Semua Bab Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya: Bab 11 - Bab 20
85 Bab
Bab - 11. Proyek pertama Bowo
Parto kaget dengan mobil mewah yang Bowo kendarai, Parto berhambur menuju ke mobil Bowo yang sudah berhenti di pinggir taman, Bowo membukakan pintu untuk Parto dan Parto pun dengan senyum merekah naik keatas mobil yang Bowo bawa."Mas,edian tenan niki (gila bener ini) mobil nya bagus banget, adem, wangi, pasti Bos sampeyan orang kaya raya ya Mas?"Parto yang tadi naik angkot berpanas-panasan, bau keringat bercampur asap kenalpot membuat sesak dada, kini dia menaiki mobil yang sangat nyaman, wajah sumringah dan keheranan Parto semakin terlihat."Pripon Mas (gimana Mas) enak ya mobil nya, Bos saya orang nya kaya Mas, beliau seorang Kontraktor yang sangat sukses, Anak nya juga seorang Arsitek Mas," ucap Bowo yang sudah melajukan mobil nya dengan pelan-pelan."Arsitek itu apa Mas?"tanya Parto yang masih memutar kepala nya untuk mengarah kan pandangan mata nya ke seluruh isi dalam mobil itu."Arsitek itu adalah seorang profesional yang bertugas untuk merencanakan dan merancang desain bangun
Baca selengkapnya
Bab - 12. Mili terharu setelah tau ibunya masih hidup
Ternyata orang yang berada di belakang pak Kusuma adalah Bik Nah yang ingin menyampaikan kabar soal Bu Nala istri pak Kusuma,selama ini tidak ada yang tau bahwa Istru pak Kusuma mengalami gangguan jiwa dan di rawat di RSJ (Rumah Sakit Jiwa).Bahkan Mili pun tidak mengetahui bahwa Ibu kandung nya masih hidup,selama ini pak Kusuma dan semua pegawai di rumah pak Kusuma tidak ada yang boleh dan berani memberi tau Mili soal kondisi Ibu nya,yang Mili tau bahwa Ibu nya selama ini telah meninggal Dunia."Ada apa Bik?"tanya pak Kusuma Lirih dan mengajak Bik Nah untuk menjauh dari ruang keluarga."Saya mau menyampaikan kabar soal Nyonya pada Tuan!"jawab Bik Nah dengan hati-hati."Iya Bik,gimana kabar istri saya?"tanya pak Kusuma dengan hati-hati."Nyonya sedang sakit demam Tuan,dan tadi Dokter merawat nya!"jawab Bik Nah sedih."Sejak kapan Nyonya sakit?"tanya pak Kusuma lagi dengan wajah kawatir."Sejak kemarin Tuan,"jawab Bik Nah lagi."Ya sudah besok saya ke Rumah Sakit Bik,sekarang Bibik ke
Baca selengkapnya
Bab - 13. Proyek besar milik Bowo Utomo
Pagi itu pak Kusuma sudah berangkat ke Rumah Sakit Jiwa untuk menjenguk Bu Nala istri nya, dengan di antar pak To, mereka pergi dengan diam-diam agar Mili tidak melihat nya dan akan banyak pertanyaan nanti nya.Pak Kusuma memilih tempat yang agak jauh dari kota untuk merawat Bu Nala, tujuan nya agar lebih aman saja, kurang lebih satu jam perjalanan untuk menuju Rumah Sakit dan kini mereka sudah sampai di parkiran Rumah Sakit Jiwa.Pak Kusuma menghubungi Bik Nah melalui sambungan telfon, dengan cepat nya Bik Nah menjemput pak Kusuma ke area parkir."Silahkan Tuan!" Bik Nah mempersilahkan pak Kusuma berjalan terlebih dulu."Di mana istri saya di rawat Bik?"tanya pak Kusuma serius."Di ruang Anggrek Tuan," jawab Bik Nah serius pula.Mereka pun berjalan dengan cepat menuju Ruang Anggrek, sesampai nya di tempat itu Pak Kusuma masuk ke dalam ruang rawat setelah mendapat ijin dari Dokter jaga.Setelah di dalam ruangan, pak Kusuma mendekati seorang wanita setengah baya dengan infus di tangan
Baca selengkapnya
Bab - 14. Bowo bertemu dengan Aji mantan mandor nya dulu.
"Bowo, kamu...?" Aji benar-benar terkejut dan tidak percaya dengan apa yang di lihat nya."Bang Aji, apa kabar bang?" tanya Bowo yang berusaha menguasai keadaan."Kalian saling kenal?" tanya pak Danu agak bingung."Bowo di sini jadi apa pak,wah dia bakal mengacaukan Proyek ini pasti?" belum apa-apa Aji sudah menuduh Bowo macam-macam."Apa maksud bang Aji?" tanya Bowo datar."Kamu cuman kuli mana bisa merancang bangunan seperti ini, paling juga ini gambar hasil nyolong punya orang!" tuduhan Aji makin menyakit kan."Bapak datang kesini untuk apa ya, Mas Bowo ini Arsitek kami lho, bapak jangan macam-macam di sini!" sahut pak Danu yang tidak suka dengan sikap Aji."Saya ini Mandor pak, dia kan cuma kuli, dia pernah kerja ikut saya dulu, jadi kuli saya!" ucap Aji yang pamer kemandoran nya."Iya bang Aji, saya memang pernah jadi kuli bang Aji, tapi itu dulu, dan saya sangat berterima kasih sama bang Aji, karena bang Aji mengusir saya, Alhamdulillah saya bisa seperti ini, kalau bang Aji mau
Baca selengkapnya
Bab - 15. Bowo kembali ke kota
"terima kasih ya Mbak," ucap Bowo yang lalu memesan secangkir kopi dan sebungkus rokok untuk diri nya itu."sama-sama Mas Bowo," sahut Mbak Murni ramah.Kedatangan Bowo yang tiba-tiba itu memang membuat Mbak Murni kaget dan salah tingkah, pasal nya selama ini dia memendam perasaan kepada Bowo,namun Mbak Murni berusaha untuk menyembunyikan perasaan nya itu, karena dia sebagai seorang perempuan tidak mungkin jika mengungkap kan perasaan nya terlebih dulu."Mas Bowo maaf, tapi sekarang Mas Bowo kelihatan lebih bersih dan rapi, jauh berbeda dengan dulu waktu Mas pertama datang kesini, kayak nya Mas kerjaan nya lebih bagus deh, iya kan Mas?" ucap Mbak Murni yang lalu bertanya pada Bowo soal pekerjaan Bowo lagi."masa sih Mbak, tapi menurut saya semua nya sama saja kok Mbak, mungkin karena lama tidak ketemu Mbak, jadi rasa nya beda, Mbak Murni juga terlihat beda kok, lebih kurus, diet ya Mbak?" Bowo pun menanggapi dan mengomentari perubahan Mbak Murni yang memang terlihat sedikit agak kurus
Baca selengkapnya
Bab - 16. Mandor Aji kabur
Sementara Aji sepanjang jalan dia kembali ke Proyek nya, wajah Aji sudah tidak menunjukkan keramahan sama sekali, wajah masam nya terlihat sangat jelas, ketika sudah sampai di Proyek, tiba-tiba dia menendang ember seperti biasa nya, hingga ember yang berisi adonan pasir itu pecah, hal itu membuat para pekerja nya kaget dan perhatian mereka tertuju ke arah Aji semua."Apa yang kalian lihat, kembali kerja!" Aji marah-marah tidak jelas.Dan Roni si penjilat itu mendekati Aji dengan sangat hati-hati dan sangat ketakutan."Bang Aji kenapa?" tanya Roni dengan ketakutan nya."Bowo sialan," jawab Aji singkat dengan tatapan penuh kebencian."Kenapa dengan Mas Bowo bang?" tanya Roni lagi."Dia ternyata sekarang jadi Arsitek, pembangunan Masjid yang berada di Blok sebelah, itu dia yang merancang," jawab Aji dengan tatapan yang penuh kebencian pada Bowo."Apa,jadi Mas Bowo bukan supir?" tanya Roni lagi."Bukan,jabatan dia lebih tinggi dari pada aku, sialan dia itu," Aji seakan tidak terima dengan
Baca selengkapnya
Bab - 17. Aji yg tidak punya malu dan tidak tau diri
Parto, Joko dan Bowo terlihat begitu ceria tatkala mereka sedang asik ngobrol, tapi berbeda dengan Roni, dia tampak canggung dan lebih banyak diam, karena dia malu dengan Bowo, selama ini dia sudah memfitnah Bowo dan juga membenci Bowo, tapi saat ini justru Bowo memberi nya pekerjaan dengan tanpa persyaratan apa pun."Oh iya Ron, kok dari tadi diam saja,cerita lah sama kita biyar gak bingung!" ucap Bowo spontan."Cerita apa Mas?" tanya Roni singkat."Yo cerita apa saja, sampeyan apa gak kangen sama istri sampeyan di kampung Ron?" tanya Bowo yang sedikit agak menggoda Roni."Hehehe..ya kangen Mas, tapi kan saya harus kerja Mas," jawab Roni malu-malu."Roni diam saja mungkin mikirin bang Aji, iya Ron..?" Parto menggoda adik ipar nya juga sambil dia terkekeh, di ikuti tawa yang lain nya.Dan saat mereka sedang asik tertawa riang, tiba-tiba pak Danu datang ke Tenda dan menanyakan sesuatu pada Bowo."Mas Bowo, maaf ganggu sebentar, maaf ya bapak-bapak!" sapa pak Danu dengan sangat sopan."
Baca selengkapnya
Bab - 18. niat baik dari hati pak Kusuma
Salah tingkah dan bingung terlihat jelas dari gerak gerik Aji, entah dia mau mulai dari mana untuk menjelaskan semua nya, pada kenyataan nya itu uang sudah Aji gunakan untuk kepentingan pribadi nya."Pak Aji, kok malah diam saja, ayok pak jelaskan!" ucap pak Dani sekali lagi."Anu Bos, uang itu sudah saya berikan pada mereka, itu kan bukti nya mereka sudah bubar dari Bos!" sahut Aji dengan gugup nya."Asal pak Aji tau ya, mereka bisa pulang karena gaji mereka selama dua bulan ini saya yang bayar, dan bapak hitung saja, mereka ada 20 orang dan kesemua nya tidak bapak bayar selama 2 bulan, silahkan bapak hitung sendiri, berapa uang yang harus saya keluarkan untuk mereka!?" sahut pak Dani dengan nada yang tegas dann jelas."E..anu..saya...," Aji sudah tidak bisa bicara apa-apa lagi, dia kelimpukan seperti cacing kepanasan karena bingung, mau kabur gak mungkin, dan mau jujur itu pasti akan semakin malu."Sekarang saya minta pertanggung jawaban pak Aji,apa pun itu cara nya silahkan saja, y
Baca selengkapnya
Bab - 19. Mili mencurigainya
Meskipun demikian Bowo dan Mili tetap meminta pak Kusuma untuk beristirahat, karena menurut mereka kesehatan orang tua nya jauh lebih penting, setelah mengantar pak Kusuma ke kamar nya, Mili dan Bowo pun keluar dari kamar dan menuju ke balkon lantai atas untuk ngobrol kembali."papa memang seperti itu Mas, orang nya tidak mau diam," ucap Mili yang hafal betul dengan kebiasaan papa nya itu."iya Mbak, seperti nya papa nya Mbak Mili muda nya sangat aktif dan tidak mau diam ya Mbak," sahut Bowo."menurut cerita papa sih begitu Mas, tapi yang Mili tau,papa memang orang nya suka ngulik Mas, apa pun yang bisa di jadikan bahan pembicaraan, pasti akan papa bahas dan pembahasan itu akan panjang, terkadang Mili sampai bosan dengar nya Mas, tapi walau begitu papa tetap tidak peduli, dan Mili tetap mengalah untuk mendengarkan semua cerita papa," ucap Mili yang menceritakan papa nya kepada Bowo."bagus itu Mbak, saya suka hal seperti itu, karena kita bisa bertanya hal yang tidak kita tau, dan papa
Baca selengkapnya
Bab - 20. Pacar Mili datang
"Hallo Om Danu, apa kabar Om?" tanya Mili yang menyalami pak Danu."Sangat baik, dan lebih baik, karena Om punya partner kerja yang hebat seperti Mas Bowo ini," jawab Pak Danu yang bangga dengan kinerja Bowo."Semoga lancar ya Om proyek nya," ucap Mili sumringah."Aamiin," Bowo dan pak Danu pun serempak mengamini nya."Om juga do'a kan kalian berjodoh," ucapan pak Danu membuat Bowo dan Mili bengong sesaat lalu tertawa."Hahahahah.., Om Danu ada-ada saja sih, kami ini cuma teman Om dan lebih ke kakak adik aja sih, iya kan Mas!" sahut Mili yang di balas anggukan oleh Bowo."Tapi Om berharap kalian bisa bersama-sama lho!" ucap pak Danu lagi."Jodoh, maut dan rejeki itu kan semua sudah di atur oleh yang Maha Kuasa Om, jadi kita jalani saja apa yang sudah Allah takdirkan untuk kita, meski apa pun itu yang merubah hidup kita, ya keputusan kita sendiri," sahut Bowo yang menimpali nya."Benar sekali, kita jalani saja apa yang sudah menjadi kehendak Nya," sahut pak Danu lagi membenarkan ucapan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status