Dokter berkata, untuk pulih lebih cepat Alana memerlukan waktu kurang lebih satu bulan lamanya dengan pantauan asupan makanan yang cukup. Belakangan ini Albert lebih sering menghabiskan waktunya dengan Alana. Dia selalu menemani Alana sepanjang waktu senggangnya. Bukan hanya sangat akrab bahkan lebih dari amplop dan perangko.
Albert sangat sering memandangi wajah Alana yang tidak pernah membosankan. Saat Alana diam, tertawa, melamun ataupun bertingkah konyol. Albert senang pasca Alana sakit, Alana lebih mendengarkan Albert untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatannya. Tak lupa Albert selalu meminjamkan catatan pelajaran sekolah agar Alana tidak tertinggal pelajaran.
<ada episode baru nih, selamat membaca semuanya....
Hiruk-pikuk suasana jalanan siang ini. Banyak sekali orang yang tidak sabar untuk melaju. Terdengar suara klakson mobil dan motor di mana-mana. Kurangnya rasa sabar, atau mereka sedang terburu-buru. Disisi lain Albert masih asyik mengamati keadaan itu sambil menunggu lampu merah. Lampu merah siang ini terasa lama, tak seperti biasanya. Mungkin karena letih yang dirasa Albert atau suasana jalanan yang tidak mendukung. Namun hal ini tidak sebanding, karena hari ini dia ingin berjalan dengan Alana. Sejuta rasanya, ada perasaan senang dan berbunga-bunga. Albert terkadang menjadi bingung kenapa perasaannya kepada Alana tetap sama sampai sekarang. Terlihat lampu hijau terlihat, berjalanlah Albert dengan perlahan dengan motor kesayangannya itu. "Setidaknya, hari ini masih terasa udara segar yang diselimuti oleh mendung, " ucap isi hatinya. "Tuhan, tolong tahan hujan turun. Agar, aku tetap bisa pergi bersama Alana, " pinta Albert dalam doa kecilnya s
Perasaan yang Albert sembunyikan begitu lama, akhirnya akan dinyatakan juga pada hari ini kepada Alana."Semoga saja hari ini adalah hari keberuntunganku", gumam albert dalam hatinya.Hari ini, Albert berencana mengajak Alana untuk pergi bersama agar niatnya dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.Dengan senyuman yang lebara, Albert segera mengetik pesan untuk Alana."Pagi Alana, kalau hari ini kita ketemuan bisa?", ucap Albert dalam telefon.Albert menunggu dengan rasa khawatir, takut Alana telah mempunyai janji dengan orang lain.Dibukanya pintu kamar Albert dan pergilah dia menuju ruang tamu. Menunggu dengan perasaan yang belum tenang sambil menonton televisi.Terdengar suara mama dari kejauhan dan suaranya makin mendekat kearag Albert." Kamu, Ok kan?" tanya mama kepada Albert." Lagi, mikirin apa sih nak? ", ucap mama yang penasaran dengan raut muka Albert." Ma, kalau Albert suka sama cewek, tapi dia sahabat Albert sendiri gimana ya ma?", tanya albert kepada Alana.Sambil ters
Hari itu cuaca sangat cerah, angin berhembus perlahan ditambah dengan suara burung yang sangat merdu yang terdengar dari pohon di depan kamar Albert. Albert yang sedang duduk dikamar sambil memetikan gitar tuanya itu. Gitar pemberian ayahnya waktu Albert berusia 7 tahun. Ayah Albert dulunya merupakan seorang musisi yang sangat terkenal pada zamannya. Bakat musik ayah albertpun menurun kepada Albert sedari albert kecil.Sedang asyiknya Albert memainkan sebuah lagu dia mendengar suara mobil yang diparkir diseberang rumahnya. Dia penasaran dengan suara mobil itu lalu berjalan menghampiri jendela dan meraih hordeng yang menggantung dijendela kamarnya itu.Dia mengintip lewat sudut jendela kamarnya itu dan memperhatikan mobil diseberang rumahnya itu."Bukannya rumah itu kosong?apa mereka penghuni baru rumah itu?," ungkap Albert dalam hatinya.Albert masih mengamati rumah itu. Selang beberapa menit ada seorang perempuan yang membuka pintu mobil dan keluar dari pi
Suasana hati Albert sedang bagus pagi ini. Dia bersemangat untuk berangkat ke sekolah. Harum sekali, wangi badannya pagi ini, dia semprotkan banyak parfum ke setiap lekuk tubuhnya. Seakan ingin bertemu bidadari, dia mempersiapkan dirinya sebaik mungkin. Albert sengaja berangkat sekolah lebih awal, berharap melihat Alana, siapa tahu Alana datang lebih cepat. Albert menuju sekolah dengan motor vespa hadiah lomba musik tahun lalu. Vespa itu berwarna hijau tosca dan berkilauan. Vespa yang sangat klasik.Dia menyusuri kota menyusuri jalan menuju ke sekolahnya. Bersiul sepanjang jalan dan menyanyikan lagu-lagu yang menambah baik suasana hatinya. Sampai-sampai dia tidak sadar semua kendaraan motor lainnya memperhatikan dia karena bernyanyi terlalu keras divespanya itu.Tiga puluh menit berlalu, tibalah Albert didepan gerbang sekolah. Bertemulah dia dengan pak Kusni, satpam sekolahnya.“Pagi pak Kusni,”sapa Albert dengan gembira.“Tumben, se
Bisa dibilang ini kali pertama bagi Albert. Tapi mengapa terasa begitu menyenangkan. Serasa ada kupu-kupu berwarna-warni yang hinggap dipikiran dan hatinya. Aliran darahpun jadi tak teratur. Setiap hari berhalusinasi tentang Alana. Pikiran Albert melayang, raganya saja yang ada dikamar, tapi jiwa dan hatinya dibawa melayang bersama Alana. Mantra apa yang Alana punya sehingga Albert bisa sangat terpikat.Pagi ini lain seperti pagi biasanya. Hati Albert penuh tawa riang, seakan tidak ada lagi mendung lagi yang akan datang. Jantungnya memompa darah dengan semangat, berdetak sangat cepat. Hampir saja Albert tak bisa mengontrol setiap detik detakan itu. Tawa riang, pipi merona, perasaan gelisah.Diambilnya sikat gigi yang ada didalam wadah plastik di dalam kamar mandi Albert. Dia berkaca membayangkan Alana bersender dipundaknya. Entah apa lagi halusinasi Albert nanti.Bahkan dikaca saat dia menggosok giginya, dia masih saja bisa melihat wajah Alana terpampang nyata did
Bel selesai istirahat berbunyi. Nampaknya janji Albert kepada Alana akan ditunda hari ini. Mungkin hari ini bukan keberuntungan Albert. Alana dan Albert berjalan kembali menuju ke kelas. Sepertinya Albert mulai nyaman dengan Alana dan perasaan canggung kepada Alana perlahan hilang.Albert mencoba mengajak Alana untuk dapat pulang bersama. Sekali lagi dia harus menyiapkan mental. Ini yang pertama bagi Albert. Jatuh cinta ternyata tidak semenakutkan itu. Tapi apa Albert mampu mengatasi jika sakit hati nanti. Hanya Albert yang tahu. Mulailah Albert berbicara dengan Alana."Lan, maaf sebelumnya kamu mau pulang bersamaku nanti ?" tanya Albert dengan keringan yang bercucuran karena grogi."Of course, mau dong. Toh, kan rumah kita juga searah bert," ucap Alana sambil menatap Albert yang grogi itu."Serius?""Dua rius malah, hahaha..,"cap Alana yang agak sedikit garing.Ada sedikit rasa lega dihati Albert, setidaknya Alana mulai memberi sinyal positif kepad
Sabtu adalah waktu untuk hari ekstrakulikuler. Namun Albert teringat akan janjinya kepada Alana,Karena belum sempat menepati janjinya kepada Alana. Akhirnya Albertpun mengajak Alana berkeliling. Albert menjelaskan mulai dari posisi toilet, laboratorium, ruang kepala sekolah, ruang guru , UKS dan tempat penting lain kepada Alana. Memang agak terlambat karena sudah beberapa hari Alana bersekolah disana. Alana memilih ekstrakulikuler dance dan Albert mengikuti esktrakulikuler basket.Mereka segera bersiap untuk berganti pakaian yang mereka kenakan untuk mengikuti eskul. Baru saja masuk keruangan eskul Alana sudah mendengar perbincangan dari teman-teman perempuannya, mereka membahas soal murid pindahan yang mereka lihat ketika memasuki ruang kepala sekolah. Teman-teman Alana membahas bahwa murid pindahan itu mempunyai paras yang tampan, tinggi semampai dan terlihat gagah serta sangat mempesona. Dari yang Alana dengar mungkin saja nanti murid pindahan itu bisa menjadi cowok popule
Keadaan disekolah hari ini sangat berbeda. Terlihat para murid wanita berkumpul didepan ruang kepala sekolah dengan dinding yang transparan. Seperti ingin mengantri sembako, sampai banyak sekali wanita berkerumun disana. Rupanya mereka semua melihat murid baru yang sedang berbicara dengan kepala sekolah. Bagai seorang artis saja, orang itu mampu menghipnotis para perempuan yang ada disekolah hingga tak berkedip memandanginya.Murid baru itu datang kesekolah menggunakan mobil sport satu pintu nan megah. Stylenya pun sangat kece, tak heran para wanita itu tak henti memandanginya dari awal sampai akhir. Kulitnya yang putih dan rupanya yang menawan menambah nilai plus bagi orang yang memandangnya. Ketika murid itu menyelesaikan perbincangannya dengan kepala sekolah dia meraih gagang pintu dan segera membukanya.Dia melihat tatap penuh gairah dari para perempuan yang berjejer disekitar ruangan kepala sekolah. Tatapannya seperti ingin menerkam murid baru itu. Murid bar