Lahat ng Kabanata ng Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik: Kabanata 11 - Kabanata 20
70 Kabanata
Bimbang
Selesai pulang bulan madu, Dion dan Nanda istirahat di rumah dengan kebiasaan baru mereka. Tidur dalam satu kamar. “Aku gak papa kan tidur dikamar kamu?” tanya Dion.Nanda mangangguk tanda setuju Dion tidur di sampingnya.Batin Nanda, "gimana dengan kontrak pernikahan ku sama Dion, bahas atau tidak ya tapi takutnya aku dan Dion malah berdebat".“Kamu kenapa, ada yang mau kamu tanyakan sama aku?” tanya Dion.Nanda masih bergelut dengan isi kepalanya, wajah bimbangnya tampak tertera dari tatapan Nanda. Bagi Nanda bukan perkara mudah untuk tidur bersama tapi dia sudah terhanyut dalam dan menyatu dengan tubuh Dion. Nanda ingin sekali menuntut perasaan cinta yang tulus dari Dion tapi ketakutannya dengan kontrak pernikahan menjadi tembok besar untuknya. Sekarang dia hanya bisa menunggu kepastian dari Dion soal pernikahan mereka, kontrak sementara atau selamanya. Kata cinta dari Dion sangat terdengar kosong, dia harus siap sebagai alat untuk mencapai tujuan Dion dan itu tidak bisa di pungkir
Magbasa pa
Gengsi
Besoknya di pagi hari, kebetulan mereka keluar dari ruangan secara bersamaan. Mereka saling bertukar tatapan canggung. Dion melengoskan wajah di hadapan Nanda. Dia bersikap acuh terus berjalan tanpa menyapa ataupun berbicara pada Nanda. Dion hendak meminum secangkir kopi panas dan roti isi selai kacang, sedangkan Nanda makan cereal di atas meja makan untuk sarapan. Nanda memasang wajah cemberut setiap kali bertemu muka dengan Dion. Mereka berdiam diri tidak saling menegur dan aktif dengan ponselnya sendiri-sendiri. Seketika ada chat masuk dari Lia, mantan rekan kerja Nanda sama-sama OB di perusahaan Dion.Lia[Nanda ada festival makanan di kantor, kamu kesini ya kumpul bareng, kita-kita kangen sama kamu. Jangan lupa izin dulu sama Pak Dion ya Nanda,] Nanda,[Oke Lia nanti aku kabari secepatnya kalau udah dapat izin dari Dion]Nanda terus melirik ke Dion yang sedang menonton berita pagi. Tidak mudah untuknya duluan mengajak Dion bicara, yang ada Dion pasti cuek dengannya. Setiap ka
Magbasa pa
Bermalam di rumah Ayah 1
Selanjutnya selesai acara festival di perusahaan Dion, Hanif yang sedang mencari-cari keberadaan Nanda akhirnya ketemu. Nanda termenung sendirian. "Ibu Nanda," tegur Hanif."Iya Pak Hanif," sahut Nanda."Pak Dion sudah menunggu Ibu di dalam mobil," seru Hanif."Ayo," balas Nanda lalu berdiri dan melangkah bersama Hanif menuju mobil.Dion dan Nanda masih terpaku diam satu sama lain. Hanif juga tidak berani untuk berkata akibat ulah ketiga pegawai wanita pada Nanda. Nanda masih menguatkan jiwa dan raganya untuk tetap tegar dan tidak terus-terusan meratapi cibiran orang-orang yang menyepelekannya.Helaan nafas Nanda sangat panjang bahkan tarikan nafasnya amat dalam terdengar sangat jelas keluhannya yang tertanam di benaknya. Nanda berpikir,"Merengek pada diri sendiri sekarang percuma, solusinya aku jalani saja hidup yang suda terlanjur di buat oleh kontrak pernikahan".Bibirnya manyun selama di perjalanan menuju pulang. Dion menyadari drama yang di rasakan Nanda saat ini adalah sebagia
Magbasa pa
Bermalam di Rumah Ayah 2
Dion sudah pulang ke rumah Ayahnya Nanda setelah memberi Nanda waktu menyendiri. Dia mengetuk pintu kamar berniat masuk untuk istirahat.“Nanda,” panggilnya.Lantas Nanda membuka pintu kamarnya. Lalu Dion masuk dan Nanda kembali terbaring di atas kasur. Dion mengambil setelan baju tidur yang sudah dilipat Nanda. Dia ingin sekali merangkul tubuh Nanda tapi dia tahan karena Nanda lagi masa memulihkan mentalnya.Mereka tidur saling membelakangi tubuh. Sejak Nanda menikah, kasur di kamarnya sudah diganti Ayahnya Nanda dari ukuran single jadi king. Kedua bola mata Nanda tidak bisa menutup rasa kantuk di kalahkan dengan rasa jenuh. Kedua kakinya Nanda tidak bisa diam, bergerak mengikuti pikirannya yang lagi kusut.“Kaki kamu bisa diam tidak,” ketus Dion. Sontak kedua kakinya terdiam, tapi selang beberapa menit kedua kakinya bergerak kembali. Dion jengkel kemudian dia menahan kedua kaki dan tubuh Nanda dalam dekapan erat. Dia membelai rambut Nanda dengan kedua matanya terpejam.“Aku ngantu
Magbasa pa
Acara Ulang Tahun Gery
Dion dan Nanda sudah pulang ke rumah Papanya Dion, ketika mereka baru menginjak halaman rumah. Suasana halaman depan berubah drastis, tampak dekorasi mawar putih dan dekorasi ulang tahun serba putih. Terdapat juga papan dekorasi bertulisan selamat ulang tahun Gery.Cengiran Dion melukiskan rasa sebalnya melihat rumahnya yang di mana, tempat ia tumbuh dari kecil sampai dewasa terasa asing. Ia bahkan menancapkan tatapan tajam pada Feni, Bianca dan Gery yang sedang sibuk mengawasi persiapan acaranya.Feni pun melihat Dion dan Nanda baru kelihatan di rumah, dia mendatangi mereka untuk bicara. "Kalian berdua jangan lupa tampakan diri nanti malam," sinis Feni bicara."Baju kalian nanti sore diantarkan," sambung Feni."Iya Tante," sahut Nanda.Dion tidak menanggapi Feni bicara, dia meneruskan langkahnya menuju kamar. Disusul Nanda juga melangkah ke kamar.Memasuki kamar, Dion bergegas menghubungi Hanif untuk memesan setelan jas warna merah terang dan dress warna terang dengan taburan glitte
Magbasa pa
Kedatangan Arya
Berkat kejadian acara ulang tahun Gery, Feni dan kedua anaknya sangat sinis pada Dion dan Nanda. Mereka semua sarapan bersama, tidak lupa menerbangkan tatapan garang, Dion sendiri tidak peduli dengan Feni dan kedua anaknya."Serius kalau bukan permintaan Papa ajak sarapan bersama, aku tidak sudi satu meja dengan Feni," bisik Dion pada Nanda."Bagaimana pun juga Gery dan Bianca saudara satu Ayah sama kamu," ujar Nanda membalas bisikan Dion.Dion seakan menepis omongan Nanda, dia menolak mentah-mentah pernyataan Nandan melalui sorot matanya yang jutek. Nanda membatin, " Lagi-lagi aku salah bicara padahal aku bicara berdasarkan fakta akurat".Di pastikan Dion kembali lagi ke mode ketusnya karena dia tidak terima omongan Nanda bicarakan hubungannya tentang Gery dan Bianca.Dion berpikir, "Nanda, kamu tahu apa tentang hubungan keluarga ini, sok tahu pakai bicara saudara satu Ayah. Jelas-jelas campuran aliran darah Mama lebih kental dalam tubuh ku di banding darah Ayah, sebaliknya juga. Dar
Magbasa pa
Serangan keluarga Dion
Kemudian Dion keluar dari rumahnya bersama Hanif menuju kantor sedangkan Nanda dan Arya pergi melihat-lihat beberapa universitas. Di perjalanan, setelah melihat beberapa universitas, Nanda bingung mau masuk jurusan apa. Dia mau diskusi dengan Dion pun percuma pasti dia mendapatkan jawaban ketus. Arya menengok Nanda yang tampak uring-uringan. “Ibu Nanda kenapa?” tanya Arya.“Aku bingung mau ambil jurusan apa,” jawab Nanda mengeluh.“Ambil manajemen bisnis saja Buk,” tanggap Arya, di respon Nanda setuju. “Kak Arya kalau lagi berdua panggil Nanda saja jangan Ibu, aku masih mudah bukan Ibu-Ibu.” Omong Nanda. Arya agak tertawa mendengar ucapan Nanda tapi bagaimanan pun juga Nanda istri atasannya.“Kamu kenapa bisa menikah sama Pak Dion?” tanya Arya penasaran.“Di jodohkan sama Pak Hanif,” jawab Nanda sedikit kiku.“Oh...” respon Arya tidak percaya.Kedua bola mata Nanda menghindari tatapan Arya yang saat itu terus menatapnya. Dia mengalihkan kedua matanya ke arah jendela mobil.“Kamu sud
Magbasa pa
Cemburu 1
Nanda kecil hati pada Dion, sikap kerasnya bikin perasaan Nanda penat. Dia menunggu perubahan pada diri Dion agar bisa sedikit lebih bijaksana tapi Dion pasti kembali ketus dan suka menyakiti kalau bicara.Dion tidak pandang bulu jika dia marah. Ya, kenyataan Kejamnya drama kehidupan yang Dion rasakan, berdampak sampai ia dewasa. Nanda selalu terkena imbas terus di dekat Dion.Dion kembali ke rumah, begitu juga dengan Nanda. Mereka saling menatap tapi tidak ada yang berinisiatif untuk bicara duluan. Mereka saling membisu menutup rapat mulut mereka lalu masuk ke kamar masaing-masing.Hari yang panjang di lalui Nanda, dia gunda gulana memikirkan hubungan pernikahannya dengan Dion. Dia tahu, tidak berhak mengharapkan lebih dalam pernikahannya dengan Dion. Luka hati Dion tidak mudah di sembuhkan dan hanya Dion yang tahu dan merasakan seberapa sakitnya dia. Sulit sekali Nanda masuk ke dalam hati Dion, sampai Dion pun masih membatasi dirinya dengan cara ketus padanya.***Pagi harinya, Dion
Magbasa pa
Cemburu 2
Nanda dan Arya sampai di restoran tempat mereka makan siang bersama. Waktu pelayan memberikan menu makanan, Nanda sempat tidak nafsu makan. Lantas Arya yang memesankan makanan. Ketika makanan tiba, menyendok makanan saja Nanda lesu. “Sabar Nanda,” kata Arya coba memadamkan rasa kecewanya.“Pedih banget Kak, aku menikah dengannya hanya untuk di hina.” Keluh Nanda sangat bersedih.Arya berusaha menjadi pendengar yang baik, dia juga tidak meninggalkan Nanda seperti Dion yang tega begitu saja meninggalkan Nanda.Arya menunggu sampai rasa sedih Nanda menghilang dan baru makan bersama.***Di lokasi berbeda, Dion sudah berkumpul dengan teman-teman kuliahnya. Waktu Dion dan Nanda menikah hanya beberapa yang datang ke resepsi pernikahan Dion dan Nanda, mereka banyak penasaran dan ingin mengenal sosok Nanda.Tiba-tiba Laura Fania, Mantan Dion saat kuliah datang. Laura ikut berkumpul bersama. Dion terkejut sekali sekaligus sedikit terperangah dengan perubahan Laura. Tampilan Laura lebih tertutu
Magbasa pa
Belanja
Dion, [Aku hari ini pulang kerja jam 3 soreh,]Nanda,[Terus,]Dion,[Bersiaplah sebentar lagi aku pulang, kita belanja baju keperluan buat ke puncak]Nanda,[Buat apa belanja baju, di lemari masih banyak baju ke gantung belum di pakai]Dion,[Ikuti saja omongan aku,]Lantas Dion berhenti mengirim chat pada Nanda. Dion bertanya pada Hanif tentang perkembangan Leon.“Gimana pekerjaan baru Leon?” tanya Dion pada Hanif.“Leon bekerja kebanyakan mengeluh Pak. Dia juga sempat kabur, dia menghilang tidak pulang ke rumah tapi orang kita berhasil menemukan dia.” Terang Hanif.Sejak Leon main fisik dengan Nanda, Dion mengerahkan semua suruhannya untuk mencari Leon dan dalam pengawasan Hanif. Sekali Leon melawan Hanif, sabuk hitam Hanif keluar menghajar Leon. Alhasil Leon ketakutan dan menurut setiap perintah Hanif. Leon di training bekerja di gudang milik perusahaan Dion.***Sesampai di rumah untuk menjemput Nanda, Dion papasan dengan Papanya di depan rumah.“Gimana keadaan Mama kamu?” tanya
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status