All Chapters of Penakhluk Hati sang Miliarder: Chapter 11 - Chapter 20
30 Chapters
Gara-gara foto
"Tapi, masa' iya itu punyanya cacha? Lagian, ngapain juga dia ke sini?"Bara tersenyum tipis. Jemari tangannya dengan cepat meraih kacamata yang menempel di kedua matanya."Bara-bara, bagaimana mungkin sepeda itu milik cacha. Yang ada sepedanya cacha, kemungkinan sudah berada di loakan," kata Bara seraya menggelengkan kepala. Mengingat kembali, momen indah antara dirinya, natasha dan sepeda kesayangan Natasha waktu dulu."Argh! Ngapain juga aku pusing mikirin sepeda itu. Kurang kerjaan banget." Bara meraih benda layar pipih yang tergeletak di atas meja. Menunggu sebuah pesan yang mungkin ada dari sepupunya."Tumben banget dia tidak mengaktifkan handphone?" Bara meletakkan kembali ponselnya. Jemari tangannya dengan cepat mengendorkan dasi merah marron yang terasa memekik leher. Membuang nafas seraya menopangkan kedua kaki tepat di atas meja yang ada di depannya."Hari yang melelahkan! Sebelum ke sini, seharusnya aku mampir dulu ke tukang urut. Tubuhku rasanya pegal-pegal semua!" gumam
Read more
Salah paham
"Seseorang? Siapa? Bukankah mereka sudah tak mau mengakuiku?" gumam Natasha dalam hati. Mengingat momen, di mana ia mulai terpuruk saat keluarga besar mengusir dirinya."Silahkan, Nona!" ucap wanita itu dengan ramahnya.Natasha melangkahkan kakinya secara perlahan. Rasa penasaran kian menghampiri di saat rasa lelah menguasai dirinya. KlekPintu mobil terbuka. Ia tercekat saat melihat orang yang telah mencarinya adalah pemilik mall ARANZA."Nyonya Ayu, nona Natasha sudah datang," ucap pengawal cantik tersebut."Madam Ayu? Bukankah dia madam Ayu, pemilik mall sekaligus ibunya pak Darren?" tanya Natasha dalam hati."Bisa kita bicara sebentar?" tanya madam Ayu yang membuat Natasha tak mampu menegak salivanya sendiri. Yah, untuk kali pertama ia mendengarkan suara yang sangat di nantikan oleh semua staff keamanan di mall Aranza. Di sisi lain, Darren melangkah berjalan memasuki rumahnya. Helaan nafas mulai keluar saat melihat pintu rumahnya sudah terbuka secara lebar."Kebiasaan!" gumam D
Read more
Sederhana tapi berkelas
"Pak Darren? Syukurlah pak Darren ke sini. Jadi, aku tak perlu menunggu besok untuk menceritakan kejadian ini,' gumam batin natasha tersenyum tipis dan mulai melangkah menghampiri bossnya itu."Bukankah saya sudah bilang untuk selalu mengaktifkan handphone sebelum jam 10 malam," tutur Darren."Ya, Pak. Saya ingat pesan bapak. Tapi, masalahnya handphone saya lowbat. Jadi, saya ....""Masuklah! Ada hal yang ingin saya bicarakan padamu," ucap Darren seraya membuka pintu mobil untuk natasha."Iya, Pak!" gegas Natasha mulai masuk dalam mobil jeep berwarna hitam tersebut.***"Darren-Darren, kenapa dia membiarkan wanita yang ia cintai tinggal di kos-kosan? Dia kan boss, seharusnya dia memberikan fasilitas untuk calon menantuku itu," gumam madam ayu seorang diri."Maaf, Nyonya. Mungkin saja tuan Darren sudah menawarkan hal itu pada nona natasha. Dan mungkin juga nona natasha menolaknya," sahut Yuna, pengawal pribadi madam Ayu."Yah, mungkin saja!" jawab madam Ayu mulai menscroll benda layar
Read more
Pertemuan keluarga
Kenapa pak Darren menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh denganku? Atau jangan-jangan kata pecat akan terucap dari mulutnya?' tanya Natasha dalam hati."Apa kamu bisa ganti baju santai saja?" Perkataan Darren seketika mengejutkan Natasha."Baju santai?" tanya Natasha memastikan."Jika bisa, gantilah sekarang!" pinta Darren seraya menatap ke arah arloji di tangannya."Baik, Pak!" gegas natasha berlari meninggalkan Darreen.Darren menghela nafas panjang. Tatapan matanya masih tertuju ke arah natasha yang mulai menghilang dari pandangannya."Semoga saja mereka menyukainya!" harap Darren mengangkat telepon yang berdering.Natasha mengecapkan bibirnya. Senyumnya selalu merekah saat berhadapan dengan cermin kesayangannya."Pak Darren mau pergi ke mana, ya? Kenapa dia menyuruhku untuk mengenakan baju santai?" tanya Natasha menunduk menatap kaos putih yang secara tidak sengaja sama dengan Darren kenakan."Hah, ngapain juga aku bingung memikirkannya. Yang pasti, saat ini aku bekerja, bekerja
Read more
Mantan kekasih
Tak lepas dari senyumnya, natasha mulai berjabat tangan dengan semua keluarga besar Darren Andaraksa satu persatu.Sebuah momen yang membuat dirinya teringat dengan keluarga besarnya.Namun, senyum manisnya mulai samar saat melihat sosok lelaki yang berdiri mematung tepat di bawah tangga."Dito? Kenapa dia juga ada di sini?' tanya batin natasha seakan tak mampu menegak air liurnya sendiri. Dua bola matanya berputar ketika Darren memundurkan kursi untuk dirinya."Duduklah!" bisik Darren menguntai senyum. Sontak saja, semua keluarga terkejut melihat senyum itu mengembang di bibir lelaki yang terkenal tertutup itu."Oma, lihatlah! Darren tersenyum!" bisik madam Ayu senang."Iya, oma juga melihatnya!" sahut oma yang duduk berdampingan. Tersirat ada kebahagiaan di wajah tua yang mulai keriput itu."Darren, duduklah! Kita makan dulu!" pinta papa terlihat begitu senang dengan kedatangan putranya.Sejenak, Natasha mendongak. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap saat lelaki yang pe
Read more
Permintaan keluarga
"Untuk kali ini, aku tak mau mengalah padamu, Darren Andaraksa!" gumam batin Dito memicing ke arah foto Darren.Tepat di ruang pribadi milik sang papa, Darren terdiam saat opa dan papanya secara bergantian berbicara kepadanya. "Opa akan memberikan saham 70% pada perusahaan kamu dan satu perusahaan opa, jika kamu bersedia menikah sebelum ulang tahun Oma," tutur opa dengan mudahnya. Sebuah pernyataan yang bisa membuat orang lain iri dengan hal ini."Papa sependapat dengan opa. Papa juga akan menyerahkan mall itu untukmu setelah kamu menikah dengan Natasha." Perkataan papa seketika membuat Darren terkejut mendengarnya.Lagi dan lagi, semua karena sopir pribadinya. Entah apa yang membuat mereka terpesona setelah bertemu natasha. Sampai-sampai, mereka rela memberikan kepercayaan mengelola perusahaan mereka dengan mudahnya."Bagaimana?" tanya opa dan papa secara serempak.Darren mendongak. Senyum tipisnya mengembang melihat mereka seakan tak sabar menanti jawabannya."Darren belum bertemu
Read more
Bonsai
"Jangan ...," ucap natasha terhenti saat ponselnya mati seketika."Huft! Mati lagi," gumamnya pada benda layar pipih yang ada dalam genggamannya."Bagaimana bisa dia berkata seperti itu tentang sepeda kesayanganku? Memberikannya pada orang lain lagi. Apa dia tidak ingat, kalo aku telah menolongnya dari keluarganya?"Natasha mengerucutkan bibirnya. Mendesah sebal seraya menopangkan kedua tangan di dada."Aku harus mencegahnya," gegas natasha melambaikan tangan ke arah taksi yang mulai mendekat ke arahnya.***Dito mengepalkan kedua tangannya. Dadanya terasa sangat sesak saat teringat perkataan yang terlontar dari mulut Natasha. Wanita yang dulu tak mau kehilangan dirinya, kini terlihat begitu muak padanya."Kamu pikir aku tidak bisa move on? Lihatlah! Aku bukan wanita yang lemah seperti dulu. Dan, terimakasih sebelumnya. Karenamu, aku mempunyai kepribadian yang kuat!" Perkataan Natasha kembali terlintas dalam benaknya."Heh, dia pasti bohong! Aku tak percaya jika dia melupakanku begitu
Read more
Akibat dari kecerobohan
"Bahkan gaji kamu selama 3 bulan saja tak cukup mengganti kerusakannya!"GlekSeketika, senyum Natasha hilang.Ia seakan tak percaya dengan apa yang sebenarnya terjadi. Kerugian yang baginya sangat fantastis. Huft! Niat hati ingin membuat sang atasan takut kehilangan dirinya kini malah sebaliknya."Jika kamu ingin berhenti bekerja dan tak mau menjadi kekasih saya lagi, kamu bisa membayar itu semua!" tegas Darren."Se-semuanya?" "Hmmmh!"Kost,Natasha membuka kedua bola manik matanya. Helaan nafas panjang mulai keluar dari hidung mancungnya. Sejenak, jemari tangannya mulai meraih selembar kertas yang sudah terlaminating rapi. Sebuah kontrak kerja yang sudah bertanda tangan di atas materai. Di mana ia harus mau menjadi kekasih Darren Andaraksa."-Bersedia menjadi kekasih Darren Andaraksa selama enam bulan ke depan.-Membebaskan segala kerugian atas kecerobohan yang di lakukan oleh Natasha Amora.-Tidak boleh BAPER!"Beberapa poin yang telah mereka sepakati bersama."BAPER? Heh, bagai
Read more
Perhatian sang oma
Alis Darren seakan menyatu. Sungguh, ia baru tersadar jika panggilannya pada Natasha sangatlah baku."Ayo, Pak! Hujan sudah mereda," gegas Natasha bersiap untuk bekerja. ***Bara mondar-mandir kesana kemari. Bibirnya merapat mengimbangi tegakan salivanya yang mengalir dengan paksa."Kenapa jam segini dia belum datang? Apa dia lupa kalo setengah jam lagi ada meeting dengan pak David?" tanya Bara menatap ke arah pintu masuk ruangannya yang tertutup rapat. Menunggu kedatangan Darren yang merupakan orang penting dalam perusahaan."Argh! Tak biasanya dia seperti ini. Biasanya, satu jam sebelum meeting, dia sudah berada di tempat. Heh! Sayang sekali jika kehilangan kontrak bersama pak David," gumam Bara mendesah berat."Kalo saja, aku bisa berpresentasi sepertinya, aku tak akan bingung seperti ini."Sejenak, dahinya mengernyit. Kedua kakinya melangkah ke arah jendela yang memperlihatkan keadaan lingkungan depan kantor. Sebuah mobil Jeep berwarna hitam yang begitu familiar baginya."Oh my
Read more
Kecupan kecil
Selesai meeting, Darren menyandarkan kepalanya di bahu kursi putar yang tersedia. Kedua matanya terpejam seraya menopangkan kedua kaki di atas meja.Sesaat, dua bola manik kedua matanya terbuka ketika teringat akan kecupan kecil yang ia tujukan ke arah kening sopir pribadinya itu."Haruskah seperti itu? Setiap kali akan berpisah?" tanya batin Darren terkejut saat jentikan tangan Bara membuyarkan lamunannya."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Bara mulai duduk di depan Darren.Darren menurunkan kedua kakinya. Memajukan kursinya dan bersiap menandatangani beberapa berkas yang telah di siapkan oleh Bara."Ahh, aku tau! Sudah pasti saat ini, kamu memikirkan tentang bonus yang akan kamu berikan pada kami. Iya kan?" "Bonus?" batin Darren bertanya."Menurutku sih, alangkah baiknya jika keberhasilan kita ini bonusnya agak beda dari kemarin. Tak hanya bonus cuan tapi juga makan bersama. Bagaimana?" saran Bara yang memang sangat masuk akal."Lakukanlah! Dan ajak semua pasangan mereka untuk ikut!"
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status