All Chapters of I Love You Bodyguard: Chapter 11 - Chapter 20
44 Chapters
Story 11
"Menghukum?" batin Clara memekik kaget. Apa maksud Bima dengan menghukum?Lalu sejurus kemudian samar samar Clara mendengar suara Renata yang menggoda di dalam kepalanya."Hukuman termanis dan terseksi datang dari pasangan yang sedang cemburu. Huhuhuhu." Sahabatnya itu pernah berkata suatu ketika.Jangan tanyakan hukuman yang bagaimana yang dimaksud oleh Renata. Otaknya memang penuh dengan adegan dewasa.Dewasa? Adegan dewasa?Sebuah ide gila terlintas di otaknya yang telah terkontaminasi. Dan itu seketika membuat wajah Clara merah padam. Melebih tomat masak dan kepiting rebus!Tapi benarkah Bima merasa cemburu? Dari kata katanya..."Apa yang kau pikirkan, hah?" ketus Bima. "Kenapa pula wajahmu menjadi merah padam seperti itu?" gumam lelaki itu sambil kembali memasang wajah datar."Dasar anak muda jaman sekarang. Otaknya nggak ada yang beres." sinis Bima melanjutkan sambil mengangkat tubuh langsing Clara dengan
Read more
Story 12
Well, sebenarnya gerakan gadis itu bukannya sama sekali tidak mengganggu. Gangguan itu datang dengan cara yang berbeda.Kaki yang menendang dan tangan yang memukul membuat dress sebatas lutut itu dengan mudah berayun-ayun. Kembali menggoda iman Bima.Apalagi bagian roknya mengembang di bawah.Dan sialnya Clara tidak mengenakan legging pendek di dalamnya.Mengingat gadis itu keluar dengan seorang menunda dengan pakaian demikian membuat darah Bima kembali mendidik. Dipukulnya bokong Clara yang bulat dan sintal itu dengan gemas."Diam lah!" geram Bima yang semakin kesulitan berkonsentrasi karena paha putih dan mulus gadis itu berada begitu dekat dengan wajahnya.Shit!Bagaimana pun juga, Bima adalah seorang lelaki normal. Bagian tubuhnya yang menjadi identitas kelelakian di bawah sana sudah bereaksi sebagaimana mestinya. Menggeliat dengan penuh semangat. Hingga berdiri tegak. Menuntut hak nya untuk berjumpa dengan pasangann
Read more
Story 13
Pagi itu, Clara masih merasa geram pada Bima. Tiba tiba saja ide licik muncul di dalam benaknya. Clara akan membuktikan apakah Bima memang benar benar mati rasa padanya atau itu hanya topeng lelaki itu saja.Pagi itu, ia mengenakan serangan sekolahnya yang kekecilan. Lalu membuk beberapa kancing bagian atas untuk memamerkan bongkahan bulat kenyal dadanya.Clara sendiri merasa geli saat melihat belahan payudaranya yang menyembul keluar. Gadis itu menggigit bibirnya ragu, namun segera ditepisnya semua keraguan itu."Nggk pa pa, nanti sampai di sekolah aku kan mengancingkannya lagi." gumam gadis itu menguatkan tekat.la juga melipat roknya di bagian pinggang. Sehingga memamerkan paha mulusnya dengan lebih banyak.Merasa cukup seksi, ia meraih tas sekolahnya dan berjalan menuju pintu keluar. Gadis itu menekan handle pintu, dan kembali merasa kesal karena pintu itu masih dikunci dari luar.Tidak lama berselang, bunyi klik pun terdenga
Read more
Story 14
"I love you, and I want you to be mine." kata Clara penuh dengan rasa percaya diri.Apakah ia tidak merasa gugup saat mengatakannya?Tentu saja iya, la memang merasa gugup. Dadanya terasa penuh dan berdebar kencang. Namun, Clara mengeraskan hati.Sudah kepalang maju,gengsi rasanya jika ia mundur saat ini.Jika sudah memulai, maka selesaikan. Begitu prinsip gadis itu.Clara dapat merasakan tubuh Bima semakin tegang mendengar pengakuan darinya barusan.Lelaki itu seakan sedang berusaha untuk tidak terpengaruh dengan ciuman Clara, juga dengan kata katanya. Namun, ia Bima juga tidak mampu menampik, di saat yang sama lelaki itu juga ingin melepaskan semua pertahanan diri yang susah payah ia pertahankan.Dobrakan palu godaan dari Clara terlalu besar dan kuat bagi seorang pria normal seperti Bima. Dirinya bukan malaikat. Dan penggoda di hadapannya ini begitu gencar ingin membuatnya takluk.Bagaimana pun juga Bima adalah seorang
Read more
Story 15
Clara masih merasa kesal ketika ia tiba di sekolah.Lagi panas panasnya, tiba tiba sikap Bima kembali dingin membeku seperti tumpukan es batu di puncak gunung salju!Selama perjalanan tadi, Clara memilih untuk duduk di jog belakang. Di bangku penumpang.Duduk di samping Bima hanya membuat dirinya semakin sakit. Membuat dirinya ingat kembali momen memalukan tadi.Clara sangat yakin bahwa Bima juga benar benar terhanyut dalam ciuman dan gairah yang sama sama mereka rasakan.Tapi kenapa?Mengapa lelaki itu bersikap seolah hanya Clara yang keganjenan dan kegatelan?"lihhhh... Sebel sebel sebeeeellII!" Jerit Clara di dalam hati, namun gerakan kesalnya terbawa nyata dan dapat dilihat semua orang yang berada di sekitarnya.Teman teman sekelasnya melirik heran pada gadis itu. Renata tiba saat Clara mulai merebahkan kepalanya di atas meja dengan pasrah. Dan gadis itu kembali menghentakkan tubuhnya dengan kesal.
Read more
Story 16
Jam pulang sekolah tiba. Dan sesuai dengan instruksi Renata, Clara mengirimkan pesan pada Bima bahwa dirinya akan mengikuti rapat OSIS sampai sore nanti.Padahal sebenarnya, walaupun siang itu memang ada rapat OSIS, namun Clara sama sekali tidak berniat untuk mengikuti nya.Apalagi setelah insiden jam istirahat tadi. Pasti akan terasa janggal dan tidak nyaman berada dalam ruangan yang sama dengan Fenny. Di sekretaris OSIS.Setelah beberapa menit, masih tidak ada balasan dari Bima. Clara menatap Renata untuk menanyakan pendapatnya."Gak dibalas." ucap Clara pada Renata yang sedang asik membaca sebuah novel berlambang 21 di salah satu sudut.Fiuuhh. Tidak usah heran kenapa Renata pro sekali urusan hubungan dewasa. Hobinya saja baca novel dan nonton film dewasa.Gadis itu sudah khatam dengan segala macam teori.Tapi, sejauh ini Clara percaya saat Renata mengatakan bahwa gadis itu masih perawan. Mau diserahkan untu Reno kata
Read more
Story 17
Pukul lima, sekolah sudah sepi. Ponsel Clara kembali berbunyi. Panggilan dari Bima.Renata menyuruh Clara untuk mengangkat dan mengatakan bahwa dirinya sedang menyelesaikan tugas. Dan syukurnya Bima percaya.Mungkin karena melihat titik keberadaan Clara melalui ponselnya masih berada di dalam lingkungan sekolah.Setelah mandi dan berganti pakaian, Clara memperhatikan pantulan tubuhnya di cermin."Gue seksi banget nggak sih?" lirih gadis itu sambil menarik narik rok mini yang ia kenakan. Berusaha menutupi pahanya yang terekspos nakal.Usaha yang sia sia sebenarnya. Karena tidak mungkin kain mini berbahan kulit itu bisa melakukannya.Clara mengenakan rok mini yang bahkan tidak sampai ke tengah pahanya yang jenjang dan putih mulus.Jika ia menunduk, dapat dipastikan bahwa kain segitiga berwarna hitam yang saat ini ia kenakan dapat terlihat jelas.Sedangkan atasan tanpa lengan itu, yang hanya menutupi dari dada hing
Read more
Story 18
Tiba tiba saja tangan Revon yang berada di pinggangnya mulai melakukan gerakan gerakan mengelus. Naik turun di bagian tengah bawah. Tepat di atas garis roknya depannya.Frisca merasa darahnya mulai berdesain, dan rasa geli seketika saja langsung menggelitik inti tubuhnya di balik cejana dalamnya.Dengan perasaan tidak nyaman, ia menggeser tubuhnya sedikit. Menjauh dari Revan, namun pemuda itu malah ikut menggeser dan merapatkan tubuhnya,Kamu cantik sekali. puji pemuda itu padanya. Yang membuat Clara tersenyum kiuk.Tahan Clara, tahan, Demi membuat Bima cemburu. gumam gadis itu di dalam hatiMelihat Clara tidak memprotes, Revan malah semakin berani melakukan lebih jauh.Salah satu tangannya yang terbebas memegangi paha Clara, Lalu mengelus permukaan kulit yang putih mulus itu dengan gerakan naik turun. Sebelum akhirnya menyelinap ke antara paha.Jantung Clara berdebar semakin kencang. Dadanya semakin kencang dan membutun
Read more
Story 19
Satu jam kemudian mereka tiba di rumah. Dan Bima langsung memasukkan mobil ke garasi tanpa terlebih dahulu menurunkan Clara di depan serambi seperti yang biasa ia lakukan di waktu waktu sebelumnya.Lagi lagi Clara tidak berani berkomentar. Gadis itu hanya diam dan pasrah saja menghadapi murkanya Bima.Satu satunya yang bisa membuat Clara tenang hanyalah omongan Renata yang mengatakan bahwa kemarahan Bima adalah kode yang seharusnya ditunggu tunggu Clara.'Bima nggak mungkin marah sampai mencak mencak kalau nggak punya perasaan apa apa sama lo.'Semoga saja perkataan Renata itu tidak melenceng.Bima mematikan mesin, lalu membuka pintu mobil dengan kasar. Dan keluar dari sana, sebelum akhirnya kembali membanting pintu mobil.'Kasar banget. Bisa bisa mobil itu harus segera masuk bengkel!' gerutu Clara di dalam hati. Bibirnya mengerucut maju dengan penuh rasa kesal.Yah, sejak tadi sikap lelaki itu memang tidak ada lembut le
Read more
Story 20
Clara membawa tangan Bima dan meletakkannya langsung ke atas bongkahan dadanya dengan berani."Ya. Kau benar. Aku bahkan rela menjadi seorang pelacur hanya untuk mendapatkan perhatian darimu!" teriak Clara marah. Air mata mulai mengalir deras di pipinya.Htunya sakit. Gadis itu merasa terhina. Dan sialnya malah semakin mendambakan pria yang menghinanya itu!Mata Bima terbelalak kaget. Tidak menyangka bawah Clara akan melakukan sejauh itu. la langsung saja menarik tangannya, seakan benda kenyal dengan bulatan gelap menggoda pada bagian puncaknya memberikannya sengatan panas bak bara api.Namun, sekali lagi Clara menahannya dengan kuat."Sentuh aku!" pinta gadis itu keras kepala. "Bersihkan semua sentuhan orang lain di tubuhku. Aku hanya ingin merasakan sentuhan darimu! Jadikan saja aku lacurmu!" teriak Clara keras. Untung saja kamarnya memilik kedap suara. Sehingga apa yang terjadi di dalam kamar ini tidak akan terdengar ke luar.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status