Ferrel terdiam membeku ditempatnya, Mukanya pucat pasi. Dia sangat ketakutan sekarang, Semua anak buahnya telah terbunuh. Sekarang nyawanya berada di ujung tanduk. Dia sekarang sangat menyesali tindakannya meninggalkan pengawalnya. Ferrel memang selalu ditemani oleh seorang pengawal yang kuat. Tugasnya adalah untuk memastikan keadaan Ferrel dalam keadaan sehat. Tapi Ferrel begitu membenci pengawal yang ditugaskan kepadanya, Dia adalah seorang tua bernama Ataluk. Seorang pria tua yang sangat cerewet sekali, Dia bahkan selalu memarahi Ferrel. Dia adalah pria jujur yang berdedikasi kepada kebenaran. Karena itu Ferrel tidak suka dengannya sebab Ferrel suka berbuat jahat sesuka hatinya. Dia selalu mengusir Ataluk, dan menggunakan trik untuk mengecohnya. Sering Ferrel bisa pergi tanpa sepengetahuan dari Ataluk. Ferrel sangat lihai di dalam hal itu. "Sonur! Kuharap engkau membunuhnya dengan cepat! Aku sudah lama ingin sekali melihat Ferrel mati!" Tiba-tiba seseorang mengirimkan transmisi
Ataluk memandang mereka bertiga dengan tatapan aneh, Sekarang posisinya menjadi serba salah. Dia tidak mungkin tidak mematuhi perintah Ferrel. Sejenak kemudian Dia menghela napasnya, Lalu Dia bersiap-siap menyerang mereka. "Sonur,..........! Majulah,.............! Aku akan berpura-pura kalah, Lalu setelah itu cepat bunuh Ferrel!" Ataluk mengirimkan transmisi suara kepada Songchai. Songchai lalu bersiap-siap, Dia mengerahkan semua tenaganya. Lalu Dia melesat menyerang mereka berdua dengan kekuatan penuh. "Hiatttttt,......?""Tenang Tuan Ferrel, Aku akan melindungimu!" Ataluk berdiri didepan Ferrel. Dia segera menghadang serangan itu. "Dhuar,...........!" "Hoekkkkk,........!" Ataluk terpental belasan langkah, Lalu Dia menjerit terkapar ditanah. Ataluk langsung muntah darah. Dia terluka dalam akibat menghadang pukulan Songchai. "Kuat sekali,.......! Maafkan aku Tuan Ferrel Aku tidak dapat melaksanakan tugasku!" Ataluk berkata terbata-bata. Darah membasahi bajunya, Segera Dia memuli
Ansen sekarang menatap Faisal dengan sangat marah. Faisal masih berlutut seraya menundukkan kepalanya. Dia tidak berani melihat Ansen, Sesekali Dia menatap Ferrel dengan sangat jengkel. Saat ini Dia akan mendapatkan masalah yang sangat besar. Dia sekarang menjadi kesal sekali kepada Ferrel, Matanya berkilau penuh dengan emosi sekali. Faisal mengutuk Ferrel, "Dasar anak sialan! Bisa-bisanya membawa sial kepada keluarga!"Ferrel tertunduk dengan muka memerah, Dia hanya menundukkan kepalanya. Dia sekarang menyesali semuanya, Dia sungguh tidak menyangka justru kejadiannya akan berakhir seperti ini. Ferrel menjadi sangat ketakutan sekarang, Keringat membahasi pelipisnya. Sekarang ini adalah saat-saat kritis kepada keluarga mereka. Tanpa sadar Ferrel bergumam sendiri, "Semoga keluargaku tidak mendapat masalah!" "Hari ini Keluarga Atmaja harus musnah! Kalian membuatku muak! Bunuhlah diri kalian, jika tidak maka aku akan membantai kalian semua!" Ansen berkata dengan penuh kemarahan. Dia s
Anaya masih menangis menyaksikan semuanya. Dia menenggelamkan dirinya pada Ansen. Anaya lalu berkata, "Suamiku sayang! Aku sangat takut! Mengapa begitu banyak orang jahat didunia ini?" Ansen dengan cepat memeluk istrinya penuh kasih sayang. Dia juga sangat sedih, Mereka tadi hampir saja kehilangan nyawanya. Jika bukan karena klona Paman Fengbin, maka mereka berdua akan mati. Ansen berjanji didalam hatinya. Kelak Dia akan belajar kepada Paman Fengbin. Dia ingin menjadi pendekar sakti yang tidak terkalahkan. Ansen lalu berkata dengan lembut menangkan istrinya, "Istriku sayang! Semuanya sudah selesai, Kita sekarang sudan aman! Musuh kita sudah mati semua!"Ansen lalu menatap kepada Songchai dan berkata, "Pamam Songchai! Bagaimana keadaanmu?" "Tuan Ansen! Aku masih akan memulihkan diriku! Pergilah pulang terlebih dahulu! Aku akan segera menyusul setelah kondisiku lebih baik!" Songchai menjawab. Ansen lalu pergi meninggalkan tempat itu bersama Anaya. Mereka memutuskan untuk segera perg
"Suamiku sayang,......! Apakah aku pembawa sial bagimu! Kenapa hampir dua kali kita kehilangan nyawa karena kecantikanku! Huhuhuhuhu,.........!" Anaya menangis tersedu-sedu. "Istriku sayang,....! Jangan berkata seperti itu! Engkau adalah segalanya buat aku! Kita saja yang sial bertemu selalu dengan orang jahat!" Ansen berkata menjawab Anaya. "Istriku sayang! Ini semua adalah salahku! Andai aku ini seorang pendekar sakti, Maka tidak akan ada orang yang berani mengganggu kita!" Ansen menyambung ucapannya. "Istriku sayang! Aku berjanji akan selalu menjagamu seumur hidupku! Kita akan selalu bersama sampai nanti kita tua!" Ansen berkata lagi dengan mesra. Dia mengecup kening Anaya dengan sangat lembut. Mereka berdua lalu berpelukan dengan erat, Lalu mereka tertidur dengan lelap sekali. Senyum manis terukir di wajah mereka berdua. Fenghui dan Wujin akhirnya sampai di Hotel Ewall. Fenghui segera menghubungi Ansen. Lalu mereka berdua duduk menunggu di lobi hotel. Tak lama kemudian Ansen
Liuxie terus mengejar Sudiro dengan berlompatan di antara pohon-pohon rindang. Dia mengikuti jejak aura yang ditinggalkan oleh Sudiro. Dibelakangnya beberapa anak buahnya mengikuti Dia dengan cepat. Aura membunuh dari mereka semua sangat terasa sekali. Mereka lalu berhenti di depan Hutan Larangan. Liuxie diam menatap Hutan Larangan itu. Jejak aura Sudiro sangat jelas masuk kedalam hutan larangan ini. "Tuan Liuxie! Apakah kita benar-benar akan masuk ke dalam Hutan Larangan ini?" Seorang anak buah Liuxie bertanya dengan mimik muka serius. "Kita tidak punya pilihan! Jika kita tidak mengejarnya maka kita akan mendapat hukuman dari Tuan Wujin! Kita harus membawa Sudiro, Hidup atau mati!" Liuxie menjawab sambil menghela napasnya. Sebenarnya Liuxie sendiri tidak akan mau masuk ke dalam Hutan Larangan ini. Dia sangat takut bertemu salah satu pendekar jahat yang sedang berlatih disitu. Namun jika Liuxie kembali maka Tuan Wujin pasti akan sangat marah. Tuan Wujin pasti akan memberikan huku
"Sudiro! Akhirnya kami menemukanmu! Sekarang hari kematianmu telah tiba!" Liuxie berkata dengan sangat senang. Akhirnya mereka berhasil menemukan Sudiro. "Ayo,.....Kepung Dia! Jangan biarkan Dia sampai lolos lagi" Liuxie memberikan perintah kepada anak buahnya. Segera mereka semua mengelilingi Sudiro. Liuxie sangat senang, Sudiro tidak dapat lagi melarikan diri lagi. "Hehehehehehe,........! Kalian hadir disaat yang tepat! Kalian pikir aku mau lari lagi! Sekarang justru kalian yang harus mati!" Sudiro mencibir mengejek Liuxie dan anak buahnya. Lalu Sudiro lalu bekata kepada jiwa Wangheu, "Wangheu! Sekarang berikan semua kekuatanmu kepadaku!" "Baik Tuan! Bersiaplah, Aku akan menuju pusat kultivasimu!" Jiwa Wangheu menjawab dengan hormat. Lalu jiwa Wangheu bergerak cepat menuju pusat kultivasi Sudiro. Jiwa Wangheu lalu berkata, "Tuan Sudiro! Bertahanlah! Proses penyatuan kekuatan ini akan sangat menyakitkan Tuan! Ini karena Tuan tidak memiliki kultivasi apapun! Tuan harus bertahan y
Pagi hari merekah cerah di Hotel Ewall, Anaya terbangun di pelukan Ansen. Dia menatap wajah Ansen, lalu mencium keningnya dengan mesra.Ansen membuka matanya, Dia melihat wajah yang amat disayanginya menatapnya dengan mesra. Ansen langsung mencium bibir Anaya dengan penuh nafsu, "Hmpppp,................!""Ayang,....! Semalam kan sudah sampai dua kali! Aku capek sayang!" Anaya mencoba menolak Ansen. Tapi Ansen semakin ganas menyerangnya, akhirnya mereka terhanyut dalam lautan asmara. Mereka bergumul dengan membara, 15 menit kemudian akhirnya permainan mereka usai. Ada senyum kepuasan tak terhingga di wajah mereka berdua. "Sayang! Ayo kita temui paman Fenghui! Dia datang semalam bersama Wujin! Ada hal penting yang harus kamu ketahui isriku sayang!" Ansen berkata kepada Anaya. "Oh yah! Aduh, ada hal penting apa yah sayang! Apa ada masalah yah sayangku!" Anaya menjawab dengan penasaran. "Ada kabar gembira! Sudahlah, Ayo kita bersiap-siap! Mereka sudah menunggu kita di restoran!" Anse