Share

Alana dan Albert
Alana dan Albert
Penulis: justkins

Jatuh Cinta Pandangan Pertama

Hari itu cuaca sangat cerah, angin berhembus perlahan ditambah dengan suara burung yang sangat merdu yang terdengar dari pohon di depan kamar Albert. Albert yang sedang duduk dikamar sambil memetikan gitar tuanya itu. Gitar pemberian ayahnya waktu Albert berusia 7 tahun. Ayah Albert dulunya merupakan seorang musisi yang sangat terkenal pada zamannya. Bakat musik ayah albertpun menurun kepada Albert sedari albert kecil.

Sedang asyiknya Albert memainkan sebuah lagu dia mendengar suara mobil yang diparkir diseberang rumahnya. Dia penasaran dengan suara mobil itu lalu berjalan menghampiri jendela dan meraih hordeng yang menggantung dijendela kamarnya itu. Dia mengintip lewat sudut jendela kamarnya itu dan memperhatikan mobil diseberang rumahnya itu.

"Bukannya rumah itu kosong?apa mereka penghuni baru rumah itu?," ungkap Albert dalam hatinya.

Albert masih mengamati rumah itu. Selang beberapa menit ada seorang perempuan yang membuka pintu mobil dan keluar dari pintu mobil yang mungil itu. Perempuan itu berambut panjang bergelombang, berkulit putih, mempunyai bibir yang merah dan parasnya yang bagai bidadari. Membuat Albert terdiam dan melamun memandanginya. Belum pernah dia melihat perempuan secantik itu. Albert yang tabu akan cinta mulai mempercayai cinta pada pandangan pertama. Benar saja dia jatuh cinta kepada perempuan itu. Mata Albert tidak henti melihat perempuan itu sampai dia berjalan masuk kedalam rumah.

Terlintas dalam pikiran Albert untuk mencari mamanya. Siapa tahu mamanya tahu siapa tetangga barunya itu. Segera dia melangkahkan kaki dan membuka pintu kamarnya. Dia berjalan dengan hati-hati menyusuri tangga menuju ke lantai kebawah. Dia mengamati sekeliling berharap menemukan mamanya dengan segera.

"Duh, mama kemana sih? Giliran dicari aja ga ada," ucap Albert dengan menggerutu.

Albert masih saja mencari mamanya ke setiap sudut rumahnya.Di berjalan kedapur, ke kamar mamanya bahkan ke dekat kolam renang tapi tak kunjung menemukan mamanya.

"Oh, iya kenapa tidak terpikir olehku. Mama pasti ada diruang kerjanya," ucap Albert dalam hatinya.

Akhirnya Albert segera berlari menuju ruang kerja mamanya. Dia melihat mamanya duduk disudut meja kerjanya sedang sibuk dengan segudang cerita dan imajinasi yang dia ketik dalam novelnya. Tante nadia yaitu mama Albert merupakan seorang novelis yang terkenal dengan karya-karyanya yang bergenre horror. Tante nadia sering memenangkan berbagai macam kompetisi. Dari tingkat nasional maupun tingkat internasional.

"Ma, daritadi Albert nyariin mama tau," ucap Albert kepada mamanya.

"Kenapa kamu cariin mama Albert?," jawab mamanya sambil menurunkan kacamatanya.

"Ma, mama kenal tidak tetangga yang baru pindah ke rumah seberang rumah kita?," tanya Albert dengan semangatnya.

"Oh, itu keluarga tante Pevita. Kemarin mama sempat ketemu sewaktu mama lagi siram tanaman. Kenapa emangnya bert?" tanya mama dengan penasaran.

"Tadi Albert melihat perempuan sebaya dengan Albert. Perempuan itu cantik sekali ma. Albert sampai melamun melihat parasnya. Albert melihat perempuan itu dari seberang rumah kita ma".

"Itu Alana, anak bu Pevita dan pak Jordi. Tetangga depan rumah kita. Mama denger mereka menyekolahkan anaknya satu sekolah denganmu. Karena hanya sekolahmu yang jaraknya paling dekat dengan komplek rumah ini,"ucap mama Albert menjelaskan.

"Serius ma? Asyik kayanya Albert ada harapan nih,"ucap Albert sambil tertawa.

"Aduh anak mama udah mulai genit ya sekarang,"sahut mama meledek Albert.

"Kan Albert laki-laki tulen ma, masa lihat lihat cewek sebening Alana aku ga tertarik sih ma," jawab Albert.

"Ya sudah, terserah kamu saja. Yang penting tidak mempengaruhi nilaimu disekolah, dan membuat kamu lebih kearah yang positif mama sih oke aja," ucap mama Albert.

"Yaudah, yah ma, Albert mau kekamar lagi. Sambil duduk deket jendela. Siapa tau aja Alana nanti keluar lagi. Biar mata ini Adem terus ma". 

"Udah kesambet cinta kayanya anakku ini,"sahut mama sambil tersenyum sambil menggelengkan kepalanya karena heran.

Setelah percakapan itu Albert berjalan keluar ruang kerja mamanya sambil senyum-senyum sendiri. Dia amat senang mendengar bocoran dari mama bahwa Alana akan satu sekolah dengannya. Albert tak sabar menunggu esok lagi. Untuk memandangi Alana seharian penuh. Walaupun harus curi-curi pandang. 

"Ternyata benar ya, Cinta itu buta dan membuat seseorang bisa lepas kendali,"ungkap Albert dalam hatinya.

Sampailah Albert kedalam kamarnya . Dia meraih gitarnya dan mulai memainkan gitar tuanya itu. Tak sadar dia menyayikan sebuah lagu yang spontan terucap dari bibir tipisnya itu. Lagu itu berisi tentang Alana, isinya tentang pandangan pertamanya kepada Alana. Lagu cinta pertama yang Albert buat untuk seorang perempuan yang dia cintai pada pandangan pertama.

Tak terasa waktu berlalu cepat. Malam pun tiba, langit berubah menjadi gelap. Angin malam ini dingin sekali seakan sebentar lagi hujan akan turun. Terkadang Albert bingung dengan cuaca ini. Seharusnya musim kemarau tetapi selalu turun hujan akhir-akhir ini. Dan karena hujan juga terkadang Albert selalu ketiduran dan lupa mengerjakan tugas sekolahnya dan tertidur lelap. Tak sering juga Albert ketinggalan makan malamnya karena sifat kebonya yang keterlaluan.

Waktu terasa berlalu begitu cepat berlalu. Ayam jago peliharaan papa Albert berkokok dipagi hari. Sering kali juga burung kakak tua yang dipelihara keluarga Albert ikut membangunkan Albert dengan cuitannya yanh berbicara "Pagi..pagi". Papa Albert sangat menyayangi binatang. Dia punya beberapa jenis binatang yang di pelihara dikebun belakang rumahnya.

Mulai dari burung, kucing, anjing , ular dan kura-kura. Dan masih banyak spesies binatang lain yang mungkin Albert tidak paham. Hampir sebulan sekali papa dan mama bertengkar karena ulah papa yang ingin menambah peliharaannya lagi. Padahal menurut mama Albert kebun belakang rumahnya itu susah sesak diisi binatang.

Di lain ruangan Albert masih bersembunyi didalam selimutnya. Dia hanya menggeliat kesana dan kemari sambil meregangkan badanya. Namun tetap saja matanya tertutup dengan rapat. Entah apa yang membuat Albert begitu kebo sekali. Teman-teman Albert disekolah sering menyebutnya "Pelor" , si nemplok langsung molor. Ya, begitulah Albert. Walaupun dia seperti itu tapi Albert merupakan murid berprestasi dan aktif disegala bidang di sekolahnya. Dia juga merupakan ketua Osis, seringkali juga Albert mengikuti lomba mewakili sekolahnya dan selalu mendapat juara pertama.Berfokus lagi kepada Albert yang masih terbujur diatas kasur empuknya itu. Dengan piyama andalannya yang membuat tidurnya makin nyaman.

"Kring...Kring...Kring". Alarm Albert berbunyi berkali-kali.

Albert sering membuat banyak Alarm untuk bisa membangunkannya dipagi hari. karena satu alarm saja tidak akan cukup untuk membuka matanya. Hampir setiap hari mama membangunkan Albert dengan meneriaki kuping anaknya itu.Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, tapi Albert tak kunjung bangun dari kasurnya. Datanglah mama menuju kamar Albert dan mengetuk pintu kamarnya. Satu sampai lima kali mama mengetuk pintu kamar anaknya itu. Tapi tak kunjung juga ada jawaban darinya.

Akhirnya tante nadia memegang gagang pintu dan memutarnya agar pintu kamar Albert dapat dibuka. Mamanya bergerak perlahan menuju kasur Albert. Lalu mencoba menggoyangkan badan Albert untuk membangunkannya. Suara lirih keluar dari mulut mamanya, tapi tak kunjung membuat mata Albert terbuka juga. Akhirnya tante diana kehabisan kesabaran dengan anaknya itu. Dan apa yang dia perbuat, dia meneriaki kuping anaknya itu.

"Bangun Alberttttt..Ini sudah jam berapa!" teriak tante Nadia dengan nada yang sangat kesal.

Serontak saja Albert kaget dan terbangun dari tidurnya. Lalu membuka matanya dan duduk dikasurnya itu.

"Ma, mama jahat banget sih bangunin Albert kaya gitu. Kepala Albert jadi pusing kan ma," kata Albert kepada mamanya.

"Mama ga tahan sama kamu yang kebo banget. Kalau begini terus darah tinggi mama bisa kambuh tiap pagi Albert. Kamu lihat itu udah jam berapa? kamu mau telat sampai sekolah?" bentak mama sambil memegang pinggannya.

"Yaudah, iya ma Albert mandi".

"Beneran mandi ya, awas kalau mama lihat kamu tidur lagi. Mama suruh kamu kesekolah jalan kaki nanti,"sahut mama kepada Albert dengan penuh kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status