Lahat ng Kabanata ng MENIKAH SIRI DENGAN TUAN PENGACARA: Kabanata 11 - Kabanata 16
16 Kabanata
Bab 11| Bukaan Pemaksaan
Layla keluar dari kamar setelah dia selesai mandi dan mengenakan pakaian yang layak untuk dilihat orang. Ia ingat kalau di rumah, bukan cuma dia saja yang tinggal melainkan ada dua pembantu yang bertugas membersihkan rumah dan memasak. Langkah demi langkah, Layla berjalan perlahan menuruni anak tangga. Padahal sudah lama berlalu tapi dia secara samar masih bisa merasakan gemetar pada kedua kakinya. Di lantai bawah, Layla berpapasan dengan wanita yang usianya lebih tua darinya. "Permisi," "Oh astaga... Anda sudah bangun?" Wanita yang ternyata salah satu pembantu itu bertanya pada Layla. "Ya, maaf saya mengagetkan Anda." ujarnya tak enak hati.Wanita itu tersenyum perhatian, lantas bertanya pada Layla, "Anda pasti lapar kan?""Ahh, iya," Layla bergumam malu."Tuan muda telah memberitahu kami agar melayani nona dengan baik. Apa demam Anda sudah turun? Bagaimana keadaan Anda? Apa ketidaknyamanan di mana pun?" "Saya baik-baik saja, dan untuk demamnya pun sudah turun.""Syukurlah. Tua
Magbasa pa
Bab 12| Meminta Izin
Layla tidak membawa ponsel yang ia tinggalkan di rumahnya. Dan sekarang, saat dia tidak punya kegiatan apa pun di rumah besar Hansen, dia ingin sekali mengunjungi ibu mertuanya untuk memastikan keadaannya. Namun karena kendala komunikasi, dia bingung harus memutuskan yang mana dulu. "Apa aku tanya saja pada Eli? Dia pasti tahu cara menghubungi Hansen." gumamnya sambil berpikir keras. Dia tidak berani pergi keluar rumah tanpa meminta izin dulu pada Hansen. Karena menurut Bibi pembantu di rumah tadi, dia tidak diizinkan kemana-mana dan harus tinggal di rumah untuk beristirahat sampai keadaannya sembuh total. "Aku coba saja," putusnya lalu pergi ke luar untuk menemui Bibi pembantu yang ia kenal.Di ruangan khusus untuk para pembantu bersantai, Layla menemukan Eli dan Bibi paruh baya yang ia ketahui namanya sebagai Bi Arum sedang menonton televisi sambil melipat baju. Tampaknya itu baju milik mereka yang habis di angkat dari jemuran. "Bi," Layla memanggil pelan dan kedua wanita beda u
Magbasa pa
Bab 13| Mengunjungi Ibu Mertua
Pada saat Layla datang mengunjungi ibu mertuanya, Bu Lastri langsung dipanggil oleh petugas polisi untuk menemuinya. Melihat sang menantu datang betapa bahagianya Bu Lastri. "Bu.""Layla... Kamu kemana saja, Nak? Kenapa kemarin tidak datang menjenguk Ibu? Ibu sudah cemas dan berpikir tidak-tidak. Ibu takut sesuatu terjadi padamu, Layla," Bu Lastri menggenggam tangan sang menantu dan meremasnya erat. Ia benar-benar khawatir pada Layla. Layla merasa terkejut mendengar serentetan pertanyaan yang diajukan oleh ibu mertuanya. Hatinya merasa sedih namun demikian ia tidak menunjukkan kesedihannya tersebut. "Maafkan aku, Bu. Kemarin aku sedang beberes dari rumah Nyonya Kusuma sampai-sampai kelelahan sekali. Nyonya memecat kita, jadi karena itu aku sekarang kembali tinggal di rumah yang ada di Cikarang." "Ya Tuhan... Lalu bagaimana? Kalau kita dipecat...." Bu Lastri tertunduk lesu, merasa bersalah karena kecerobohan yang telah dirinya perbuat. "Pasti sulit buat kamu Layla dapat kerjaan bar
Magbasa pa
Bab 14| Mulut Tanpa Filter
Saat Layla tiba di kediaman Hansen, pria itu telah pulang dari bekerja. Sekarang, sosoknya yang terlihat segar karena habis mandi sedang duduk di ruang tengah di lantai atas. Melihat suara langkah kaki dari tangga, sepasang matanya awas menatap si pemilik langkah. Begitu melihat kalau itu Layla, ia memanggilnya. "Layla, kemarilah." Layla sedikit terkejut karena panggilan Hansen. Sebab lampu utama tidak dinyalakan, dia tidak menyadari ada seseorang duduk di sana. Ia berjalan menghampiri pria tersebut. Setelah dekat, Hansen menunjuk ke sisinya agar wanita itu duduk di sampingnya. Patuh, dia pun mendekat. Yang mengejutkan, saat dia mau duduk, lengannya ditarik Hansen, membuat dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke depan.Bibir Hansen menyeringai senang. Dengan refleks yang tepat, ia menangkap Layla dan memeluknya erat. "A--apa?"Namun sebelum Layla berhasil mengeluarkan suara, mulutnya yang sedikit terbuka di cium pihak lain dengan agresif. Ia dicium dalam-dalam sampai saliva m
Magbasa pa
Bab 15| Perkembangan Kasus
Keesokan paginya, Layla bangun pada pukul delapan dengan tubuh sangat lelah. Ia terdiam lama di tempat tidur seraya melihat ke arah jendela dimana gordennya telah ditarik ke samping dan cahaya pagi masuk ke dalam kamar. Selain dirinya, dia tidak melihat keberadaan Hansen dimanapun. Lagi-lagi, dia terbangun sendirian di kamar pria itu. Hansen telah memberitahu Layla kalau nanti sahabatnya yang sekaligus pengacara itu akan menemuinya. Layla yang tak mau membiarkan orang itu menunggu dirinya lantas bangun dari tempat tidur lalu pergi mandi. Pada pukul sembilan, Jordan datang. Pria itu mengenakan setelan jas dan membawa tas kerja. Saat dia melangkah masuk ke rumah sahabatnya, ia mendapati seorang wanita yang akan menjadi klien yang mau dia bela sedang duduk di ruang tengah. Sendirian. "Halo, Layla" Layla langsung berbalik dan menyapa balik pada Jordan. Meski kelihatan gugup karena harus berhadapan dengan Jordan yang ia tahu tak menyukai dirinya, ia menyuruh pria itu agar duduk. "Sila
Magbasa pa
Bab 16| Tersangka Lain Dibalik Kasus
Proses sidangnya begitu rumit, meski begitu semuanya berjalan lancar. Seperti yang dikatakan oleh Jordan pada Layla, wanita itu tak perlu khawatir. Dia hanya harus mendengarkan dan menuruti baik-baik semua perkataan si pengacaranya. Meskipun semua bukti telah menunjukkan bahwa Bu Lastri merupakan tersangka utama, namun dari hasil penyidikan yang terbaru ditemukan kalau ternyata terdapat sidik jari lain serta bukti tambahan yang kini ditemukan. Setelah Jordan dan Layla pulang dari menghadiri sidang, mereka berdua bersama-sama pulang untuk menemui Hansen yang kini berada di kantornya Jordan. Setibanya mereka di gedung AMKA, banyak pasang mata melirik ke arah keduanya. Namun Jordan yang tampaknya telah terbiasa menjadi pusat perhatian cuma menunjukkan sikap acuh tak acuh dan terus menyuruh Layla agar berjalan terus. Usai masuk ke dalam lift, dan naik menuju ke lantai dimana kantor Jordan berada, mereka berdua langsung disambut oleh asisten Jordan yang bernama Stefanie. "Pak, Pak Harr
Magbasa pa
PREV
12
DMCA.com Protection Status