All Chapters of Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Chapter 281 - Chapter 290
330 Chapters
Menemui Jill
Hanzel pergi ke rumah sakit setelah semalam menginap di hotel. Dia mencari ruang inap Jill setelah sebelumnya bertanya ke bagian resepsionis.Hanzel berjalan di koridor sambil mengecek nomor kamar, hingga dia melihat ibu Jill keluar dari salah satu ruangan di sana.“Bibi.” Hanzel langsung menyapa wanita itu.Ibu Jill tampak terkejut melihat ada yang menyapanya.“Iya,” ucap wanita itu sambil memperhatikan wajah Hanzel.“Benar ini kamar Jill?” tanya Hanzel sopan.Wanita itu semakin terkejut mendengar Hanzel bertanya soal putrinya.“I-iya,” jawab wanita itu tergagap. “Kamu siapa?” tanya wanita itu balik.“Saya Hanz, temannya Jill.” Hanzel pun memperkenalkan diri.Wanita itu kaget karena pria yang ada di hadapannya memperkenalkan diri sebagai Hanzel.“Ah … Hanz yang suka ngajak Jill pergi?” tanya wanita itu memastikan.Hanzel yang kini terkejut mendengar pertanyaan wanita itu. Dia memulas senyum sambil menganggukkan kepala.“Kamu ke sini ingin menjenguk Jill?” tanya wanita itu.“Iya,” jaw
Read more
Jujur ke Jill
Milea duduk di belakang meja kerjanya, mengecek beberapa berkas tapi pikirannya tak fokus. Dia sesekali melirik ke ponsel karena menunggu Hanzel menghubungi. Hingga akhirnya ponselnya berdering, nama Hanzel terpampang di layar membuatnya sangat bersemangat. “Halo, Hanz.” Milea langsung menjawab panggilan itu. “Kamu di mana?” tanya Hanzel dari seberang panggilan. “Di kantor, mengecek beberapa berkas,” jawab Milea sambil memainkan pulpen. “Bagaimana kabar Jill?” tanya Milea meski rasanya berat bertanya. “Tidak terlalu baik. Tapi dia sudah mendapat pengobatan di sini. Akan aku ceritakan semua saat pulang nanti,” jawab Hanzel, “aku menghubungi karena mencemaskanmu,” ucap Hanzel lagi. “Kenapa mencemaskanku?” tanya Milea sambil menegakkan badan. Dia mengulum senyum karena mendengar Hanzel mencemaskan dirinya. “Aku takut kamu berpikiran yang tidak-tidak jika aku tak menghubungi, karena itu aku menghubungi dulu,” jawab Hanzel. Milea mengangguk-angguk mendengar ucapan Hanzel, meski dir
Read more
Tidak Ada Kabar
Tiga hari berlalu, hari pertunangan Hanzel dan Milea pun sudah di depan mata tapi belum ada tanda-tanda Hanzel pulang.“Apa Hanz sudah mengabarimu kalau mau pulang?” tanya Aruna saat bertemu Milea.“Dia mengirim pesan jika akan pulang secepatnya, tapi belum tahu pasti kapan pulangnya,” jawab Milea sambil mengaduk jus dengan sedotan.Aruna pun menoleh ke Ansel, merasa kasihan karena Milea terlihat sedih.“Mungkin Hanz belum pulang makanya belum mengabari,” ujar Ansel mencoba menenangkan perasaan Milea.Aruna pun mengangguk-angguk mengiakan ucapan Ansel untuk mendukung Mila.Milea menatap Aruna dan Ansel yang mmeberi dukungan kepadanya., lantas memulas senyum.Mereka pun kembali makan, hingga Aruna menatap ke arah pintu.“Itu Winnie,” ucap Aruna sambil menunjuk ke pintu.Ansel dan Milea langsung menoleh saat mendengar ucapan Aruna.“Winnie.” Milea langsung berdiri untuk menghampiri saudaranya itu.Winnie tersenyum melihat Milea dan yang lain. Dia berjalan menggunakan satu tongkat untuk
Read more
Meminta Izin
Milea berlari keluar dari kamar setelah mendapatkan panggilan telepon dari satpamnya. Dia menuruni anak tangga dengan cepat, sampai tak peduli jika suara langkah kaki cepatnya bisa membangunkan semua orang di rumah itu. Milea keluar dari rumah meski waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dia berhenti sejenak saat melihat seseorang di depan pos satpam sedang duduk dengan penjaga rumah, hingga Milea kembali berlari untuk menghampiri. “Hanz!” panggil Milea sambil berlari saat memastikan jika pria itu benar sang pujaan hati. Hanzel menoleh saat mendengar suara Milea. Dia melihat wanita itu berlari ke arahnya, membuat Hanzel langsung berdiri untuk menyambut Milea. “Mi--” Hanzel baru ingin menyapa tapi terkejut saat Milea langsung memeluknya. Satpam yang tadinya di luar menemani Hanzel, langsung masuk pos karena tak mau mengganggu Milea dan Hanzel. “Kenapa tidak menghubungiku jika pulang, hah?” tanya Milea dengan nada tinggi tapi meski begitu sebenarnya dia sedang senang setelah
Read more
Gendut Gemesin
Ansel bangun di tengah malam. Dia meraba sisi ranjang, tapi tak mendapati istrinya ada di sana, membuat Ansel langsung duduk. “Runa!” Ansel memanggil sang istri, tapi tak mendapati Aruna di kamar. “Ke mana dia?” Ansel melihat jam dinding yang menunjukkan pukul satu malam, membuatnya memutuskan untuk mencari keberadaan Aruna. Ansel turun ke lantai bawah, lantas melihat lampu dapur yang menyala. “Kamu sedang apa?” tanya Ansel saat melihat Aruna sedang sibuk di dapur. Aruna terkejut mendengar suara Ansel, sampai-sampai tangannya tergores pisau saat akan memotong wortel. “Ans!” Aruna merengek karena jarinya terluka. Ansel sangat terkejut melihat Aruna terluka. Dia buru-buru menghampiri, lantas meraih tangan Aruna untuk dibersihkan. Ansel mengalirkan air untuk mencuci jari Aruna dari darah. “Kenapa tidak hati-hati?” tanya Ansel sambil membersihkan luka Aruna, lantas mengeringkan dengan tisu. “Kamu mengagetkanku. Kenapa bertanya secara tiba-tiba?” Aruna menjawab sambil mengeluh ka
Read more
Garis Satu atau Dua?
Cantika baru saja keluar dari kamar di pagi. Dia berjalan menuju dapur, hingga terkejut melihat Milea keluar dari kamar Kai.“Kenapa kamu tidur di kamar Kai?” tanya Cantika keheranan. Dia melongok ke dalam kamar, tapi ternyata tidak ada Kai.“Di mana Kai? Sudah bangun?” tanya Cantika lagi.“Kai tidur di kamarku, Ma.” Milea menjawab sambil menunjuk ke lantai atas.“Dia tidur di kamarmu, kamu malah tidur di sini. Kai tidur sendiri di kamarmu?” tanya Cantika keheranan.Milea menggelengkan kepala sambil melebarkan senyum hingga membuat Cantika mengerutkan alis.Di kamar Milea, ternyata semalam Hanzel ingin melihat Kai. Milea pun menawari agar Hanzel menginap saja agar bisa tidur dengan Kai juga, sedangkan dirinya memilih tidur di kamar Kai.Kai menggeliat lantas mengucek mata. Dia melihat ke jendela kalau hari sudah pagi, hingga memutuskan untuk bangun. Kai menoleh ke sisi ranjang satunya, hingga terkejut melihat Hanzel di sana.“Papa!” teriak Kai sangat senang melihat pria itu.Hanzel te
Read more
Over Protektif
Aruna dan Ansel benar-benar pergi ke rumah sakit sebelum ke acara pertunangan Hanzel dan Milea untuk memastikan apakah Aruna benar-benar hamil atau tidak.“Berarti tadi pagi sudah dites menggunakan testpack tapi hasilnya masih samar-samar?” tanya dokter setelah mendengar cerita Aruna.“Iya, Dok,” jawab Aruna.Dokter itu menghitung tanggal terakhir Aruna menstruasi, lantas meminta wanita itu untuk berbaring di ranjang pesakitan.Ansel pun menemani dengan rasa cemas dan penuh harap. Dia berdiri di samping Aruna untuk menunggu dokter memeriksa.Dokter mulai menyentuhkan alat USG untuk memastikan apakah ada kantong janin yang terbentuk.“Bagaimana, Dok?” tanya Ansel tak sabaran.Dokter tersenyum sambil memperhatikan monitor, lantas menatap Aruna dan Ansel bergantian.“Kantong janinnya sudah terlihat, hanya saja karena usia kandungannya yang masih sangat kecil jadi untuk saat ini janinnya belum terlihat. Anda lihat titik ini, ini adalah janinnya,” ucap dokter sambil menunjuk ke titik kecil
Read more
Acara Pertunangan
Ansel dan Aruna baru saja sampai di hotel. Aruna sampai menghela napas kasar karena Ansel benar-benar melajukan mobil dengan kecepatan rendah.“Besok jalan kaki saja, naik mobil tapi kayak naik siput,” gerutu Aruna sambil melepas seatbelt.Bukannya merasa bersalah, Ansel malah melebarkan senyum.“Ga papa, yang penting kamu aman,” balas Ansel tanpa dosa.Aruna memanyunkan bibir mendengar balasan suaminya. Meski kesal tapi Aruna juga berusaha memaklumi tindakan suaminya yang hanya mencemaskan dirinya meski sedikit berlebihan.“Ans, jangan beritahu orang-orang dulu soal kehamilanku,” pinta Aruna mengingatkan sang suami agar tak keceplosan karena bahagia.Aruna hanya tak ingin ada kehebohan, serta tak ingin ada hal-hal yang tak diinginkan terhadap kehamilannya.Ansel mengangguk mengiakan keinginan istrinya. Mereka pun sepakat memberitahu jika usia kandungan Aruna sudah masuk trimester kedua.Mereka pun masuk lobi hotel, di sana sudah banyak tamu yang hadir untuk menyaksikan acara pertunan
Read more
Ngidam Tengah Malam
“Ans, Ans.” Aruna menggoyang-goyangkan lengan Ansel agar suaminya itu bangun.Ansel mencoba membuka mata meski terasa sangat berat. Sayup-sayup dia melihat Aruna yang sudah menatapnya.“Ada apa, hm? Lapar?” tanya Ansel dengan suara berat. Dia mencoba mengumpulkan kesadarannya.Aruna memanyunkan bibir sambil mengangguk-angguk.Ansel menutup mulutnya yang menguap lebar, lantas bangun agar bisa sepenuhnya sadar.“Mau makan apa? Biar aku masakan,” ucap Ansel siap turun dari ranjang.“Aku tidak mau masakanmu,” balas Aruna lantas bangun dan duduk menatap Ansel.Ansel mengerutkan alis mendengar balasan Aruna.“Lalu mau masakan siapa?” tanya Ansel sambil menengok ke jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah satu malam.“Aku mau makan nasi goreng yang dipinggir jalan itu, yang di tenda gitu, Ans. Kayaknya enak,” jawab Aruna.“Ini jam setengah satu malam, Runa. Kalau kamu masuk angin karena keluar malam-malam bagaimana? Aku buatin saja, ya.” Ansel mencoba bernegosiasi.“Ga mau, aku maun
Read more
Terseret Layangan
“Mami, aku boleh ikut Kai?” tanya Emily sore itu saat Aruna dan Ansel baru saja pulang. “Memangnya Kai mau ke mana?” tanya Aruna sambil mengajak Emily duduk. Ansel pun keheranan kenapa Emily mendadak ingin ikut Kai. “Kai tadi bilang, katanya mau ke Amerika sama papanya, mau lihat bisbol,” jawab Emily. Aruna dan Ansel sangat terkejut mendengar jawaban Emily, mereka sampai saling pandang sejenak sebelum kembali menatap putrinya itu. “Itu jauh sekali, Emi. Lagian Kai pergi sama Uncle dan Aunty juga pasti karena mau liburan atau ada perlu lain juga, jadi ga boleh kalau Emi ikut,” ujar Aruna menjelaskan. “Tapi aku mau ikut. Kalau Kai pergi, nanti aku main sama siapa? Archie ga asik kalau diajak main berdua,” keluh Emily. Aruna mengerutkan dahi mendengar keluhan Emily. Biasanya juga sama Archie asik-asik saja, kenapa sekarang jadi ga asik?” tanya Aruna keheranan. “Ah … sekarang ga asik. Enak kalau ada Kai, kalau ga ada Kai, nanti sepi,” kekeh Emily sambil melipat kedua tangan di dep
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
33
DMCA.com Protection Status