#IndahAku masih duduk di lorong rumah sakit, memikirkan tentang bagaimana harus menjawab pertanyaan Deni dan mempertimbangkan keinginannya.Tak ada sesuatu yang mampu membuatku begitu gundah seperti ini. Apakah aku memang memiliki perasaan pada Deni? Namun, aku takut gagal karena rasa trauma di dalam diri?Tuhan, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Seketika sebuah tangan menyentuh bahuku."Indah ...."Suara lembut memanggilku, aku langsung menoleh dan melihat siapa yang datang menyapaku."Apa kamu baik-baik saja?" tanya Mas Bayu yang ternyata sudah ada di belakangku.Aku mengangguk lemah, "Iya, aku baik-baik saja," jawabku."Boleh aku minta sesuatu dari kamu, mungkin untuk yang terakhir kali," pintanya.Aku mengerutkan kening, kira-kira apa yang membuat ia datang dan meminta Bantuanku? Apakah ada sesuatu yang memang terlalu mendesak?"Kalau aku bisa bantu pasti aku akan bantu," jawabku.Mas Bayu memahamkan kedua matanya, kemudian menghela nafas kasar seraya mengusap wajahnya.
#39Setelah indah pergi dari ruangan tempat Ibu dirawat aku baru mengetahui betapa banyaknya beban yang ia pendam selama ini.Aku tak pernah berusaha untuk mengerti apa yang ia rasakan selama ini Ia memang selalu bersikap baik kepada orang tuaku dan kedua adik perempuanku.Tidak pernah sedikitpun terpikirkan bahwa indah juga seorang anak perempuan di keluarganya yang selalu disanjung dan dimanja.Ya Allah betapa egoisnya aku selama ini. Untuk sekedar mendengar keluhan yang setiap malam pun aku tak pernah melakukan itu.Padahal aku yakin indah hanya membutuhkan sebuah pelukan dan dukungan dari seseorang dan itu adalah aku, suaminya.Penyesalan itu kini sudah tidak ada artinya lagi sudah terlalu jauh tenggelam dalam rasa kecewa. Iya tidak bisa mengiklaskan semua perbuatan keluargaku mungkin karena semua begitu menyakitkan baginya.Aku memang tidak bisa memaksakan seseorang untuk memaafkan perbuatan buruk ibu dan kedua adik perempuanku. Meski begitu aku menganggap semua ini adalah sebuah
#40Waktu semakin berlalu, hingga tak terasa dua bulan sudah semua terlewati begitu saja. Setelah ibuku di nyatakan terkena stroke dan harus di rawat di rumah, aku hanya bisa pasrah.Beliau sudah mulai bisa berbicara meskipun terkadang kosa kata beliau sangat tidak jelas dan sulit kami mengerti.Namun, aku tahu beliau masih tidak bisa menerima pernikahanku dengan Nindy. Apalagi pernikahan kami memang belum resmi secara hukum karena Nindy masih berstatus istri sah Kevin di mata hukum.Hanya saja, menurut cerita Nindy. Pernikahan yang terjadi antara ia dan Kevin hanyalah status. Mereka tidak pernah melakukan hubungan selayaknya suami istri.Menurut Nindy, Kevin memiliki kelainan seksual dan ia menikahi Nindy hanya sebagai penutup aibnya sendiri. Agar orangtuanya tidak tahu bahwa selama ini Kevin adalah seorang penyuka sesama jenis.Terlebih, ia juga seorang gembong narkoba yang menjadi incaran polisi. Beruntung, kejadian penyekapan waktu itu mempermudah polisi untuk menangkap Kevin dan
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKUCeklek! Ceklek!Suara kompor gas yang sepertinya sudah kehabisan bahan bakar itu terus saja berbunyi. Ah! Pasti sebentar lagi Indah akan memanggilku dan meminta agar aku memasang gas di dapur.Aku benar-benar terganggu dengan suara tersebut, hanya saja aku terlalu malas untuk bangkit karena rasa kantuk yang masih menyelimutiku pagi ini.Ceklek! Ceklek!Dengan sangat terpaksa aku langsung bangkit dan berjalan menuju dapur. "Gasnya habis itu! Sana beli dulu!" sentakku dengan nada tinggi.Indah hanya menoleh, wanita yang baru melahirkan beberapa hari itu nampak kelelahan karena semalam bayinya terdengar sangat rewel.Aku sengaja tidur terpisah dengannya karena aku tak ingin waktu istirahatku yang berharga terganggu oleh tangis bayi setiap malam.Seraya menggendong bayi kecil kami, Indah pergi ke warung untuk membeli gas. Sementara aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan diriku dan bersiap untuk pergi ke kantor.Saat keluar dari kamar mand
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#2Sore ini, aku pulang seperti biasa. Namun, sengaja aku mampir ke salah satu rumah sahabatku untuk sekedar melepas lelah.Karen sungguh aku tak mengerti bagaimana Indah bisa memintaku menjaga bayinya saat aku baru saja pulang bekerja.Ia hanya di rumah dan tidur bersama bayinya, lalu mengapa ia tidak bisa memahami bahwa aku benar-benar lelah harus seharian bekerja?Tepat pukul tujuh malam aku segera pulang ke rumah, saat itu biasanya putriku di rumah sudah tidur, jadi aku bisa bebas bermain game atau menonton televisi.Namun, saat aku sampai di rumah. Bayi yang baru berusia tujuh hari itu tengah menangis, entah apa yang membuat ia begitu terisak.Bahkan, keadaan rumah begitu berantakan seolah tak ada yang Indah lakukan seharian ini. Aku menemukan putriku hanya sendiri di kasur depan televisi.Entah kemana Indah pergi, bahkan sepertinya ia sudah cukup lama pergi karena bayi ini terlihat sangat ketakutan."Indah! Indah!"Aku berteriak mencar
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#3Aku tak kehabisan akal, segera aku tarik kembali tangan indah hingga ia tak mampu lagi berkutik dan melepaskan cengkeraman tanganku."Kamu mau aku bagaimana Mas? Melayani kamu dengan baik memperhatikan kamu dengan tulus atau aku harus mencintai kamu dengan ikhlas?"Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut indah. Akan tetapi aku merasa jika kata-kata itu terlalu kasar diucapkan oleh wanita yang selalu bersikap lembut padaku.Indah tersenyum miring, bahkan ia tidak membiarkan aku untuk menjawab pertanyaan darinya."Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan Mas! Kamu bisa mikir kan kamu masih punya otak kan?! Selama ini bagaimana kamu memperlakukan aku dan anak kita? Dia! adalah anak kita bukan hanya anakku!"Ucapan indah terasa penuh dengan amarah akan menunjuk ke arah bayi yang tengah terbaring di atas kasur. Namun, mengapa harus semarah ini bukankah semua memang sudah menjadi tanggung jawab untuknya?"Itu semua kan sudah m
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#4Tok tok tok!Ibu mengetuk pintu kamar Indah yang masih terkunci. Aku lirik jam di dinding yang sudah menunjukan waktu pukul delapan pagi."Duh, Bayu telat Bu!"Aku segera mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Segera aku membereskan diri untuk berangkat ke kantor pagi ini."Istri kamu gimana ini Yu?" tanya ibu."Udah lah Bu, biarin aja. Bayu juga lagi males ngomong sama dia. Ngeselin!" jawabku seraya memakai kaus kaki.Selesai memakai sepatu, aku baru ingat jika kunci mobil ada di kamar Indah karena kemarin sore aku mengambil baju di kamar tersebut.Ah! Aku harus mengetuk pintu itu juga akhirnya."Indah! Aku udah telah, cepet buka pintu!"Benar-benar aneh, tak ada jawaban dari kamar Indah. Bahkan, dari semalam aku sama sekali tidak mendengar tangis putriku.Terpaksa, aku berusaha untuk mendobrak pintu kamar Indah. Bagaimanapun, aku tidak ingin terlambat ke kantor pagi ini.Aku tidak perduli jika Indah akan marah saat aku masuk paksa
AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU#5Seharian aku benar-benar tidak fokus, semua pekerjaanku terasa sangat berat. Aku tak bisa berhenti memikirkan kemana Indah pergi.Aku juga sangat merasa bersalah setelah mendengar orangtuaku mengatakan tentang Indah selama ini. Bagaimana mereka memperlakukan istriku dengan sangat tidak nyaman."Ngalamun aja Bro, kenapa?" tanya Deni, teman kantorku.Saat makan siang, biasanya aku pergi ke restoran di sekitar gedung perkantoran. Hanya saja, hari ini aku tidak berselera untuk pergi kemanapun jadi aku memilih untuk tetap di kantor."Eh, iya nih kepikiran bini, dia akhir-akhir ini sering banget marah Bro. Moodnya berubah-ubah, nggak ngerti banget lah sama dia."Aku berusaha menjelaskan apa yang Indah alami sebelum ia pergi. Meski aku tahu, Deni tidak akan mengubah apapun. Namun, setidaknya aku memiliki teman untuk berbagi sedihku."Bro, namanya wanita habis lahiran memang begitu. Lu tau nggak istilah baby blues? Bahaya lho kalau sampai ibu mel