Kael kembali menyalakan ponselnya setelah setengah hari dia non-aktifkan untuk menghindari Chea. Kael memang belum siap untuk berbicara dengan Chea usai Pak Cakra mengetahu dan melarang hubungan mereka.
Dua puluh panggilan tak terjawab dari Chea. Kael tersenyum tipis mengetahui bahwa gadis itu tidak menyerah meski Kael sudah tidak menghidupkan ponselnya. Sekali lagi. Panggilan telepon dari Chea dan kembali Kael abaikan.
Sebuah pesan masuk ke nomor Kael, usai Chea mengakhiri panggilan teleponnya.
Chea :
Please, angkat telpon aku!
Aku kabur dari rumah.
Kael terkejut membaca pesan yang Chea kirimkan. Dia lekas menelpon Chea usai mengetahui bahwa gadis itu memilih meninggalkan rumah.
“Halo,” suara gadis itu menyambutnya.
“Kamu di mana sekarang?” tanya Kael.
“Kenapa nanyain? Cemas? Dari tadi kenapa hape-nya dimatiin?”
“Jangan bercanda, Chea! Kamu di mana sekarang?” sua
Chea kembali berulah dengan tutor barunya. Dia tidak lagi serius belajar dan justru asyik bermain game diponselnya. Mengabaikan Bella yang sedang menjelaskan salah satu rumus Matematika. Kelakuan Chea tidak berhenti disitu saja, apalagi saat sampai di Cafe dia lekas memesan makan siang dengan alasan perutnya lapar. Sebuah nofitikasi pesan dari Kael mengejutkan Chea. Chea yang sejak tadi duduk bersantai langsung duduk tegap dan lekas membaca pesan dari Kael. Sejenak dia seakan lupa bahwa semalam Kael membuatnya kesal. “Chea! Kamu nggak dengerin saya?” ujar Bella yang menyadari bahwa selama dia menjelaskan Chea sibuk dengan ponselnya. Chea memberi isyarat dengan meletakan jari telunjuk ke mulutnya sendiri agar Bella berhenti berbicara. Kael : Kamu nggak serius belajar lagi? Mata Chea terbelalak membaca pesan dari Kael. Pesan yang mengisyaratkan bahwa Kael sedang berada di dekatnya. Chea lekas mencari keber
Kael sedang asyik membaca buku sembari menunggu Chea yang sedang belajar dengan Bella di meja lainnya. Meski sudah diberikan restu menjadi kekasih Chea tapi Kael tetap tidak diperbolehkan menjadi tutor Chea lagi karena Pak Cakra tidak ingin Chea justru menjadi tidak fokus belajar. Kael memaklumi keputusan Pak Cakra itu. Segelas air putih ditaruh di atas meja Kael oleh salah seorang waiters. Kael menatap heran sebab dia tidak memesan air putih hangat melainkan latte panas kepada waiters tersebut. “Mas, tapi kan saya pesennya latte bukan air putih.” “Aku yang ganti pesenan kamu.” Chea pun duduk di kursi samping Chea dan memberikan intruksi dengan isyarat bahwa laki-laki yang membawakan minuman untuk Kael agar meninggalkan mereka. “Kenapa?” “Kamu udah minum dua cangkir latte. Nggak baik tahu banyak-banyak minum kafein.” Kael melirik dua cangkir yang masih berada di mejanya. Dia tak memb
Chea menatap kosong jendela rumah yang pecah pagi tadi. Merenungi nasibnya yang berubah dalam sekejap. Keluarganya yang baik-baik saja tertimpa masalah hingga rumahnya terkena teror. Chea masih belum bisa mempercayai kejadian hari ini yang terjadi pada keluarganya. Tante Monic sudah menjelaskan semuanya tentang Ayah yang menyerahkan diri ke kantor polisi usai melakukan malpraktik kepada pasiennya. Lebih mengejutkan untuk Chea, selama sebulan Ayah dan pihak Rumah Sakit berusaha mencari titik tengah permasalahan ini kepada keluarga pasien yang menuntut ganti rugi karena kelalaian Ayah dan Chea tidak tahu itu. Sayangnya, kedua belah pihak tidak menemukan titik tengah dan Ayah tak setuju dengan keputusan Rumah Sakit yang enggan membayar ganti rugi sehingga memilih menyerahkan diri. Tidak berhenti disitu saja. Ayah yang sudah menduga bahwa media akan heboh dengan kasus ini, tidak ingin Chea mengetahui dan mengalami hal yang tidak menyenangkan sehingga berniat mengirim Che
Lima tahun kemudian. Chea telah banyak berubah sejak lima tahun terakhir. Poni yang menghiasi jidatnya tak lagi nampak karena Chea lebih memilih memanjangkan poninya. Gadis remaja yang duduk dibangku SMA telah berubah menjadi perempuan dewasa yang baru saja merayakan hari jadinya. Chea berlari di coridor Rumah Sakit bersamaan dengan kode peringatan darurat yang berbunyi. Di belakangnya, seorang dokter dan dua perawat ikut berlari terburu-buru. Jika romobongan paramedis berlari menuju lift, tapi tidak dengan Chea yang berlari menuju ruang UGD. Chea berhenti di depan meja Resepsionis, “Suster...-” dia berusaha mengatur nafasnya sebelum melanjutkan perkataannya. “Chea!” seorang pria memanggil namanya. Chea menoleh ke sumber suara. Pria berbadan tegap dengan tinggi sekitar seratus tujuh puluh sentimeter melambaikan tangan kepadanya. Chea pun segera berjalan dengan salah satu tangan di pinggangnya menghampiri pria berkemej
Chea sudah tidak lagi merasa asing dengan tempat yang sering dia kunjungi sekali dalam seminggu. Kunjungan rutin agar dia bisa bertemu dengan Ayah yang masih mendekam di penjara untuk menebus kesalahannya. Sepuluh tahun. Hukuman yang dijatuhkan oleh Hakim kepada Ayah. Waktu yang tak sebentar untuk mereka berpisah meski sekarang sudah setengah dari hukuman yang Ayah jalani.Pria di hadapannya sudah banyak berubah. Rambut hitamnya yang mulai memutih. Wajahnya yang mulai semakin menua dengan kerutan di wajahnya. Kaos yang dikenakannya sudah terlihat longgar dan nampak lusuh. Entah sudah berapa banyak Ayah kehilangan berat badannya selama hidup di balik jeruji besi. Ayah tidak pernah ingin menerima kaos baru pemberian Chea dan selalu memilih mengenakan kaos lamanya.“Kamu jadi pindah?”Chea memang tidak pernah menyembunyikan apapun dari Ayah. Semua ia ceritakan karena dia ingin Ayah tidak terlalu merasa bersalah karena telah membuatnya tinggal sendirian.
Para karyawan Stage Entertaiment bersorak gembira usia mengetahui balasan agensi K bahwa mereka akan bekerja sama dalam konser K yang akan digelar pada akhir tahun ini. Tapi, tidak dengan Chea. Dia masih sulit percaya bahwa pihak Kael a.ka. K akan menerima kerja sama kantornya padahal masih banyak promotor musik yang tentunya memiliki nama besar dibandingkan promotornya yang masih merintis.“Akhirnya, gue bisa ketemu sama idola gue. K. See you, K,” ucap Manda yang sudah berharap dengan kerja sama ini.Chea hanya tersenyum paksa. Sayangnya, dia tidak sebahagia itu mendengar kerja sama antara S.E dengan K.Sejak Pak Eko mengatakan keinginannya menjadi promotor konser K, Manda tidak henti-hentinya membicarakan penyanyi itu. Sebenernya, tidak hanya K saja yang membuat dia selalu semangat jika membicarakan penyanyi dari negeri gingseng. Hampir semua penyanyi Korea Selatan yang bekerja sama dengan kantor membuat si pecinta K-Pop semangat.“Lus
Lagi! Chea kembali mendengar pertengkaran kecil antara Bu Nur dan Zafri. Pertengkaran yang tak pernah lepas menghiasi hubungan Ibu dan anak itu. Sepasang Ibu dan anak itu memang memiliki cara yang berbeda untuk membangun kedekatan mereka. Bukan perhatian atau kasih sayang yang mereka tunjukan meski sebenarnya mereka saling menyayangi, tapi justru beradu argumen entah itu dalam hal memasak atau hal lainnya. “Mana mungkin. Ibu pasti bohong,” ujar Zafri lalu mengganti saluran TV. Chea mengabaikan keributan itu dan lekas duduk di sofa. “Ngapain Ibu bohong.” Jawab Bu Nur yang duduk di sofa panjang. “Ributin apaan sih?” tanya Chea penasaran. Zafri yang duduk santai di lantai mendekat ke Chea, “Ibu bilang kalo K si penyanyi Korea yang jadi tamu Hotel aku adalah mantan karyawan Ibu. Kamu kan udah kenal Ibu dari lama. Emang beneran? Ibu bohong, kan?” Chea tertegun ketika mendengar nama Kael. PLAK! Bu Nur menepuk k
Alunan musik piano tak asing di telinga Chea ketika dirinya sedang berada di sebuah studio. Chea lekas memeriksa ponselnya. Tak ada panggilan telepon masuk. Dia pun berjalan menuju asal suara musik piano itu dan berakhir masuk ke salah satu studio di mana Kael sedang bermain piano.Manda yang sedang menyaksikan pertunjukan gratis sang idola menyuruhnya untuk masuk. Chea pun terpaksa untuk masuk dan ikut menyaksikan permainan piano Kael bersama dengan Manda dan Martin yang sedang merekam Kael bermain piano.Mereka memang sedang melakukan shooting untuk dokumentasi perjalanan Kael menuju konsernya di sebuah studio musik yang disewa untuk Kael latihan. Dokumetasi tersebut dilakukan oleh perusahaan Chea untuk mengisi konten YouTube mereka.Lagu yang Kael mainkan sekarang jelas tidak asing untuk Chea sebab dia pernah mendengarkan ketika Kael memainkannya di studio milih teman Kael. Chea bahkan merekam lagu tersebut di ponselnya.Chea mematikan alat pe