Share

48

Tak ada perlawanan dari Bu Melisa, kecuali menurut untuk turun dari panggung.

"Ini yang mau Mama cela? Lihatlah bahkan lebih dari Mas Agam," kata Naya

Bu Melisa hanya melengos. Ya mau bagaimana memang Yoga lebih mapan adanya.

Sementara Neni tak perduli. Mau suaminya kalah dengan suami Manda sekalipun, ia tak perduli. Toh ia sudah ada yang baru.

Baru saja hendak menyuapkan satu suapan ke mulutnya, Bu Melisa mendapatkan telepon dari salah satu anak buahnya bahwa salah satunya rumah makan mereka yang ada di pusat, yang paling terbesar kebakaran.

Bu Melisa tentu shock bukan main. Satu sendok di tanganya gagal masuk ke mulut. Bahkan sekedar untuk memberi tau anak anaknya pun lidahnya terasa kelu.

Bu Melisa hanya mampu menepuk bahu Naya yang ada di sampingnya

"Ada apa Ma?"

Bu Melisa masih diam. Sulit sekali untuk berucap. Karena merasa aneh, Bata mengambil alih handphone mamanya. Dan ia mendengar sendiri bahwa rumah makan mereka sedang kebakaran.

Tak banyak tingkah, Naya segera mungkin memb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status