sewaktu SD nilai bahasa ku adalah nilai tertinggi nomor 2 di sekolah. Hanya saja aku perlu membaca ulang untuk memastikan kembali, agar tidak ada pelajaran yang terlupa.

Satu setengah jam adalah waktu yang diberikan Bu guru untuk menyelesaikan semua soal ujian ini, dan hampir semua soal bisa aku jawab dengan lancar. Tidak ada satupun soal yang tidak bisa aku kerjakan. Sesekali aku melihat ke arah Aris, siapa tau dia membutuhkan bantuan dariku. Tapi kelihatannya dia lagi serius menjawab semua soalnya.

Waktu yang tersisa masih 15 menit lagi, tapi aku sudah selesai mengerjakan semua soal ujiannya, sudah aku periksa juga berulang kali agar aku tidak salah dalam menjawab soalnya.

Satu setengah jam sudah berlalu, waktunya semua murid untuk mengumpulkan lembar jawaban mereka kemeja Bu guru. Setelah mengumpulkan lembar jawaban masing-masing, semua murid kembali duduk di bangkunya masing-masing. Sedangkan Bu guru, beranjak keluar dari kelas. 

Ujian pertama sudah selesai, kini tinggal menunggu ujian yang kedua. Hari ini ada 2 mata ujian yang di ujikan, yaitu bahasa Indonesia dan matematika. Ujian kedua akan dilaksanakan seusai jam istirahat. Tinggal 5 menit lagi waktu istirahat tiba.

Waktu istirahat telah tiba, semua murid berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing, hanya untuk sekedar melepas lelah seusai melaksanakan ujian sekolah.

Berbeda dengan teman-teman yang lain, aku lebih memilih untuk berdiam diri di kelas, aku lebih memilih menggunakan waktu istirahat dengan belajar matematika, karena sebentar lagi ujian akan dimulai. Sebenarnya, matematika bagiku tidak terlalu sulit sih, tapi entah kenapa sejak masuk SMP, aku kurang menggemari pelajaran matematika.

"Wulan, ayo istirahat dulu, jangan serius-serius belajarnya." Ucap Aris padaku.

"Aku disini aja, lagian aku masih kenyang tadi habis sarapan." Ucapku pada Aris.

Aris sih enak, meskipun gak belajar dia sudah pintar, ya, dia pintar dihampir semua mata pelajaran. 

"Y udah, aku ke kantin dulu ya, belajar yang rajin ya." Ucap Aris sambil berlalu meninggalkan aku di dalam kelas sendirian.

Akupun melanjutkan belajar ku, dan memang agak sedikit susah menurutku pelajaran matematika di tingkat SMP kali ini. Tapi aku harus tetap semangat karena aku gak mau nilai ku anjlok kali ini. Lagian aku sekarang udah masuk kelas unggulan, masak iya nanti dikelas 2 aku gak bisa masuk kelas unggulan lagi. Ucapku dari dalam hati.

Tak terasa jam istirahat sudah selesai, waktunya semua murid untuk kembali ke kelasnya masing-masing, dan kembali berhadapan dengan soal ujian.

Aku bergegas memasukkan buku matematika ku ke dalam tas ku, dan bersiap untuk menghadapi ujian yang ke dua, ya, ujian matematika.

Pak guru pun memasuki kelas dengan kertas ujian ditangannya, ia pun langsung membagikan kertas ujian tersebut kepada semua murid yang ada di kelas, termasuk aku.

Akupun perlahan membaca soal demi soal yang tertulis di kertas ujian tersebut. Sepertinya aku bisa mengerjakan semua soal ini. Gumamku dari dalam hati.

Ujian pun dimulai, aku pun segera menjawab satu persatu soal yang tertulis di kertas ujian. memang ada beberapa soal yang tidak bisa aku jawab, tapi aku lebih memilih untuk mengerjakan soal yang terlihat mudah terlebih dahulu.

Soal yang mudah, sudah selesai aku kerjakan semua kini tinggal 5 soal yang belum bisa aku jawab. Aku berusaha keras untuk bisa mengerjakannya tapi tetap saja tidak bisa menjawabnya, sementara waktu ujian kurang 10 menit lagi.

Aku mencoba untuk meminta bantuan kepada Aris, aku berusaha untuk terus memanggilnya dan menunjukkan kertas yang bertuliskan nomor soal yang terlalu sulit bagiku.

"Ris, Aris," bisikku pada Aris

Aris langsung menyandarkan punggungnya di bangkunya, seakan akan bersiap-siap untuk mendengarkan bisikanku padanya.

"Ris, minta tolong isikan soal yang aku belum bisa dong, ini kertasnya, kamu tulis jawabnya disitu ya." Bisikku pada Aris, seraya melirik ke arah pak guru. Ternyata pak guru sedang sibuk membaca sebuah buku di meja yang jaraknya bisa dibilang lumayan jauh dari bangku ku dan bangkunya Aris, jadi aku bisa lebih leluasa untuk minta tolong sama Aris.

Setelah selesai menjawab pertanyaan yang ada di kertas yang aku berikan padanya, Aris langsung menaruh kertas itu di atas bangku ku dengan posisi tubuhnya masih menghadap ke depan, hanya tangannya lah yang kebelakang.

Aku langsung membuka kertas itu, sambil sesekali melihat ke arah pak guru yang masih sibuk membaca bukunya. Ternyata Aris sudah mengisi semua soal yang aku berikan kepadanya.

Tanpa basa-basi aku langsung menyalin semua jawaban dari Aris ke lembar jawaban ku. Tak lupa ku ucapkan terimakasih kepada Aris. Dan dia pun membalasnya dengan mengangguk.

"Waktunya udah habis, ayo kertas ujiannya dikumpulkan." Ucap pak guru kepada semua murid dikelas.

Semua murid pun bergegas mengumpulkan lembar soal ujian yang diberikan oleh pak guru. Setelah mengumpulkan lembar soal ujiannya, semua murid diperbolehkan untuk pulang lebih awal.

Selama Ujian berlangsung, kurang lebih 6 hari, sekolah memang memulangkan para siswanya lebih awal.

"Ris, makasih ya tadi udah mau bantuin aku jawab soalnya." Ucapku pada Aris yang sedang berjalan keluar kelas.

"Ya, sama-sama." Ucap Aris.

 Aku dan Aris pulang bareng menuju gerbang sekolah, sesampainya di gerbang sekolah, aku pulang sendirian, karena memang beda Arah dengan Aris.

"Wulan, ayo bareng." Ucap Yana. Yana dijemput oleh bapaknya dengan mengendarai mobil. Kebetulan rumahku dan Yana memang searah.

"Gak usah Yan, makasih." Ucapku. Aku sungkan untuk ikut dengan Yana, jadi aku lebih memilih pulang sendirian aja.

"Ayo Wulan, lagian kita kan searah, daripada kamu pulang sendirian." Bujuk Yana.

Karena Yana terus berusaha untuk membujuk ku, akhirnya aku setuju untuk pulang bareng dengan Yana.

Yana pun mengantarku sampai depan gang, tak lupa ku ucapkan terimakasih kepadanya dan bapaknya Yana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status