#40Waktu semakin berlalu, hingga tak terasa dua bulan sudah semua terlewati begitu saja. Setelah ibuku di nyatakan terkena stroke dan harus di rawat di rumah, aku hanya bisa pasrah.Beliau sudah mulai bisa berbicara meskipun terkadang kosa kata beliau sangat tidak jelas dan sulit kami mengerti.Namun, aku tahu beliau masih tidak bisa menerima pernikahanku dengan Nindy. Apalagi pernikahan kami memang belum resmi secara hukum karena Nindy masih berstatus istri sah Kevin di mata hukum.Hanya saja, menurut cerita Nindy. Pernikahan yang terjadi antara ia dan Kevin hanyalah status. Mereka tidak pernah melakukan hubungan selayaknya suami istri.Menurut Nindy, Kevin memiliki kelainan seksual dan ia menikahi Nindy hanya sebagai penutup aibnya sendiri. Agar orangtuanya tidak tahu bahwa selama ini Kevin adalah seorang penyuka sesama jenis.Terlebih, ia juga seorang gembong narkoba yang menjadi incaran polisi. Beruntung, kejadian penyekapan waktu itu mempermudah polisi untuk menangkap Kevin dan
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKUCeklek! Ceklek!Suara kompor gas yang sepertinya sudah kehabisan bahan bakar itu terus saja berbunyi. Ah! Pasti sebentar lagi Indah akan memanggilku dan meminta agar aku memasang gas di dapur.Aku benar-benar terganggu dengan suara tersebut, hanya saja aku terlalu malas untuk bangkit karena rasa kantuk yang masih menyelimutiku pagi ini.Ceklek! Ceklek!Dengan sangat terpaksa aku langsung bangkit dan berjalan menuju dapur. "Gasnya habis itu! Sana beli dulu!" sentakku dengan nada tinggi.Indah hanya menoleh, wanita yang baru melahirkan beberapa hari itu nampak kelelahan karena semalam bayinya terdengar sangat rewel.Aku sengaja tidur terpisah dengannya karena aku tak ingin waktu istirahatku yang berharga terganggu oleh tangis bayi setiap malam.Seraya menggendong bayi kecil kami, Indah pergi ke warung untuk membeli gas. Sementara aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan diriku dan bersiap untuk pergi ke kantor.Saat keluar dari kamar mand
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#2Sore ini, aku pulang seperti biasa. Namun, sengaja aku mampir ke salah satu rumah sahabatku untuk sekedar melepas lelah.Karen sungguh aku tak mengerti bagaimana Indah bisa memintaku menjaga bayinya saat aku baru saja pulang bekerja.Ia hanya di rumah dan tidur bersama bayinya, lalu mengapa ia tidak bisa memahami bahwa aku benar-benar lelah harus seharian bekerja?Tepat pukul tujuh malam aku segera pulang ke rumah, saat itu biasanya putriku di rumah sudah tidur, jadi aku bisa bebas bermain game atau menonton televisi.Namun, saat aku sampai di rumah. Bayi yang baru berusia tujuh hari itu tengah menangis, entah apa yang membuat ia begitu terisak.Bahkan, keadaan rumah begitu berantakan seolah tak ada yang Indah lakukan seharian ini. Aku menemukan putriku hanya sendiri di kasur depan televisi.Entah kemana Indah pergi, bahkan sepertinya ia sudah cukup lama pergi karena bayi ini terlihat sangat ketakutan."Indah! Indah!"Aku berteriak mencar
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#3Aku tak kehabisan akal, segera aku tarik kembali tangan indah hingga ia tak mampu lagi berkutik dan melepaskan cengkeraman tanganku."Kamu mau aku bagaimana Mas? Melayani kamu dengan baik memperhatikan kamu dengan tulus atau aku harus mencintai kamu dengan ikhlas?"Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut indah. Akan tetapi aku merasa jika kata-kata itu terlalu kasar diucapkan oleh wanita yang selalu bersikap lembut padaku.Indah tersenyum miring, bahkan ia tidak membiarkan aku untuk menjawab pertanyaan darinya."Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan Mas! Kamu bisa mikir kan kamu masih punya otak kan?! Selama ini bagaimana kamu memperlakukan aku dan anak kita? Dia! adalah anak kita bukan hanya anakku!"Ucapan indah terasa penuh dengan amarah akan menunjuk ke arah bayi yang tengah terbaring di atas kasur. Namun, mengapa harus semarah ini bukankah semua memang sudah menjadi tanggung jawab untuknya?"Itu semua kan sudah m
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#4Tok tok tok!Ibu mengetuk pintu kamar Indah yang masih terkunci. Aku lirik jam di dinding yang sudah menunjukan waktu pukul delapan pagi."Duh, Bayu telat Bu!"Aku segera mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Segera aku membereskan diri untuk berangkat ke kantor pagi ini."Istri kamu gimana ini Yu?" tanya ibu."Udah lah Bu, biarin aja. Bayu juga lagi males ngomong sama dia. Ngeselin!" jawabku seraya memakai kaus kaki.Selesai memakai sepatu, aku baru ingat jika kunci mobil ada di kamar Indah karena kemarin sore aku mengambil baju di kamar tersebut.Ah! Aku harus mengetuk pintu itu juga akhirnya."Indah! Aku udah telah, cepet buka pintu!"Benar-benar aneh, tak ada jawaban dari kamar Indah. Bahkan, dari semalam aku sama sekali tidak mendengar tangis putriku.Terpaksa, aku berusaha untuk mendobrak pintu kamar Indah. Bagaimanapun, aku tidak ingin terlambat ke kantor pagi ini.Aku tidak perduli jika Indah akan marah saat aku masuk paksa
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#5Seharian aku benar-benar tidak fokus, semua pekerjaanku terasa sangat berat. Aku tak bisa berhenti memikirkan kemana Indah pergi.Aku juga sangat merasa bersalah setelah mendengar orangtuaku mengatakan tentang Indah selama ini. Bagaimana mereka memperlakukan istriku dengan sangat tidak nyaman."Ngalamun aja Bro, kenapa?" tanya Deni, teman kantorku.Saat makan siang, biasanya aku pergi ke restoran di sekitar gedung perkantoran. Hanya saja, hari ini aku tidak berselera untuk pergi kemanapun jadi aku memilih untuk tetap di kantor."Eh, iya nih kepikiran bini, dia akhir-akhir ini sering banget marah Bro. Moodnya berubah-ubah, nggak ngerti banget lah sama dia."Aku berusaha menjelaskan apa yang Indah alami sebelum ia pergi. Meski aku tahu, Deni tidak akan mengubah apapun. Namun, setidaknya aku memiliki teman untuk berbagi sedihku."Bro, namanya wanita habis lahiran memang begitu. Lu tau nggak istilah baby blues? Bahaya lho kalau sampai ibu mel
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#6Sore ini, aku memutuskan untuk segera pulang karena berharap Indah dan putriku sudah menunggu di rumah. Entah mengapa, aku menjadi begitu merindukan istriku setelah ia pergi.Padahal, belum ada dua puluh empat jam setelah ia benar-benar pergi dari rumah. Namun, aku merasa telah ditinggal begitu lama olehnya.Mungkin karena sikap tidak perduli yang selama ini aku tunjukan. Aku benar-benar menyesal telah membuat ia terluka seperti saat ini.Andai saja aku bisa menghargai dia sedikit saja. Mungkin ia masih berada disini bersamaku. Benar, apa yang di katakan Indah. Bayi itu anak kami, bukan hanya anaknya.Seharusnya aku lebih menyadari hal itu, akan tetapi semua penyesalan ini terasa percuma. Aku bahkan tidak bisa menjadi pelindung untuknya."Assalamualaikum."Aku ketuk pintu dan mengucapkan salam, berharap Indah akan membuka pintu dan menyambut kedatanganku. Ingin rasanya aku memeluk tubuh lemah itu dan mengucapkan maaf beberapa kali sampai
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#7"Lin! Kamu nggak bantuin Ibu beresin rumah?" tanyaku saat melihat adik Perempuanku hanya duduk sembari memainkan ponselnya.Gadis yang baru duduk di bangku sekolah menengah atas itu hanya melirik ke arah ibuku, ia bahkan tidak berusaha untuk bangkit dan membantu wanita yang sudah melahirkannya."Males ah Mas! Aku udah mandi, ntar bau keringet lagi gimana?" jawab gadis tersebut.Aku menggeleng tak percaya jika keluargaku benar-benar tidak memiliki adab. Bahkan, aku tak bisa membayangkan bagaimana lelahnya Indah saat mengurus semua kebutuhan rumah ini seoenag diri seraya mengasuh bayi kecilnya."Lintang! Kamu tuh wanita, harus bisa ngerjain pekerjaan rumah!" bentakku.Gadis itu langsung bangkit dan menatapku tajam, "Aku tuh calon dokter Mas. Aku berusaha keras supaya menghindari melakukan semua pekerjaan rendah itu. Jadi, jangan pernah perintah aku untuk ngelakuin hal bodoh itu!" sentak gadis berusia tujuh belas tahun itu."Udah Yu, nggak u